BibTex Citation Data :
@article{JATP7442, author = {Cahya Utama and Zuprizal Zuprizal and Chusnul Hanim and Wihandoyo Wihandoyo}, title = {Pengolahan Sinbiotik Kultur Campuran yang Berasal dari Kombinasi Bekatul Gandum sebagai Prebiotik dan Jus Kubis Terfermentasi sebagai Probiotik melalui Proses Fermentasi}, journal = {Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan}, volume = {9}, number = {3}, year = {2020}, keywords = {synbiotic; mix culture; cabbage waste; probiotics; fermentation; wheat pollard; prebiotics; sinbiotik; kultur campuran; kubis; probiotik; bekatul gandum; prebiotik}, abstract = { Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas sinbiotik kultur campuran yang berasal dari jus kubis terfermentasi sebagai probiotik yang ditambahkan pada bekatul gandum sebagai prebiotik melalui proses fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor yang digunakan adalah lama pemeraman dan variasi konsentrasi jus kubis. Parameter yang diamati adalah komponen proksimat (kadar air, abu, lemak kasar, protein kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), komponen serat berupa acid detergent fibre atau ADF, neutral detergent fibre (NDF), selulosa, hemiselulosa dan lignin, serta gross energi, glukosa, sukrosa, mannosa, arabinosa, rafinosa, amilum, amilosa, amilopektin dan pati resisten serta profil sinbiotik kultur campuran melalui analisis scanning electron microscope (SEM). Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan yang signifikan pada kadar abu, protein kasar, serat kasar (p<0,05) sedangkan pada parameter BETN, ADF, NDF, hemiselulosa, lignin, gross energi, sukrosa, mannosa, arabinosa, rafinosa, amilosa, amilum, amilopektin dan pati resisten terdapat interaksi antar kedua faktor (p<0,05) namun pada parameter glukosa tidak terdapat interaksi antar kedua faktor. Kesimpulan penelitian yaitu sinbiotik kultur campuran terbaik terdapat pada penambahan 40% jus kubis terfermentasi dengan lama fermentasi 4 hari. Sinbiotik kultur campuran ini dapat digunakan sebagai sumber additive untuk pangan maupun kepentingan lainnya seperti pakan ternak. Processing of Mixed Culture Sinbiotics Originating from the Combination of Wheat Pollard as Prebiotics and Fermented Cabbage Juice as Probiotics through the Fermentation Process Abstract The objective of this study was to examine the quality of mixed culture synbiotics derived from fermented cabbage juice as probiotics which were added to wheat pollard as a prebiotic through the fermentation process. The study used a completely randomized 3x3 factorial pattern design with 3 replications and the observed factors were duration of incubation and concentrations of applied cabbage juice. Proximate components (water content, ash, crude fat, crude protein, crude fiber and extraction material without nitrogen or BETN), fiber components (acid detergent fiber (ADF), neutral detergent fiber (NDF), cellulose, hemicellulose and lignin), gross energy, glucose, sucrose, mannose, arabinose, raffinose, starch, amylose, amylopectin and resistant starch and mix culture synbiotic profile through scanning electron microscope (SEM) were analyzed. The results showed a significant increase in ash content, crude protein, crude fiber (p<0.05) while in BETN, ADF, NDF parameters, hemicellulose, lignin, gross energy, sucrose, mannose, arabinose, raffinose, amylose, starch, amylopectin and resistant starch interaction between the two factors (p<0.05). However, in the glucose parameter there was no interaction between the two factors. The conclusion of the research is that the best mixed culture synbiotic is in the addition of 40% fermented cabbage juice with 4 days fermentation time. This mixed culture synbiotic can be used as an additive source for food and animal feed. }, issn = {2460-5921}, pages = {133--148} doi = {10.17728/jatp.7442}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jatp/article/view/7442} }
Refworks Citation Data :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas sinbiotik kultur campuran yang berasal dari jus kubis terfermentasi sebagai probiotik yang ditambahkan pada bekatul gandum sebagai prebiotik melalui proses fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor yang digunakan adalah lama pemeraman dan variasi konsentrasi jus kubis. Parameter yang diamati adalah komponen proksimat (kadar air, abu, lemak kasar, protein kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), komponen serat berupa acid detergent fibre atau ADF, neutral detergent fibre (NDF), selulosa, hemiselulosa dan lignin, serta gross energi, glukosa, sukrosa, mannosa, arabinosa, rafinosa, amilum, amilosa, amilopektin dan pati resisten serta profil sinbiotik kultur campuran melalui analisis scanning electron microscope (SEM). Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan yang signifikan pada kadar abu, protein kasar, serat kasar (p<0,05) sedangkan pada parameter BETN, ADF, NDF, hemiselulosa, lignin, gross energi, sukrosa, mannosa, arabinosa, rafinosa, amilosa, amilum, amilopektin dan pati resisten terdapat interaksi antar kedua faktor (p<0,05) namun pada parameter glukosa tidak terdapat interaksi antar kedua faktor. Kesimpulan penelitian yaitu sinbiotik kultur campuran terbaik terdapat pada penambahan 40% jus kubis terfermentasi dengan lama fermentasi 4 hari. Sinbiotik kultur campuran ini dapat digunakan sebagai sumber additive untuk pangan maupun kepentingan lainnya seperti pakan ternak.
Processing of Mixed Culture Sinbiotics Originating from the Combination of Wheat Pollard as Prebiotics and Fermented Cabbage Juice as Probiotics through the Fermentation Process
AbstractThe objective of this study was to examine the quality of mixed culture synbiotics derived from fermented cabbage juice as probiotics which were added to wheat pollard as a prebiotic through the fermentation process. The study used a completely randomized 3x3 factorial pattern design with 3 replications and the observed factors were duration of incubation and concentrations of applied cabbage juice. Proximate components (water content, ash, crude fat, crude protein, crude fiber and extraction material without nitrogen or BETN), fiber components (acid detergent fiber (ADF), neutral detergent fiber (NDF), cellulose, hemicellulose and lignin), gross energy, glucose, sucrose, mannose, arabinose, raffinose, starch, amylose, amylopectin and resistant starch and mix culture synbiotic profile through scanning electron microscope (SEM) were analyzed. The results showed a significant increase in ash content, crude protein, crude fiber (p<0.05) while in BETN, ADF, NDF parameters, hemicellulose, lignin, gross energy, sucrose, mannose, arabinose, raffinose, amylose, starch, amylopectin and resistant starch interaction between the two factors (p<0.05). However, in the glucose parameter there was no interaction between the two factors. The conclusion of the research is that the best mixed culture synbiotic is in the addition of 40% fermented cabbage juice with 4 days fermentation time. This mixed culture synbiotic can be used as an additive source for food and animal feed.
Article Metrics:
Last update:
Author dapat secara bebas menggunakan isi dari artikelnya tanpa harus ijin secara khusus kepada redaksi. Author dapat secara bebas menyampaikan artikelnya di kelas, meeting, dan dapat didistribusikan kepada pihak lain selama tidak digunakan untuk kepentingan komersial (sesuai dengan prinsip copyright JATP: CC attribution Non Commercial).
Authors pembaca dapat me-redistribusi material dengan berbagai format akan tetapi harus memberikan credit dan tidak mengubah isi serta tidak digunakan untuk kepentingan komersial.
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan adalah jurnal dengan open access system. Seluruh artikel pada jurnal ini, dapat didownload secara gratis tanpa harus registrasi terlebih dahulu.