BibTex Citation Data :
@article{JATP3761, author = {Tati Barus and Fransiska Maya and Anastasia Hartanti}, title = {Peran Beberapa Galur Rhizopus microsporus yang Berasal dari “laru tradisional” dalam Menentukan Kualitas Tempe}, journal = {Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan}, volume = {8}, number = {1}, year = {2019}, keywords = {Rhizopus; tempe; quality, laru, traditional, commercial, kualitas, tempe, tradisional}, abstract = { Kualitas tempe ditentukan oleh mikroorganisme yang berperan selama proses fermentasi berlangsung. Mikroorganisme utama dalam fermentasi tempe adalah Rhizopus spp. yang sekarang umumnya berasal dari salah satu jenis laru komersial. Akibatnya, keragaman Rhizopus spp. yang digunakan pada fermentasi tempe mengalami penurunan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang peran beberapa galur R. microsporus yang berasal dari “laru tradisional” dalam menentukan kualitas tempe. Tempe diproduksi menggunakan R. microsporus TB 23 (Tempe TB 23), R. microsporus TB 32 (Tempe TB 32), R. microsporus TB 51 (Tempe TB 51), R. microsporus TB 55 (Tempe TB 55) dan tempe menggunakan laru komersial (Tempe K). Kualitas tempe ditentukan melalui pengukuran tekstur, warna, cita rasa, aktivitas antioksidan, dan komposisi kimia (kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan kadar serat kasar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur, warna, dan cita rasa Tempe TB 23, Tempe TB 32, dan Tempe TB 55 sama dengan Tempe K. Demikian juga komposisi kimia Tempe TB 23, Tempe TB 32, dan Tempe TB 55 hampir sama dengan Tempe K. Namun aktivitas antioksidan ketiga jenis tempe tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Tempe K. Tekstur, warna, dan komposisi kimia Tempe TB 23, Tempe TB 32, dan Tempe TB 55 bersama dengan Tempe K memenuhi syarat mutu tempe yang ditetapkan di Indonesia, yaitu yang tertera pada SNI 3144:2015. Oleh karena itu kesimpulannya adalah R. microsporus TB 23, R. microsporus TB 32, dan R. microsporus TB 55 memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai laru komersial untuk fermentasi tempe. The Role of Some Strains of Rhizopus microsporus Originating from “laru tradisional” in Determining Tempe Quality Abstract The quality of tempe was determined by involved microorganisms. The main microorganism in tempe fermentation is Rhizopus spp. which now generally comes from one type of commercial laru. As a result, the diversity of Rhizopus spp. in tempe has decreased. Therefore, this study aims to obtain information about the role of several strains of R. microsporus originating from \"laru tradisional\" in determining the quality of tempe. Tempe was produced using R. microsporus TB 23 (Tempe TB 23), R. microsporus TB 32 (Tempe TB 32), R. microsporus TB 51 (Tempe TB 51), R. microsporus TB 55 (Tempe TB 55), and tempe using commercial laru (Tempe K). The quality of tempeh was determined through measurements of texture, color, taste, antioxidant activity, and chemical composition (moisture content, fat content, protein content, and crude fiber content). The results showed that texture, color and taste of Tempe TB 23, Tempe TB 32, Tempe TB 55 were similar as compared to Tempe K. The antioxidant activity of the three types of tempe was higher than Tempe K. The chemical composition of the three types of tempeh was almost similar compare d to Tempe K. Texture, color and chemical composition of Tempe TB 23, Tempe TB 32, Tempe TB 55 and Tempe K has fulfilled the quality requirements of tempe in Indonesia, which were listed in SNI 3144: 2015. Therefore, R. microsporus TB 23, R. microsporus TB 32 and R. microsporus TB 55 may be developed as commercial inoculums for tempe fermentation. }, issn = {2460-5921}, doi = {10.17728/jatp.3761}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jatp/article/view/3761} }
Refworks Citation Data :
