skip to main content

Relasi Kualitas Batubara dengan Lingkungan Pengendapan Pit South Pinang dan Sekitarnya, PT. Kaltim Prima Coal, Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur

Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 31 Mar 2018.
Open Access Copyright (c) 2018 Jurnal Geosains dan Teknologi under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Total sulfur adalah salah satu parameter untuk menentukan kualitas batubara, dan tinggi rendahnya nilai total sulfur salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan batuan pengapit serta batubara itu sendiri. Abu dalam batubara merupakan material pengotor yang tersisa setelah proses pembakaran, sehingga keterdapatan abu dapat menurunkan kualitas batubara. Penelitian ini dilaksanakan pada area Pit South Pinang dan sekitarnya yang tersusun dari Formasi Balikpapan. Observasi lapangan serta Measuring Stratigraphy (MS) dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. Properti batubara, yang diketahui berdasarkan hasil analisis proksimat dan ultimat dari sampel sumur bor, menjadi parameter yang dianalisis untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batubara di daerah penelitian. Dijumpai empat satuan litologi pada daerah penelitian dari yang tertua hingga yang termuda yaitu Satuan Batulempung Karbonan Sisipan Batugamping, Satuan Batulempung Sisipan Batupasir-Batubara, Satuan Batupasir Sisipan Batulanau dan Dataran Aluvial. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat diinterpretasikan bahwa satuan pembawa batubara, yaitu Satuan Batulempung Sisipan Batupasir-Batubara terendapkan pada lingkungan Transitional Lower Delta Plain. Batubara pada daerah penelitian berdasarkan ASTM D388-99 diklasifikasikan sebagai High Volatile C Bituminous Coal. Berdasarkan hubungan antara kondisi geologi dengan nilai total sulfur dan abu yang terdapat pada Pit South Pinang, lingkungan pengendapan cukup berpengaruh terhadap nilai total sulfur dan abu, semakin besar pengaruh air laut, nilai total sulfur dan abu menjadi lebih tinggi.
Fulltext View|Download
Keywords: properti batubara, Formasi Balikpapan, total sulfur, total abu

Article Metrics:

  1. Anonim, 2015. Executive Summary: Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber Daya Energi. Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung
  2. Diessel, C. F. 1992. Coal-Bearing Depositional Systems. Springer-Verlag, Australia
  3. Horne, J. C., Ferm, J. C., Caruccio, F. T., Baganz, B. P., 1978. Depositional Models in Coal Exploration and Mine Planning in Appalachian Region. AAPG Bulletin Vol. 62, hal. 2379-2411
  4. Sandi Stratigrafi Indonesia. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia. Jakarta: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
  5. Resmawan, 2007. Analisis Variasi Kandungan Sulfur Pada Batubara Seam S di Daerah Palaran Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Program Studi Rekayasa Pertambangan, ITB, Bandung
  6. Sukardi, N., Sikumbang, I., Umar, Sunaryo, R. 1995. Peta Geologi Lembar Sangatta, Kalimantan Timur skala 1:250.000. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi, Bandung

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.