BibTex Citation Data :
@article{JPII18238, author = {Yayan Sugiyantoro and Sulardjaka Sulardjaka and Luqman Buchori}, title = {Analisis Sosial terhadap Program KPR Rumah Bersubsidi Perumahan Pesona Estetika Cikembulan di Kabupaten Pangandaran}, journal = {Jurnal Profesi Insinyur Indonesia}, volume = {1}, number = {5}, year = {2023}, keywords = {}, abstract = { Abstrak Backlog rumah di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan data sensus BPS pada tahun 2015 backlog perumahan di Indonesia untuk tahun 2015 adalah 11.459.875 unit. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk memiliki rumah, khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Pemerintah meluncurkan program kepemilikan rumah bersubsidi dengan menggandeng perbankan dan developer yang terdaftar sebagai penyedia unit rumah yang dijual ke konsumen. Peneliti ingin melihat sejauh mana respon masyarakat terhadap program KPR Rumah Bersubsidi berdasarkan pengalaman peneliti sebagai pelaku pembangunan (developer) dengan mengambil studi kasus di salah satu perumahan bersubsidi yang peneliti kembangkan yaitu Perumahan Pesona Estetika Cikembulan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat-Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, program KPR rumah subsidi ini mendapat respon yang sangat tinggi dari masyarakat, terbukti melalui penelitian yang dilakukan oleh Peneliti berdasarkan data penjualan dari perumahan bersubsidi yang dibangun pada tahun 2016, total sebanyak 51 unit rumah subsidi laku terjual dan diserah-terimakan ke konsumen hanya dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun sejak dipasarkan. Hal ini tentu menjadi capaian yang positif bagi pemerintah karena menurunkan angka backlog perumahan. Pada pelaksanaannya di lapangan, mayoritas calon konsumen tidak hanya kalangan MBR ingin membeli rumah dengan skema subsidi, sehingga hal tersebut berpotensi terjadi manipulasi-manipulasi. Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua stakeholder; pemerintah sebagai pembuat program untuk menerapkan aturan dan pengawasan, perbankan sebagai penyedia jasa keuangan tidak hanya capaiannya target KPR, dan tentunya yang paling penting adalah komitmen developer untuk menyaring calon konsumen yang benar-benar berkategori MBR untuk dapat membeli rumah subsidi sehingga program ini dapat berhasil dan tepat sasaran. Kata kunci: backlog; kpr subsidi; masyarakat berpenghasilan rendah; respon masyarakat; rumah subsidi }, issn = {2985-8100}, pages = {157--166} doi = {10.14710/jpii.2023.18238}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpii/article/view/18238} }
Refworks Citation Data :
Abstrak
Backlog rumah di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan data sensus BPS pada tahun 2015 backlog perumahan di Indonesia untuk tahun 2015 adalah 11.459.875 unit. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk memiliki rumah, khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Pemerintah meluncurkan program kepemilikan rumah bersubsidi dengan menggandeng perbankan dan developer yang terdaftar sebagai penyedia unit rumah yang dijual ke konsumen. Peneliti ingin melihat sejauh mana respon masyarakat terhadap program KPR Rumah Bersubsidi berdasarkan pengalaman peneliti sebagai pelaku pembangunan (developer) dengan mengambil studi kasus di salah satu perumahan bersubsidi yang peneliti kembangkan yaitu Perumahan Pesona Estetika Cikembulan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat-Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, program KPR rumah subsidi ini mendapat respon yang sangat tinggi dari masyarakat, terbukti melalui penelitian yang dilakukan oleh Peneliti berdasarkan data penjualan dari perumahan bersubsidi yang dibangun pada tahun 2016, total sebanyak 51 unit rumah subsidi laku terjual dan diserah-terimakan ke konsumen hanya dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun sejak dipasarkan. Hal ini tentu menjadi capaian yang positif bagi pemerintah karena menurunkan angka backlog perumahan. Pada pelaksanaannya di lapangan, mayoritas calon konsumen tidak hanya kalangan MBR ingin membeli rumah dengan skema subsidi, sehingga hal tersebut berpotensi terjadi manipulasi-manipulasi. Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua stakeholder; pemerintah sebagai pembuat program untuk menerapkan aturan dan pengawasan, perbankan sebagai penyedia jasa keuangan tidak hanya capaiannya target KPR, dan tentunya yang paling penting adalah komitmen developer untuk menyaring calon konsumen yang benar-benar berkategori MBR untuk dapat membeli rumah subsidi sehingga program ini dapat berhasil dan tepat sasaran.
Kata kunci: backlog; kpr subsidi; masyarakat berpenghasilan rendah; respon masyarakat; rumah subsidi
Article Metrics:
Last update:
Indexing:
Google Scholar
Garuda
Alamat Kontak:
Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Gedung Dekanat Baru Lt 3. Prof. Sudarto SH Tembalang Semarang 50275
www.psppi.ft.undip.ac.id