BibTex Citation Data :
@article{Halal3664, author = {Mira Fatmawati and Herawati Herawati}, title = {Analisa Epidemiologi Kasus Helmintiasis pada Hewan Kurban di Kota Batu}, journal = {Indonesia Journal of Halal}, volume = {1}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {}, abstract = { Eid of Adha is commemorated every 10 Dzulhijah followed by slaughtering a cattle, sheep or goat. That slaughter moment needed a lot of veterinarian to control animal health and meat inspection. The limitedness of personnel, therefore the Agriculture Office of Batu city cooperated with Faculty of Veterinary Medicine of Brawijaya University to supervise a slaughtering animals. The purpose of this research is to analys the prevalensi of fasciolosis on eid of adha in Batu City. Total number of slaughtering aninal in Batu City in 2017 were 679 cattle, 2357 goats and 2277 sheep. The research was conducted in 3 sub-districts in Batu City. Data were collected during postmortem examination in liver organ. The results showed that the total cases of heminthiasis in cattle were 22.97% (156 cases of fasciolosis from 679 cattle), cases of helminthiasis in goats 1.65% (39 cases of fascioloisis from 2357 goats), cases of helminthiasis in sheep 4.83% (80 cases of fasciolosis from 1658 sheep). Most cases of cattle fasciolosis occurred in Junrejo sub-district (31.54%), most cases of goats fasciolosis occurred in in Bumiaji sub-district (2.13%) and most cases of lambs fasciolosis occurred in Batu sub-district (7.19%). The slaughter animals come from Batu City, Malang Municipality and Blitar Municipality. From the data above, it is necessary to do the programs of giving worm medicine and animal health information especially for farmer. Cross-border coordination within the framework of an animal health healing program needs to be prepared to work together. Veterinary public health have responsibility to prepared a secure, healthy, a whole and halal meat in that slaughter moment. Kata kunci: Eid of Adha; Helminthiasis; Fasciolosis; Batu City;Food Safety Abstrak Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijah diikuti dengan penyembelihan hewan kurban. Pemotongan yang serentak pada hari yang sama membutuhkan pengawasan kesehatan hewan dari dokter hewan berwenang dalam rangka memberikan jaminan keamanan pangan. Karena keterbatasan personel, maka Dinas Pertanian Kota Batu bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dalam pengawasan pemotongan hewan kurban saat Idul Adha. Tujuan pengawasan tersebut antara lain untuk memantau penyakit hewan menular dan penyakit zoonotik. Pemotongan hewan kurban di Kota Batu tahun 2017 sebanyak 679 ekor sapi, 2357 kambing dan 2277domba. Tujuan dari analisis studi epidemiologi ini adalah untuk melihat berapa banyak kasus helmintiasis yang ditemukan pada hewan kurban yang ada di Kota Batu. Penelitian dilakukan dilakukan di 3 kecamatan di Kota Batu pada titik-titik pemotongan hewan dengan menggunakan data deskriptif dari kuisioner terstruktur. Data kasus fasciolosis diperoleh pada saat pemeriksaan postmortem pada organ hati. Hasil penelitian menunjukan bahwa total kasus fasciolosis pada sapi adalah 22,97% (156 kasus fasciolosis dari 679 ekor sapi), kasus fasciolosis pada kambing 1,65% (39 kasus fasciolosis dari 2357 ekor kambing), kasus fasciolosis pada domba 4,83% (80 kasus fasciolosis dari 1658 ekor domba). Kasus fasciolosis pada sapi terbanyak terjadi di Kecamatan Junrejo (31,54%), pada kambing yang terbanyak di Kecamatan Bumiaji (2,13%) dan pada domba yang terbanyak di Kecamatan Batu (7,19%). Hewan kurban berasal dari Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Dari data diatas maka perlu dilakukan evaluasi mengenai program pemberian obat cacing dan pengasawan kesehatan hewan terutama untuk hewan kurban. Koordinasi lintas wilayah dalam rangka sinkronisasi program kesehatan hewan perlu dipersiapkan untuk dapat menyiapkan hewan kurban dan daging kurban yang aman, sehat, utuh, dan halal. Kata kunci: Idul Adha;Helmintiasis; Fasciolosis;Kota Batu;Keamanan Pangan }, issn = {2656-4963}, pages = {125--129} doi = {10.14710/halal.v1i2.3664}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijh/article/view/3664} }