Kualitas tempe ditentukan oleh mikroorganisme yang berperan selama proses fermentasi berlangsung. Mikroorganisme utama dalam fermentasi tempe adalah Rhizopus spp. yang sekarang umumnya berasal dari salah satu jenis laru komersial. Akibatnya, keragaman Rhizopus spp. yang digunakan pada fermentasi tempe mengalami penurunan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang peran beberapa galur R. microsporus yang berasal dari “laru tradisional” dalam menentukan kualitas tempe. Tempe diproduksi menggunakan R. microsporus TB 23 (Tempe TB 23), R. microsporus TB 32 (Tempe TB 32), R. microsporus TB 51 (Tempe TB 51), R. microsporus TB 55 (Tempe TB 55) dan tempe menggunakan laru komersial (Tempe K). Kualitas tempe ditentukan melalui pengukuran tekstur, warna, cita rasa, aktivitas antioksidan, dan komposisi kimia (kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan kadar serat kasar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur, warna, dan cita rasa Tempe TB 23, Tempe TB 32, dan Tempe TB 55 sama dengan Tempe K. Demikian juga komposisi kimia Tempe TB 23, Tempe TB 32, dan Tempe TB 55 hampir sama dengan Tempe K. Namun aktivitas antioksidan ketiga jenis tempe tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Tempe K. Tekstur, warna, dan komposisi kimia Tempe TB 23, Tempe TB 32, dan Tempe TB 55 bersama dengan Tempe K memenuhi syarat mutu tempe yang ditetapkan di Indonesia, yaitu yang tertera pada SNI 3144:2015. Oleh karena itu kesimpulannya adalah R. microsporus TB 23, R. microsporus TB 32, dan R. microsporus TB 55 memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai laru komersial untuk fermentasi tempe.
The Role of Some Strains of Rhizopus microsporus Originating from “laru tradisional” in Determining Tempe Quality
Abstract
The quality of tempe was determined by involved microorganisms. The main microorganism in tempe fermentation is Rhizopus spp. which now generally comes from one type of commercial laru. As a result, the diversity of Rhizopus spp. in tempe has decreased. Therefore, this study aims to obtain information about the role of several strains of R. microsporus originating from "laru tradisional" in determining the quality of tempe. Tempe was produced using R. microsporus TB 23 (Tempe TB 23), R. microsporus TB 32 (Tempe TB 32), R. microsporus TB 51 (Tempe TB 51), R. microsporus TB 55 (Tempe TB 55), and tempe using commercial laru (Tempe K). The quality of tempeh was determined through measurements of texture, color, taste, antioxidant activity, and chemical composition (moisture content, fat content, protein content, and crude fiber content). The results showed that texture, color and taste of Tempe TB 23, Tempe TB 32, Tempe TB 55 were similar as compared to Tempe K. The antioxidant activity of the three types of tempe was higher than Tempe K. The chemical composition of the three types of tempeh was almost similar compared to Tempe K. Texture, color and chemical composition of Tempe TB 23, Tempe TB 32, Tempe TB 55 and Tempe K has fulfilled the quality requirements of tempe in Indonesia, which were listed in SNI 3144: 2015. Therefore, R. microsporus TB 23, R. microsporus TB 32 and R. microsporus TB 55 may be developed as commercial inoculums for tempe fermentation.
Article Metrics:
Last update:
Author dapat secara bebas menggunakan isi dari artikelnya tanpa harus ijin secara khusus kepada redaksi. Author dapat secara bebas menyampaikan artikelnya di kelas, meeting, dan dapat didistribusikan kepada pihak lain selama tidak digunakan untuk kepentingan komersial (sesuai dengan prinsip copyright JATP: CC attribution Non Commercial).
Authors pembaca dapat me-redistribusi material dengan berbagai format akan tetapi harus memberikan credit dan tidak mengubah isi serta tidak digunakan untuk kepentingan komersial.
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan adalah jurnal dengan open access system. Seluruh artikel pada jurnal ini, dapat didownload secara gratis tanpa harus registrasi terlebih dahulu.