Jurnal pangan nasional "terakreditasi" Kemeristekdikti dari Indonesian Food Technologists® - IFT
skip to main content

Tingkat Penerimaan, Kadar Zat Besi dan Vitamin C Sorbet Berbahan Daun Kelor dan Jambu Biji Merah untuk Anemia Defisiensi Besi (Level of Acceptance, Iron and Vitamin C Content of Moringa Leaves and Red Guava Sorbet for Iron Deficiency Anemia)

Tiffany Nisa Arviyani  -  Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
*Diana Nur Afifah  -  Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Etika Ratna Noer  -  Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Gemala Anjani  -  Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
M. Zen Rahfiludin  -  Departemen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Endang Mahati  -  Departemen Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat penerimaan, kadar zat besi dan vitamin C sorbet berbahan daun kelor dan jambu biji merah. Anemia defisiensi besi merupakan penurunan simpanan zat besi karena kehilangan zat besi tubuh (perdarahan, infeksi, gangguan penyerapan zat besi, dan kondisi peningkatan kebutuhan zat besi), yang mengakibatkan suplai zat besi tidak mencukupi untuk produksi sel darah merah (eritropoiesis). Anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Pengembangan produk pangan dapat dilakukan sebagai upaya penanggulangan anemia defisiensi besi, dengan menggabungkan pangan sumber zat besi non-haem dengan pangan sumber vitamin C. Sorbet berbahan daun kelor dan jambu biji merah dapat dimanfaatkan sebagai alternatif snack berbasis pangan fungsional untuk mengatasi anemia defisiensi besi. Penelitian dilakukan 2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan berupa uji tingkat penerimaan dengan metode hedonik pada 34 panelis. Formula yang diujikan meliputi, sorbet pengenceran 50 mL (formula 1), 100 mL (formula 2), dan 150 mL (formula 3). Tahap selanjutnya, formula terpilih dengan skor hedonik tertinggi dianalisis kadar zat besi dengan metode XRF dan vitamin C dengan metode HPLC. Formula terbaik berdasarkan uji tingkat penerimaan adalah sorbet dengan pengenceran 100 mL (formula 2). Sorbet formula 2 memiliki rerata kadar zat besi sebesar 0,3 mg/100 g dan vitamin C sebesar 80,17 mg/100 g. Sorbet formula 2 memberikan kontribusi zat besi terhadap AKG remaja putri usia 13-15 dan 16-18 tahun sebesar 2%. Sorbet formula 2 memberikan kontribusi vitamin C terhadap AKG remaja putri usia 13-15 dan 16-18 tahun masing-masing sebesar 123,3% dan 106,9%.

 

Abstract

This study was aimed to analyze the level of acceptance, iron and vitamin C sorbet content made from moringa leaves and red guava. Iron deficiency anemia was a condition of decreased in iron stores due to loss of body iron (bleeding, infection, impaired iron absorption, and increased iron demand conditions) that resulted in insufficient iron supply for red blood cell production (erythropoiesis). Iron deficiency anemia could result in decreased endurance and productivity. One of the efforts to deal with iron deficiency anemia was the development of food products. Food product development could be done by combining non-haem iron source food with vitamin C source food. Sorbet made from moringa leaves and red guava could be used as an alternative to a functional food-based snack to treat iron deficiency anemia. The study were conducted  in 2 stages, preliminary study in the form of a hedonic test on 34 panelists to analyze level of acceptance. The formulas tested included, sorbet with a dilution of 50 mL (formula 1), 100 mL (formula 2), and 150 mL (formula 3). The next step, one formula was selected with the highest hedonic score analyzed the iron content by the XRF method and the vitamin C content by the HPLC method. The best formulation based on the level of acceptance test  must be sorbet with 100 mL dilution (formula 2). Iron content averages of formula 2 must be 0.3mg/100 g and vitamin C content averages must be 80.17mg/100 g. Formula 2 contribute to iron based on adolescents girl’s AKG (13-15 and 16-18 years old) was 2%, vitamin C based on adolescents girl’s AKG (13-15 and 16-18 years old) were 123.3% and 106.9% respectively.

Fulltext View|Download
Keywords: anemia defisiensi besi; daun kelor; jambu biji merah; sorbet (iron deficiency anemia; moringa leaves; red guava; sorbet)
Funding: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro under contract No. 1213/UN7.5.4.2.1/PP/PM/2020.

Article Metrics:

