skip to main content

Tantangan Praktik Paradiplomasi Pemerintah Kota Surabaya 2020-2024

*Hafiq Allhadad  -  Universitas Muhammadiyah Malang, Lowokwaru, Malang, Indonesia, Indonesia
Hafid Adim Pradana  -  Department of International Relation, Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Tlogomas No.246, Lowokwaru, Malang, Indonesia 65144, Indonesia
Havidz Ageng Prakoso  -  Universitas Muhammadiyah Malang, Lowokwaru, Malang, Indonesia, Indonesia
Open Access Copyright 2025 JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

How to cite (IEEE): H. Allhadad, H. A. Pradana, and H. A. Prakoso, "Tantangan Praktik Paradiplomasi Pemerintah Kota Surabaya 2020-2024," JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, vol. 10, no. 1, pp. 86 - 106, Mar. 2025. https://doi.org/10.14710/jiip.v10i1.25751
Citation Format:
Abstract

Penelitian ini menganalisis berbagai tantangan yang dihadapi dalam praktik paradiplomasi oleh Pemerintah Kota Surabaya selama periode 2020-2024. Paradiplomasi, yang merujuk pada keterlibatan pemerintah subnasional dalam hubungan internasional, telah menjadi instrumen strategis bagi Surabaya dalam membangun kerjasama global dan meningkatkan daya saing kota. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif-analitis, penelitian ini mengidentifikasi empat faktor utama yang menghambat efektivitas paradiplomasi Surabaya: keterbatasan sumber daya, kurangnya koordinasi antar lembaga, pemahaman yang tidak memadai terhadap praktik diplomasi, dan regulasi yang belum jelas. Penelitian ini menggunakan kerangka teoretis dari Alexander S. Kuznetsov tentang dimensi konstitusional dan institusional paradiplomasi untuk menganalisis dinamika yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan-tantangan tersebut berdampak signifikan pada kredibilitas Surabaya di mata mitra internasional dan menghambat optimalisasi potensi kerjasama yang ada, khususnya dalam program-program strategis seperti kolaborasi teknologi dengan Busan dan inisiatif lingkungan dengan kota-kota di Eropa. Studi ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman tentang tantangan paradiplomasi di tingkat pemerintah daerah di Indonesia dan menawarkan rekomendasi praktis untuk meningkatkan efektivitas implementasinya di masa mendatang.

Fulltext View|Download
Keywords: Paradiplomasi; Surabaya; Kerjasama Internasional; Pemerintah Daerah; Tantangan Implementasi.

Article Metrics:

