skip to main content

Kandungan Pencemar Detejen Dan Kualitas Air Di Perairan Muara Sungai Tapak, Semarang

*Nurindahsari Niken Larasati  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Yulina Wulandari scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Lilik Maslukah scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Muhammad Zainuri scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Kunarso Kunarso scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Perairan Muara Sungai Tapak, Semarang merupakan saluran sungai yang melalui kawasan padat penduduk. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan deterjen sebagai bahan pembersih cenderung meningkat, hal ini diketahui dari meningkatnya usaha laundry. Limbah dari kegiatan laundry dapat menyebabkan pencemaran. Surfaktan pada deterjen dapat menimbulkan busa yang mengganggu pemandangan serta mengganggu proses fotosintentesis. Senyawa fosfat dalam deterjen di perairan juga dapat menyebabkan eutrofikasi. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019 di Perairan Muara Sungai Tapak Semarang, untuk mengetahui kandungan pencemar deterjen, Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Pencemaran (IP) dan kualitas perairan. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik purposive sampling. Lokasi sampling terdapat 8 stasiun dengan 3 titik (badan sungai, muara dan laut). Pengambilan sampel menggunakan botol sampel yang kemudian dibawa ke Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) untuk dianalisis konsentrasi deterjennya dengan metode MBAS. Konsentrasi deterjen di stasiun 1 dan 2 sebesar 0,026 mg/L dan 0,017 mg/. Adapun konsentrasi deterjen di stasiun 3 sampai 8 sebesar <0,010 mg/L, karena konsentrasi deterjen yang terlalu kecil, sehingga tidak dapat terdeteksi oleh alat yang digunakan, yaitu spektrofotometer. Indeks Kualitas Air (IKA) di Perairan Muara Sungai Tapak Semarang berkisar antara nilai 1,627 – 1,710 dan Indek Pencemaran (IP) berkisar antara nilai 1,787 – 1,975 yang termasuk tercemar ringan. Kualitas air di Perairan Muara Sungai Tapak masih dalam kisaran baik bagi vegetasi mangrove. Dapat disimpulkan bahwa, konsentrasi deterjen belum melebihi baku mutu yaitu 0,2 mg/L.


Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Instrumen Riset
Kandungan Pencemar Detejen Dan Kualitas Air Di Perairan Muara Sungai Tapak, Semarang
Subject
Type Instrumen Riset
  Download (231KB)    Indexing metadata
Keywords: Deterjen; Indeks Kualitas Air; Indeks Pencemaran; Perairan Muara Sungai Tapak Semarang

Article Metrics:

