skip to main content

Pengembangan Jalur Geowisata Berbasis Komponen Geologi di Kawasan Geopark Nasional Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat

1Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang, Indonesia

2Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang, Indonesia

3Badan Pengelola Geopark Nasional Sawahlunto, Indonesia

4 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang, Indonesia

View all affiliations
Received: 15 Jul 2024; Revised: 26 Sep 2024; Accepted: 15 Oct 2024; Published: 24 Oct 2024.
Open Access Copyright (c) 2025 Jurnal Geosains dan Teknologi under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Geopark Nasional Sawahlunto, terletak di dataran tinggi Bukit Barisan Sumatera Barat, memiliki potensi geologi yang beragam dan bernilai tinggi. Seiring dengan perkembangan pembangunan dan eksploitasi sumber daya alam, kawasan ini menghadapi ancaman degradasi lingkungan dan hilangnya warisan geologi. Oleh karena itu, konservasi kawasan ini sangat penting untuk melestarikan keanekaragaman geologinya serta mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan. Geowisata tidak hanya berperan sebagai sarana edukasi tentang fenomena geologi dan sejarah bumi, tetapi juga sebagai strategi untuk melindungi lingkungan. Pengembangan geowisata dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi potensi geoheritage Geopark Nasional Sawahlunto dan menyusun rencana pengembangan geowisata berbasis konservasi. Metode yang digunakan adalah pengamatan dan pengambilan data lapangan, mencakup litologi, geomorfologi, titik koordinat, akses, infrastruktur, dan estimasi waktu tempuh menuju geosite. Hasil studi menunjukkan Geopark Nasional Sawahlunto memiliki 22 geosite yang dapat dikembangkan sebagai objek geowisata. Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk menjaga kelestarian situs-situs geologi yang berpotensi sekaligus mendukung pengembangan ekonomi melalui pariwisata berkelanjutan.

Fulltext View|Download
Keywords: Geoheritage; Geopark; Sawahlunto
Funding: Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

Article Metrics:

  1. Darman, H. (2014). Mesozoic Geology and Paleontology of Misool Archipelago, Eastern Indonesia. Berita Sedimentologi, 31 (1), 100–103. https://doi.org/10.51835/bsed.2014.31.1.130
  2. Fatimah, & Ward, C. R. (2009). Mineralogy and organic petrology of oil shales in the Sangkarewang Formation, Ombilin Basin, West Sumatra, Indonesia. International Journal of Coal Geology, 77 (3–4), 424–435. https://doi.org/10.1016/j.coal.2008.04.005
  3. Gusti, U. K., & Susilo, B. K. (2019). Facies and Architectural Element Analysis of Braided Fluvial Succession: The Tertiary Sawahtambang Sandstone, Sawahlunto, Indonesia. Journal of Physics: Conference Series, 1363 (1), 012035. doi 10.1088/1742-6596/1363/1/012035
  4. Hastuti, S., Sukandarrumidi, dan Pramumijoyo, S. (2001). Kendali Tektonik terhadap Perkembangan Cekungan Ekonomi Tersier Ombilin, Sumatra Barat. Teknosains, 14 (1), 1-12
  5. Husein, S. (2018). Perspektif Baru dalam Evolusi Cekungan Ombilin Sumatera Barat. Proceeding Seminar Nasional Kebumian Ke-11, September 2018
  6. Kastowo. (1975). Geological map of the Solok Quadrangle, Sumatra, 1: 250,000 scale. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
  7. Koesoemadinata, R. P., & Matasak, T. (1981). Stratigraphy And Sedimentation: Ombilin Basin, Central Sumatra (West Sumatra Province). Proc. Indon. Petrol. Assoc., 10th Ann. Conv
  8. Koning, T. (1985). Petroleum Geology of the Ombilin Intermontane Basin, West Sumatra. Proc. Indon. Petrol. Assoc., 14th Ann. Conv., p. 117-137
  9. Nainggolan, R. (2016). Informasi Geologi Lingkungan Berbasis Partisipasi Masyarakat sebagai Kawasan Geowisata Danau Toba di Kabupaten Samosir. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial dan Humaniora, 1 (1), hal.22–28
  10. Newsome, D., Dowling, R.K. (2010). Geotourism: The Tourism of Geology and Landscape. Goodfellow Publisher, Oxford
  11. Pusat Survei Geologi. (2017). Petunjuk Teknis Asesmen Sumber Daya Warisan Geologi. Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung
  12. Situmorang, B., Yulihanto, B., Guntur, A., Himawan, R., & Jacob, T. G. (1991). Structural Development of the Ombilin Basin West Sumatra. Proc. Indon. Petrol. Assoc., 20th Ann. Conv., p. 1-15
  13. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Sekretariat Negara. Jakarta. (2009). Indonesia
  14. Van Bemmelen, R. W. (1949). The Geology of Indonesia. Vol. IA: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. US Government Printing Office
  15. Whateley, M. K, G., Jordan, G. R. (2015). Fan-delta-lacustrine sedimentation and coal development in the Tertiary Ombilin Basin, W Sumatra, Indonesia. Geological Society, London, Special Publication, Volume 41. pp 317 - 332 https://doi.org/10.1144/GSL.SP.1989.041.01.22
  16. Yeni, Y.F. (2011). Perkembangan Sedimentasi Formasi Brani, Formasi Sawahlunto, dan Formasi Ombilin Ditinjau dari Provenance dan Komposisi Batupasir Cekungan Ombilin. Proceeding JCM The 36th HAGI and 40th IAGI Annual Convention and Exhibition
  17. Zonneveld, J.P., Zaim, Y., Rizal, y., Ciochon, R.L., Aswan, Gunnell, G.F. (2012). Ichnological Constraints on the Depositional Environment of the Sawahlunto Formation, Kandi, Northwest Ombilin Basin, West Sumatra, Indonesia. Journal of Asian Earth Sciences 45, pp. 106–13. https://doi.org/10.1016/j.jseaes.2011.06.017

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.