skip to main content

Politik Jalanan: Fenomena Perilaku Politik Gerakan Pemuda Ka’bah Kota Yogyakarta di Pemilu Serentak 2019

*Moch. Edward Trias Pahlevi  -  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
David Efendi  -  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
Azka Abdi Amrurobbi  -  Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Open Access Copyright 2020 JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh opini masyarakat yang menganggap bahwa Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) memiliki tendensi kelompok kekerasan dan kepentingan politik praktis, khususnya yang berafiliasi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kehadiran kelompok ini disebut sebagai kelompok vigilante atau milisi yang dianggap oleh masyarakat sebagai kelompok kekerasan terutama di jalanan. Artikel ini bertujuan untuk melihat bagaimana manuver politik GPK selama momentum pemilu 2019 yang lalu. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mengkaji tentang perilaku politik dan politik jalanan. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta dengan mengunakan metode penelitian kualitatif, yang mengandalkan data-data primer dari para informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku GPK dalam politik jalanan dan eksistensi simbol ternyata berkorelasi dengan kepentingan ekonomi mereka. Selain itu, munculnya GPK Khittah berdampak pada menurunnya suara pemilih PPP di Kota Yogyakarta. 

Fulltext View|Download
Keywords: Gerakan Pemuda Ka’bah; kelompok vigilante; pemilu; perilaku politik; politik jalanan

Article Metrics:

  1. Berenschot, W. (2018). The political Economy of Clientelism: A Comparative Study of Indonesia’s Patronage Democracy. Comparative Political Studies, 51(12), 1563–1593. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/0010414018758756
  2. Budiardjo, M. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  3. Buur, L., & Jensen, S. (2004). Introduction: Vigilantism and the Policing of Everyday Life in South Africa. African Studies, 63(2), 139–152
  4. Centeno, M. A., & Portes, A. (2006). The Informal Economy in the Shadow of the State. Out of the Shadows: Political Action and the Informal Economy in Latin America, 23–48
  5. Colombijn, F. (2002). Explaining the Violent Solution in Indonesia. The Brown Journal of World Affairs, 9(1), 49–56
  6. Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  7. Efriza. (2019). Eksistensi Partai Politik Dalam Persepsi Publik The Existence of The Political Parties in Public Perception. Jurnal Politica, 10(1), 17–38. https://doi.org/10.22212/jp.v10i1.1314
  8. Gunawan, F. R., & P., N. (2000). Premanisme Politik, ISAI, Jakarta bekerja sama dengan LKiS Yogyakarta. Yogyakarta: LKiS
  9. Heywood, A. (2007). Politics. New York: Palgrave Macmillan
  10. Laksono, P. M., Brata, N. T., Ertanto, K., Riomandha, T., & Gunawan. (2000). Permainan Tafsir: Politik Makna di Jalan pada Penghujung Orde Baru. Yogyakarta: Insist
  11. O’neil, T., & Domingo, P. (2016). Women and Power: Overcoming Barriers to Leadership and Influence. London: Overseas Development Institute
  12. Saputro, T. (2016). Politik Jalanan & Kaum Muda: Studi Tentang Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
  13. Surbakti, R. (2010). Memahami Ilmu Politik. Yogyakarta: Grasindo
  14. Vickers, A. (2013). A history of Modern Indonesia. Cambridge University Press
  15. Wildansyah, S. (2018). PPP Ungkap Alasan Kader “Khittah” Yogya Dukung Prabowo. Retrieved from https://news.detik.com/berita/d-4250919/ppp-ungkap-alasan-kader-khittah-yogya-dukung-prabowo
  16. Wilson, I. D. (2015). The Politics of Protection Rackets in Post-New Order Indonesia: Coercive Capital, Authority, and Street Politics. Abdingdon: Routledge
  17. Wilson, I. D. (2018). Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru. Marjin Kiri
  18. Yasih, D. W. P. (2015). Tradisi, Ekonomi-Politik, dan Toleransi Yogyakarta. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 147–171

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.