skip to main content

Karakteristik Unsur Nikel berdasarkan Litologi, Mineralogi, dan Analisis Fraksi Butir pada Zona Saprolit di Lapangan “K”, Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, Indonesia

1Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta, Jl. Padjajaran (Ring Road Utara) No.104, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55283, Indonesia

2PT.Fajar Bhakti Lintas Nusantara, Indonesia

Received: 26 Apr 2024; Revised: 26 Sep 2024; Accepted: 15 Oct 2024; Published: 24 Oct 2024.
Open Access Copyright (c) 2025 Jurnal Geosains dan Teknologi under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Pulau Gebe, yang terletak di Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, merupakan salah satu wilayah dengan potensi endapan nikel laterit yang signifikan akibat proses pelapukan ultramafik yang intensif. Zona saprolit dalam endapan laterit ini menjadi fokus utama eksplorasi karena kandungan nikel yang bernilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan distribusi nikel serta unsur-unsur lainnya berdasarkan analisis litologi, mineralogi, dan analisis fraksi butir pada zona saprolit di lapangan “K”, Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Indonesia. Metode penelitian yang dilakukan antara lain pemetaan geologi permukaan berskala 1:4.000 dan pengambilan sampel batuan, analisis deskriptif secara megaskopis, serta analisis kuantitatif dengan menggunakan X-ray Fluorescence (XRF). Berdasarkan pemetaan geologi, stratigrafi daerah penelitian terbagi menjadi dua satuan litodem, yaitu satuan litodem Peridotit Gebe dan satuan litodem Serpentinit Gebe dengan interpretasi struktur geologi berupa sesar mendatar menganan berarah baratlaut-tenggara. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kadar nikel, besi, silikon, dan magnesium pada zona saprolit bervariasi tergantung pada ukuran fraksi butir, mineralogi, dan litologi dari bedrock. Pada ukuran butir yang lebih halus, terjadi pengayaan nikel yang signifikan, terutama di lokasi yang mengalami proses laterisasi lebih intensif. Hasil penelitian menunjukkan korelasi langsung antara litologi serta mineralogi bedrock dengan kadar nikel pada zona saprolit, dengan keberadaan garnierit yang meningkatkan kelayakan ekonomis di titik-titik tertentu. Litologi yang dominan di setiap lokasi, seperti peridotit dan serpentinit, serta variabilitas mineralogi, terutama mineral pembawa nikel, secara substansial mempengaruhi distribusi dan konsentrasi nikel.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian
Subject
Type Research Instrument
  View (4MB)    Indexing metadata
 Research Instrument
Gambar 5. Peta Lokasi Pengambilan Sampel dan Profil Dinding Pit
Subject
Type Research Instrument
  View (6MB)    Indexing metadata
Keywords: nikel laterit; zona saprolit; Pulau Gebe; analisis fraksi butir
Funding: Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Article Metrics:

  1. Abidin, R.R., Susanto, V., Sulaeman, & Wicaksono, H.M.H. (2022). Karakteristik Endapan Laterit Nikel dan Unsur Tanah Jarang di Daerah Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Buletin Sumber Daya Geologi, 17(2)
  2. Dobson, K. J., Harrison, S. T., Lin, Q., Bhreasail, A. N., Fagan-Endres, M. A., Neethling, S., … & Cilliers, J. (2017). Insights into ferric leaching of low grade metal sulfide-containing ores in an unsaturated ore bed using X-ray computed tomography. Minerals, 7(5), 85. https://doi.org/10.3390/min7050085
  3. Hall, R., & Wilson, M.E.J. (2000). Neogene sutures in eastern Indonesia. Journal of Asian Earth Sciences, 18(6), 781-808
  4. Komba, T. (2021). Evaluation of mine waste characterization to identify opportunities for optimizing project economics using fragmentation analysis. Mining Technology, 1-11. https://doi.org/10.1080/25726668.2021.1927587
  5. Mustafa, H., Maulana, A., Irfan, U., & Tonggiroh, A. (2023). The geoelectric approach to analyzing the profile of post-mining nickel laterite deposits in the motui district, north konawe regency, indonesia. IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 1134(1), 012035. https://doi.org/10.1088/1755-1315/1134/1/012035
  6. Pelletier, B. G. (1996). Serpentins in nickel silicate ore from New Caledonia. In E. J. Grimsey & I. Neuss (Eds.), Nickel '96 (Publication Series 6/96, pp. 197-205). Australasian Institute of Mining and Metallurgy
  7. Pérez, M., Dumont, C., Nodin, O., & Nouveau, S. (2018). Impact of forging direction on the recrystallization behaviour of nickel base superalloy ad730 billet material at subsolvus temperatures. Materials Characterization, 146, 169-181. https://doi.org/10.1016/j.matchar.2018.10.003
  8. Supriatna, S., Hakim, A.S., dan Apandi, T. (1995). Peta Geologi Lembar Waigeo, Irian Jaya. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
  9. Taylor, G., Eggleton, R. A. (2001). Regolith Geology and Geomorphology. Chichester: Wiley
  10. Zunaidi, M., Setiawan, I., Oediyani, S., Irawan, J., Rhamdani, A., & Syahid, A. (2022). Iron removal process from nickel pregnant leach solution using sodium hydroxide. Metalurgi, 37(3). https://doi.org/10.14203/metalurgi.v37i3.665

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.