Refworks Citation Data :
Eid of Adha is commemorated every 10 Dzulhijah followed by slaughtering a cattle, sheep or goat. That slaughter moment needed a lot of veterinarian to control animal health and meat inspection. The limitedness of personnel, therefore the Agriculture Office of Batu city cooperated with Faculty of Veterinary Medicine of Brawijaya University to supervise a slaughtering animals. The purpose of this research is to analys the prevalensi of fasciolosis on eid of adha in Batu City. Total number of slaughtering aninal in Batu City in 2017 were 679 cattle, 2357 goats and 2277 sheep. The research was conducted in 3 sub-districts in Batu City. Data were collected during postmortem examination in liver organ. The results showed that the total cases of heminthiasis in cattle were 22.97% (156 cases of fasciolosis from 679 cattle), cases of helminthiasis in goats 1.65% (39 cases of fascioloisis from 2357 goats), cases of helminthiasis in sheep 4.83% (80 cases of fasciolosis from 1658 sheep). Most cases of cattle fasciolosis occurred in Junrejo sub-district (31.54%), most cases of goats fasciolosis occurred in in Bumiaji sub-district (2.13%) and most cases of lambs fasciolosis occurred in Batu sub-district (7.19%). The slaughter animals come from Batu City, Malang Municipality and Blitar Municipality. From the data above, it is necessary to do the programs of giving worm medicine and animal health information especially for farmer. Cross-border coordination within the framework of an animal health healing program needs to be prepared to work together. Veterinary public health have responsibility to prepared a secure, healthy, a whole and halal meat in that slaughter moment.
Kata kunci: Eid of Adha; Helminthiasis; Fasciolosis; Batu City;Food Safety
Abstrak
Idul Adha yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijah diikuti dengan penyembelihan hewan kurban. Pemotongan yang serentak pada hari yang sama membutuhkan pengawasan kesehatan hewan dari dokter hewan berwenang dalam rangka memberikan jaminan keamanan pangan. Karena keterbatasan personel, maka Dinas Pertanian Kota Batu bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dalam pengawasan pemotongan hewan kurban saat Idul Adha. Tujuan pengawasan tersebut antara lain untuk memantau penyakit hewan menular dan penyakit zoonotik. Pemotongan hewan kurban di Kota Batu tahun 2017 sebanyak 679 ekor sapi, 2357 kambing dan 2277domba. Tujuan dari analisis studi epidemiologi ini adalah untuk melihat berapa banyak kasus helmintiasis yang ditemukan pada hewan kurban yang ada di Kota Batu. Penelitian dilakukan dilakukan di 3 kecamatan di Kota Batu pada titik-titik pemotongan hewan dengan menggunakan data deskriptif dari kuisioner terstruktur. Data kasus fasciolosis diperoleh pada saat pemeriksaan postmortem pada organ hati. Hasil penelitian menunjukan bahwa total kasus fasciolosis pada sapi adalah 22,97% (156 kasus fasciolosis dari 679 ekor sapi), kasus fasciolosis pada kambing 1,65% (39 kasus fasciolosis dari 2357 ekor kambing), kasus fasciolosis pada domba 4,83% (80 kasus fasciolosis dari 1658 ekor domba). Kasus fasciolosis pada sapi terbanyak terjadi di Kecamatan Junrejo (31,54%), pada kambing yang terbanyak di Kecamatan Bumiaji (2,13%) dan pada domba yang terbanyak di Kecamatan Batu (7,19%). Hewan kurban berasal dari Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Dari data diatas maka perlu dilakukan evaluasi mengenai program pemberian obat cacing dan pengasawan kesehatan hewan terutama untuk hewan kurban. Koordinasi lintas wilayah dalam rangka sinkronisasi program kesehatan hewan perlu dipersiapkan untuk dapat menyiapkan hewan kurban dan daging kurban yang aman, sehat, utuh, dan halal.
Kata kunci: Idul Adha;Helmintiasis; Fasciolosis;Kota Batu;Keamanan Pangan
Article Metrics:
Last update: