skip to main content

APLIKASI LABEL INDIKATOR MUTU ALAMI DARI EKSTRAK KAYU SECANG PADA KEMASAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) PRESTO

*Febri Aji Prakoso  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Achmad Suhaeli Fahmi scopus  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Retno Ayu Kurniasih scopus  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright 2022 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Penentuan mutu produk perikanan dinilai masih sulit dilakukan, tidak praktis dan bersifat destructive. Beberapa tahun terakhir dikembangkan metode untuk menentukan mutu produk perikanan kemasan komersial mengunakan label indikator mutu. Penelitian ini menggunakan indikator alami ekstrak kayu secang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola penurunan mutu bandeng presto dan pola perubahan warna label dengan perlakuan suhu dingin (10℃) dan suhu ruang (28℃) yang disimpan selama 72 jam serta untuk mengetahui kehandalan label indikator mutu bandeng presto. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terjadi perubahan nilai pada uji mutu bandeng presto dan uji perubahan warna label indikator mutu. Nilai pH naik dengan rentang nilai dari 5,35 s.d. 5,58 pada suhu 10℃ dan 5,35 s.d. 6,89 pada suhu 28℃. Nilai TVBN naik dengan rentang nilai 11,6 s.d. 22,56 mgN/100g pada suhu 10℃ dan 11,6 s.d. 48,82 mgN/100g pada suhu 28℃. Nilai TPC juga semakin bertambah selama penyimpanan dengan rentang nilai 1,6×10⁴ s.d. 4,03×10⁴ pada suhu 10℃ dan 1,6×10⁴ s.d. 5,17×10⁴ pada suhu 28℃. Nilai sensori semakin turun selama penyimpanan dengan rentan nilai dari 8,67 s.d. 7,55 pada suhu 10℃ dan 8,67 s.d. 6,4 pada suhu 28 Label indikator mutu bandeng presto menunjukkan respon yang baik selama penyimpanan. nilai L*a*b label indikator ketika bandeng presto segar dengan nilai TVBN 11,6 mgN/100g yaitu berturut turut 62,96 ; 27,81 ; 45,85. Nilai L*a*b label indikator ketika bandeng presto dalam kondisi busuk dengan nilai TVBN 48,82 mgN/100g yaitu berturut turut 40,62; 48,96; 14,94. Hal ini menunjukkan penurunan kualitas bandeng presto memiliki hubungan dengan perubahan warna label indikator.

Fulltext View|Download
Keywords: bandeng presto; kayu secang; kemasan pintar; label indikator
Funding: Universitas Diponegoro

Article Metrics:

  1. Afrianto, E., E. Liviawaty, O. Suhara dan H. Hamdani. 2014. Pengaruh suhu dan lama blansing terhadap penurunan kesegaran filet tagih selama penyimpanan pada suhu rendah. Jurnal Akuatika, 5(1) : 45-54
  2. Badan Pusat Statisik Indonesia. 2020. Produksi Perikanan. Kementrian Kelautan dan Perikanan
  3. Badan Standarisasi Nasional. 2006. Prosedur Pengujian TPC (Total Plate Count) No. 01-2332.3-2006. Jakarta
  4. Badan Standarisasi Nasional. 2009. Penentuan kadar Total Volatil Base Nitrogen (TVB-N) dan Trimetil Amin Nitrogen (TMA-N) pada Produk Perikanan. No. 2354.8: 2009. Jakarta
  5. Badan Standarisasi Nasional. 2009. Spesifikasi Bandeng Presto. No. 4106.1: 2009. Jakarta
  6. Badan Standarisasi Nasional. 2019. Cara Uji Derajat Keasaman (pH) Dengan Menggunakan pH Meter. No. 6989.11: 2019. Jakarta
  7. Bawinto, A. S., E. Mongi dan B. E. Kaseger. 2015. Analisa kadar air, ph, sensori, dan kapang pada produk ikan tuna (Thunnus sp.) asap, di Kelurahan Girian Bawah, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan, 3(2): 55-65
  8. Berryman, P. 2014. Advances in Food and Beverage Labelling. Woodhead Publishing, Cambridge
  9. Daud A., Sahriawati, dan Suriati. 2017. Pengembangan prosedur analisis total volatil bases dengan menggunakan indikator alami. Jurnal Agrokompleks, 17(1): 8-16
  10. Lestari, B. P. 2019. Karakteristik fisik dan sensoris cendol instan dengan penambahan cincau hijau (Cyclea Barbata L.). Jurnal Pendidikan Kimia, 3(1): 65-80
  11. Mastuti E., E. V. Kim, dan M. E. Christanti. 2012. Ekstraksi senyawa brazilin dari kayu secang (Caesalpinia Sappan Linn) sebagai bahan baku alternatif untuk zat warna alami. Jurnal Ekuilibrium, 11(1): 1-5
  12. Purnamayati, L., I. Wijayanti, A. D. Anggo, U. Amalia dan Sumardianto. 2018. Pengaruh pengemasan vakum terhadap kualitas bandeng presto selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 11(2): 63-68
  13. Riyanto, R., I. Hermana dan S. Wibowo. 2014. Karakteristik plastik indikator sebagai tanda peringatan dini tingkat kesegaran ikan dalam kemasan plastik. JPB Perikanan, 9(2): 153-163
  14. Rokhima, I. 2014. Efektivitas perendaman ikan segar dalam larutan chitosan dari limbah cangkang udang terhadap sifat fisik ikan segar. UJPH, 3(3): 1-8
  15. Suhandana, M., dan T. Nurhayati. 2018. Kadar total volatile base, glikogen, katepsin dan water holding capacity daging ikan nila (Oreochromis niloticus) pada fase kemunduran mutu. Jurnal Marinade, 1(1): 27-35
  16. Triharini M., Maulana Y. E., Juliastuti, A. 2020. Pengaruh absorbansi kayu secang terhadap keputusan desain. Jurnal Desain Indonesia, 2(1): 34-42
  17. Tumonda, S., H. W. Mewengkang, dan S. M. Timbowo. 2017. Kajian mutu ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) asap terhadap nilai kadar air dan ph selama penyimpanan. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan, 5(2): 64-68
  18. Waryani, S.W., R. Silvia dan F. Hanum. 2014. Pemanfaatan kitosan dari cangkang bekicot (Achatina fulica) sebagai pengawet ikan Kembung (Rastrelliger sp.) dan ikan lele (Clarias batrachus). Jurnal Teknik Kimia, 3(4): 51-57

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.