  1. Amengor, M. G., Aryeetey, R., Afari, E., Nyarko, A. 2016. Micronutrient composition and acceptability of Moringa oleifera leaf-fortified dishes by children in Ada-East district, Ghana. Food Science and Nutrition 5(2):317–323. DOI: 10.1002/fsn3.395
  2. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2015. Pedoman pengujian sensori pada produk perikanan SNI 2346:2015. bsn.go.id (Diakses tanggal 22 Juni 2021)
  3. Briawan, D. 2016. Anemia Masalah Gizi pada Remaja. Buku Kedokteran EGC, Jakarta
  4. Cahyaningati, O., Sulistiyati, T.D. 2020. Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Kadar β-Karoten dan Organoleptik Bakso Ikan Patin (Pangasius pangasius). Journal of Fisheries and Marine Research 4(3): 345-351. DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.03.5
  5. Cahyadi, W., Widiantara, T. & Rahmawati, P. S. 2017. Penambahan konsentrasi bahan penstabil dan sukrosa terhadap karakteristik sorbet murbei hitam. Pasundan Food Technology Journal 4(3): 218-224. DOI: 10.23969/pftj.v4i3.649
  6. Camaschella, C. 2017. New Insight into Iron Deficiency Anemia. Blood Reviews 31(4): 225-233. DOI: 10.1016/j.blre.2017.02.004
  7. Gopalakrishnan, L., Doriya, K., Kumar, D. 2016. Moringa oleifera: A review on nutritive importance and its medicinal application. Food Science and Human Wellness 5: 49–56. DOI: 10.1016/j.fshw.2016.04.001
  8. Guntarti, A., Hutami, E.N. 2019. Validation and Vitamin C Testing in Crystal Guava (Psidium Guajava L.) with Variation of Origin with the HPLC Method (High Performance Liquid Chromatography). International Journal of Chemistry 11 (1): 52-59. DOI: 10.5539/ijc.v11n1p52
  9. Hasniar, Rais, M., Fadilah, R. 2019. Analisis Kandungan Gizi dan Uji Organoleptik pada Bakso Tempe dengan Penambahan Daun Kelor (Moringa oleifera). Jurnal Pendidikan Teknologi Pangan 5: S189-S200. DOI: 10.26858/jptp.v5i0.9080
  10. Hipolito, C., Ramalheira, R., da Costa, S.B., Martins, M.M. 2016. The Effect of Fruit Cultivar/Origin and Storage Time on Sorbets Quality. Food Science and Technology 68: 462-469. DOI: 10.1016/j.lwt.2015.12.054
  11. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. kemkes.go.id (Diakses tanggal 12 Oktober 2020)
  12. Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. kemkes.go.id (Diakses tanggal 22 Juni 2021)
  13. Kemenkes RI. 2018. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) 2017. kemkes.go.id. (Diakses tanggal 22 Juni 2021)
  14. Kemenkes RI. 2019. Angka Kecukupan Gizi. kemkes.go.id. (Diakses tanggal 2 Oktober 2020)
  15. Kemenkes RI. 2021. Penanggulangan Anemia Remaja Putri. kemkes.go.id. (Diakses tanggal 22 Juni 2021)
  16. Kurniasih. 2013. Khasiat & Manfaat Daun Kelor. Pustaka Baru Press, Yogyakarta
  17. Malibun, F.B., Syam, H., Sukainah, A. 2019. Pembuatan Rice Crackers dengan Penambahan Beras Merah (Oryza nivara) dan Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 5 (2): 1-13. DOI: 10.26858/jptp.v5i2.9621
  18. Mills, J.S., Polivy, J., Iqbal, A. 2020. Food-Based Social Comparisons Influence Liking and Consumption. Appetite 151. DOI: 10.1016/j.appet.2020.104720
  19. Mirza, F.G., Kadir, R.A., Breyman, C., et.al. 2018. Impact and Management of Iron Deficiecy and Iron Deficiency Anemia in Women’s Health. Expert Review of Hematology 11(9): 727-736. DOI: 10.1080/17474086.2018.1502081
  20. Natasya, N. 2019. Kajian Sifat Organoleptik dan Daya Terima Krim JALOR (Jambu Biji dan Sari Daun Kelor). Jurnal Gizi Prima 4: 47–53. DOI: 10.32807/jgp.v4i1.128
  21. Pandey, A., Dhara, S., Khan, F., Kelkar, A., Kumar, P., Bhatt, R., et al. 2019. Analysis of Th and U in Thorium-Based Mixed-Oxide Fuel Using Wavelength Dispersive X-Ray Fluroscence Spectrometer. Journal of Radioanalytical and Nuclear Chemistry 319: 775-781. DOI: 10.1007/s10967-018-6387-y
  22. Sharif, M.K., Butt, M.S., Sharif, H.R., Nasir, M. 2017. Sensory Evaluation and Consumer Acceptability. Handbook of Food Science and Technology. Chapter 14. University of Agriculture, Faisalabad, Pakistan
  23. Sourabh, S., Bhatia, P., Jain, R. 2019. Favourable Improvement in Haematological Parameters in Response to Oral Iron and Vitamin Ccombination in Children with Iron Refractory Iron Deficiency Anemia (IRIDA) Phenotype. Blood Cells, Molecules and Diseases 75: 26-29. DOI: 10.1016/j.bcmd.2018.12.002
  24. Suzana, D., Suyatna, F.D., Azizahwati, et.al. 2017. Effect of Moringa oleifera Leaves Extract Against Hematology and Blood Biochemical Value of Patients with Iron Deficiency Anemia. Journal of Young Pharmachist 9(1)Suppl: s79-s84. DOI: 10.5530jyp.2017.1s.20
  25. Vats, S. and Gupta, T. 2017. Evaluation of bioactive compounds and antioxidant potential of hydroethanolic extract of Moringa oleifera Lam. from Rajasthan, India. Physiology and Molecular Biology of Plants 23: 239-248. DOI: 10.1007/s12298-016-0407-6
  26. Williams, A.M., Addo, O.Y., Grosse, S.D., et.al. 2019. Data needed to respond appropriately to anemia when it is a public health problem. Annals of the NewYork Academy Sciences 1450: 268-280. DOI: 10:1111/nyas.14175
  27. Xiao, H.W., Pan, Z., Deng L.Z., et.al. 2017. Recent Development and Trends in Thermal Blanching – A Comprehensive Review. Information Processing in Agriculture 4: 101-127. DOI: 10.1016/j.inpa.2017.02.001

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.