  1. Abrianto, F. dan L.M Jaelani. 2016. Evaluasi Pengukuran Angin dan Arus Laut pada Data Sentinel-1, Data BMKG, dan Data In Situ (Studi Kasus: Perarian Tenggara Sumenep). Jurnal Teknik ITS Vol. 5 (2): 1-2
  2. Altansukh, A. and G. Davaa. 2011. Application of Index Analysis to Evaluate The Water Quality of The Tuul River in Mongolia. Journal of Water Resources and Protection Vol 3: 398-414
  3. APHA. 1992. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater. 18 th ED. American Public Health Association. Washington DC
  4. Askar, Surayah. 1999. Penerapan Statistika Secara Sederhana di Laboratorium Kimia Analitik. Jurnal Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999. Balai Peneliti Ternak. Bogor
  5. Boyd. C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Fourth Printing. Auburn University Agricultral Experiment Stasion. Alabama. USA
  6. Dubinsky, Z. 2004. Distribution and Biological Effect of Detergent in The Red Sea. IET Project No. B1. http://www/iui/eilat.ac.il/Report%0B doc
  7. Edward dan A.T. Subadya. 1994. Kandungan Deterjen Anionik di Teluk Ambon. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
  8. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta Kanisius. Yogyakarta
  9. Iqbal, H. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Penerbit Bumi Aksara. Bandung
  10. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Menteri Negara Lingkungan Hidup
  11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Departemen Lingkungan Hidup. Pemerintah Negara Republik Indonesia
  12. Kantasubrata, J. 2008. Jaminan Mutu Data Hasil Pengujian: Kontrol Sampel dan Aplikasinya. RC Chem Learning Centre. Bandung
  13. Manahan, S.E,. 1988. Environmental Chemistry. Fourth Edition. Brooks/Cole Publishing Co., Monterey, California
  14. Manik, J.M. dan Edward. 1987. Sifat-sifat Deterjen dan Dampaknya Terhadap Perairan. Jurnal Oseana Vol 12 (1): 2-9
  15. Marganingrum, D. 2013. Penilaian Mutu Air Sungai dengan Pendekataan Perbesaan Hasil dari Dua Metode Indeks. Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulleting of Environmental Geology) Vol 23 (3): 105-114
  16. Oktaviani A., M. Yusuf, dan L. Maslukah. 2015. Sebaran Konsentrasi Nitrat dan Fosfat di Perairan Muara Sungai Banjir Kanal Barat, Semarang. Jurnal Oseanografi Vol. 4 (1): 1-2
  17. Peraturan Pemerintah No. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
  18. Poedjirahajoe E., D. Marsono dan F. K. Wardhani. 2017. Penggunaan Principal Component Analysis dalam Distribusi Spasial Vegetasi Mangrove di Pantai Utara Pemalang. Jurnal Ilmu Kehutanan II: 29-42
  19. Qhomariyah, L dan Yuwono. 2016. Analisa Hubungan antara Pasang Surut Air Laut dengan Sedimentasi yang Terbentuk (Studi Kasus: Dermaga Pelabuhan Petikemas Surabaya). Jurnal Teknik ITS Vol. 5 (1): 1-2
  20. Rao, C.S. 1991. Environmental Pollution Control Engineering. Wiley Eastern Limited. New Dehli
  21. Riyandari, R. 2017. Peran Mangrove Dalam Melindungi Daerah Pesisir Terhadap Gelombang Tsunami. Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol. 12 (1): 74-80
  22. Sari, D.A., Haeruddin dan S. Rudiyanti. 2016. Analisis Beban Pencemaran Deterjen dan Indeks Kualitas Air di Sungai Banjir Kanal Barat, Semarang dan Hubungannya dengan Kelimpahan Fitoplankton. Diponegoro Journal of Maquares. Vol. 5 (5): 1-4
  23. Sastrawijaya, T. 2009. Pencemaran Lingkungan. Cetakan ke 3. Rineka Cipta. Jakarta
  24. Situmorang, M. 2017. Kimia Lingkungan. Rajawali Press, Depok, 336 hlm
  25. Suastuti, Ni. G. A. M. D. A., I. W. Suarsa dan D. K. Putra. 2015. Pengolahan Larutan Deterjen dengan Biofilter Tanaman Kangkungan (Ipomoea crassicaulis) dalam Sistem Batch (Curah) Teraerasi. Jurnal Kimia Vol. 9 (1): 98-104
  26. Sumartini, S., S. Rudiyanti dan Suryanti. 2013. Kualitas Perairan Sungai Seketak Semarang Berdasarkan Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton. Journal Management of Aquatis Resource Vol. 2 (2): 38-45
  27. Supriyadi, B. 2008. Kajian Waterfront di Semarang (Studi Kasus: Sungai Sungai Tapak). Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman Vol 7 (1): 1-4
  28. Supriyono, E., F. Takashima, dan C.A. Strussman. 1998. Toxicity of Liner Alkybenzene Sulfonate (LAS) to Juvenile Kuruma Shrimp, Panaeus japonicus: A Histopathological Studi on Acuteand Sub-cronic Level. Journal of Tokyo Univercity os Fisheries
  29. Suyasa, W.B. 2015. Pencemaran Air dan Pengolahan Air Limbah. Udayana University Press, Bali, 153 hlm
  30. Tam, N. N. F. Y dan Y.S Wong. 1996. Retention and Distribution of Heavy Metals in Mangrove Soils Receiving Wastewater. Environmental Pollutinon Vol 94 (3): 283-291
  31. Tanjung, R. H. R., B. Hamuna dan Alianto. 2019. Konsentrasi Surfaktan dan Minyak di Perairan Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Buletin Oseanografi Marina Vol. 8 (1): 49-54
  32. Taufik, I. 2006. Pencemaran Deterjen dalam Perairan dan Dampaknya Terhadap Organisme Air. Media Akualtur Vol 1 (1): 25-27
  33. Tungka, A.W., Haeruddin dan C. Ain. 2016. Konsentrasi Nitrat dan Ortofosfat di Muara Sungai Banjir Kanal Barat dan Kaitannya dengan Kelimpahan Fitoplankton Harmful Alga Blooms (HABs). Journal of Fisheries Science and Technology Vol. 12 (1): 40-46
  34. Utomo, W.P., Z.V Nugrajeni., A. Rosyidah., O.M Shafwah., L.K Naashihah.,N. Nurfitria dan I.F Ulfindrayani. 2018. Penurunan Kadar Surfaktan Anionik dan Fosfat dalam Air Limbah Laundry di Kawasan Keputih, Surabaya Menggunakan Karbon Aktif. Akta Kimindo Vol. 3 (1): 128-129
  35. Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Lingkungan. UMM. Malang
  36. Wolverton, B.C., dan R.C. Mc. Donald. 1975. Application of Vascular Aquatic Plant for Pollutin Removal, Energy and Food Production in a Biological System. NASA Technical Memorandung No. TM-X-72 726, 13 p
  37. Wulandari, F.T dan Ardiansyah. 2012. Pengaruh Deterjen terhadap Mortalitas Benih Ikan Patin sebagai Bahan Pembelajaran Kimia Lingkungan. Jurnal EduSains Vol. 1 (2): 6-7
  38. Yuliani R.L., E. Purwanti dan Y. Pantiwati. 2015. Pengaruh Limbah Deterjen Industri Laundry terhadap Mortalitas dan Indeks Fisiologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 : 822-823

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.