skip to main content

Analisa Pergeseran Bentang untuk Menghindari Sumber Mata Air Pada Jembatan Ranowulu di Ruas Tol Manado Bitung

*Anang Sudarwanto  -  Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Syafrudin Syafrudin  -  Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
M. Arief Budiharjo  -  Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Received: 15 Aug 2023; Revised: 18 Sep 2023; Accepted: 20 Sep 2023; Available online: 20 Sep 2023; Published: 19 Oct 2023.

Citation Format:
Abstract

Proyek pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung Seksi II bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Proyek ini melibatkan pekerjaan tanah dan beton skala besar, termasuk pembangunan sejumlah jembatan signifikan. Salah satu tantangan utama proyek adalah pembangunan Jembatan Ranowulu yang melintasi sumber mata air masyarakat adat Danowudu. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu dilakukan kajian mendalam terkait keamanan sumber mata air dan penyesuaian desain jembatan, seperti pergeseran bentang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data situasi menggunakan alat total station dan drone, pengujian boring, dan pengujian geolistrik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk melindungi sumber mata air dan mengakomodasi pembangunan Jembatan Ranowulu, perlu dilakukan pergeseran pilecap sejauh 20 meter. Struktur atas jembatan akan menggunakan girder baja untuk mengurangi bobot dan memudahkan pemasangan. Alih fungsi lahan di sekitar sumber mata air merupakan ancaman terbesar yang perlu diantisipasi.

 

Kata kunci: Jembatan Ranowulu, sumber mata air, uji boring, geolistrik

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Bitung, 2010. Pertambangan dan Geologi Kota Bitung, Indonesia
  2. Herlambang, A., 1996. Kualitas Air Tanah Dangkal di Kabupaten Bekasi. Program Pascasarjana, IPB. Bogor
  3. https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan (diakses pada tanggal 20 Mei 2020, 21.00)
  4. Madden, T.R., 1976, In Mining Geophysics, Tulsa: Society of Exploration Geophysicists
  5. Prastowo. 2008. Penyelamatan, Tanah, Air, dan Lingkungan. Arsyad S dan Rustiadi E (ed). Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia
  6. Reynolds, J.M., 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. John Wiley and Sons, England
  7. Robert, J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Penerbit Andi
  8. Rosmiati S, 2016. Survei Sebaran Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Kelurahan Bonto Raya Kecamatan Batang Kabupaten Jeneponto. Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar Jilid 12 No 3
  9. Sumi, F., 1965, Prospecting for Non Metallic Minerals by Induced Polarization, Geophysics Prospecting
  10. Summer, J.L. ---,Principle of Induced Polarization for Geophysical Interpretation. Elsevier. Amsterdam
  11. Telford, W.M., Geldart, L.P., and Sheriff, R.E.,1990. Applied Geophysics 2nd Edition. Cambridge University Press, USA

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.