  1. Acuto, M. (2013). Global cities, governance and diplomacy: The urban link. Routledge
  2. Alamsyah, F. (2020). Analisis inkonsistensi kebijakan paradiplomasi oleh pemerintah daerah di Indonesia. Jurnal Politik dan Pemerintahan, 2(1), 45-62
  3. Amala, A. (2022). Paradiplomasi Kitakyushu-Surabaya dalam pembangunan berkelanjutan Surabaya Green City. Jurnal Hubungan Internasional, 14(2), 167-184
  4. Balthazar, L. (1999). The Quebec experience: Success or failure? Regional & Federal Studies, 9(1), 153-169
  5. Chan, S. (2016). Climate action and urban sustainability: The role of paradiplomacy. Environmental Politics, 25(6), 812-832
  6. Chen, Z. (2005). Coastal provinces and China's foreign policy-making. Contemporary China Studies, 21(3), 45-67
  7. Cornago, N. (2010). On the normalization of sub-state diplomacy. The Hague Journal of Diplomacy, 5(1-2), 11-36
  8. Damayanti, C., & Rahman, T. (2020). Legal framework of paradiplomacy in Indonesia. Indonesian Journal of International Law, 17(3), 341-362
  9. Duchacek, I. D. (1990). Perforated sovereignties: Towards a typology of new actors in international relations. In H. J. Michelmann & P. Soldatos (Eds.), Federalism and international relations: The role of subnational units (pp. 1-33). Oxford University Press
  10. Dzazira, R. H. (2023). Empowering urban diplomacy: Surabaya's sister city collaboration with Kitakyushu, Japan for sustainable development. Journal of Urban Affairs, 45(2), 289-306
  11. Fatimah, S. (2021). Regulasi paradiplomasi: Tantangan bagi pemerintah daerah di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 19(2), 145-162
  12. Fauzia, F. M. (2021). Kerjasama sister city pemerintah kota Surabaya dan Kitakyushu sebagai bagian dari paradiplomasi. Jurnal Global & Strategis, 15(1), 89-106
  13. Fry, E. H. (1998). The expanding role of state and local governments in U.S. foreign affairs. Council on Foreign Relations Press
  14. Hooghe, L. (1995). Subnational mobilisation in the European Union. West European Politics, 18(3), 175-198
  15. Isnaeni, N., & Munandar, A. (2022). Jakarta's sister city programs: Achievements and challenges. Indonesian Journal of Urban Studies, 4(2), 123-140
  16. Keating, M., & Anderson, P. (2021). Paradiplomacy and regional governance in Indonesia. Asian Journal of Political Science, 29(1), 67-85
  17. Kim, J. H., & Park, S. Y. (2023). Smart port development through international cooperation: Case study of Busan-Surabaya partnership. Maritime Policy & Management, 50(2), 178-195
  18. Kusuma, R. (2020). Manajemen keuangan daerah dalam program kerjasama internasional. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 12(2), 89-104
  19. Kuznetsov, A. S. (2015). Theory and practice of paradiplomacy: Subnational governments in international affairs. Routledge
  20. Laothamatas, A. (2000). Local government and decentralization in Thailand. Institute of Southeast Asian Studies
  21. Lestari, A. (2019). Paradiplomasi dan kebijakan luar negeri: Tantangan bagi pemerintah daerah. Jurnal Politik Internasional, 21(2), 156-173
  22. Makarychev, A. (1999). Russian regions as international actors. Center for Security Studies and Conflict Research
  23. Maulana, R. (2018). Inkonsistensi implementasi paradiplomasi oleh pemerintah daerah: Studi kasus beberapa negara. Jurnal Hubungan Internasional, 10(1), 78-95
  24. Mukti, T. A. (2019). Paradiplomacy: Concept, practice and prospect in Indonesia. Journal of International Relations, 12(2), 134-151
  25. Nurjanah, S. (2022). Paradiplomasi dan identitas lokal: Kasus kota Surabaya. Jurnal Studi Pemerintahan, 13(1), 78-95
  26. Pertierra, R. (2001). The local government code and international relations: A study of paradiplomacy in the Philippines. Philippine Political Science Journal, 22(45), 79-102. Raihan, A., & Sutopo, B. (2023). Balancing regional and national interests in Indonesian paradiplomacy. Journal of ASEAN Studies, 11(1), 78-96
  27. Santoso, B. (2020). Penerapan aturan paradiplomasi oleh pemerintah daerah: Analisis kasus Jakarta dan Surabaya. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 5(2), 167-184
  28. Sari, L. (2021). Kendala hukum dalam pelaksanaan paradiplomasi oleh pemerintah daerah. Jurnal Hukum Administrasi Negara, 8(1), 123-140
  29. Schiavon, J. (2004). Sub-state diplomacy in Mexico. The Hague Journal of Diplomacy, 5(1), 65-97
  30. Sulaiman, A. (2020). Pemanfaatan dana perimbangan dalam program kerjasama internasional daerah. Jurnal Keuangan Daerah, 15(2), 78-95
  31. Tavares, R. (2016). Paradiplomacy: Cities and states as global players. Oxford University Press
  32. Widodo, S. (2021). Kebijakan kepala daerah dalam pengelolaan kerjasama internasional. Jurnal Kebijakan Publik, 14(1), 56-73
  33. Wolff, S. (2021). The evolution of paradiplomacy in Indonesia: From independence to decentralization. Asian Politics & Policy, 13(2), 245-262
  34. World Bank Group. (2023). City planning labs: Digital transformation in Surabaya. World Bank Publications
  35. Yamamoto, K. (2023). Waste management technology transfer between Kitakyushu and Surabaya. Journal of Environmental Management, 52(3), 234-251

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.