skip to main content

Identifikasi Keterdapatan Airtanah Dengan Electromagnetic Very Low Frequency (EM-VLF) di Non Cekungan Airtanah Kecamatan Ungaran Timur

1Institut Teknologi Yogyakarta, Indonesia

2Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Received: 16 Jun 2020; Revised: 18 Jul 2020; Accepted: 28 Jul 2020; Available online: 6 Aug 2020; Published: 6 Aug 2020.
Open Access Copyright (c) 2020 Jurnal Geosains dan Teknologi under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Airtanah merupakan seluruh air yang berada di bawah permukaan tanah yang berada pada zona jenuh air. Keterdapatan airtanah dapat ketahui keberadaannya dengan metode geofisika. Metode geofiska berdasarkan elektromagnetik memiliki keunggulan untuk merambatkan gelombang pantul relatif lebih dalam dibanding metode geofiska yang lain. Hal tersebut dikarenakan oleh sifat geolmbang dengan rentang 0,2-30 kHz atau sepanjang hingga 20 km, jika dipancarkan (induksi) ke dalam tanah, sehingga mendapatkan sensitivitas terhadap setiap material lapisan batuan lebih dalam dengan satuan pengukuran nilai konduktivitas. Berdasarkan keunggulan tersebut induksi yang dalam, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterdapatan airtanah di daerah non Cekungan Airtanah (Non CAT) dengan keberadaan airtanah yang relatif dalam, dengan metode Electromagnetic Very Low Frequency (EM-VLF). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 dari 35 titik pengukuran tidak ditemukan airtanah. Kedalaman airtanah rata-rata berada pada kedalaman 10 m dengan potensi debit rata-rata 1 m3/jam (0,27 liter/detik) pada Non CAT bagian utara, dengan penyusun litologi akuifer batupasir perselingan lempung. Kedalaman rata-rata pada Non CAT bagian selatan adalah 25 m dengan potensi debit rata-rata 3 m3/jam (0,83 liter/detik). Litologi akuifer bagian selatan tersusun atas batuanbeku perselingan pasiran. Secara keseluruhan nilai tersebut masuk kedalam kelas debit kecil (< 0,55 l/detik) dengan akuifer bersifat lokal.

Fulltext View|Download
Keywords: airtanah; debit; electromagnetic very low frequency; non cekungan airtanah Ungaran Timur
Funding: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang

Article Metrics:

  1. Badan Penanggunalan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, 2019. Laporan Kebencanaan Kabupaten Semarang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang. Ungaran
  2. Badan Standardisasi Nasional, 2002. Standar Nasioanl Indonesia No.19-6728.1-2002. Penyusunan Neraca Sumber Daya Bagian 1: Sumber daya air spasial. Badan Standardisasi Nasional: Jakarta
  3. Badan Standardisasi Nasional, 2005. Standar Nasioanl Indonesia No.13-7121-2005. Penyelidikan Potensi Air Tanah Skala 1:100.000. Badan Standardisasi Nasional: Jakarta
  4. Bayrak, M. 1995. Use of Electromagnetic VLF Method in Shallow Exploration in Turkey (in Turkish). Jeofizik, 9-10, 143-148
  5. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Dinas ESDM), 2011. Penyusunan Zona Pemanfaatan dan konservasi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Ungaran. Laporan Akhir. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Dinas ESDM):Semarang
  6. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang, 2018. Katersediaan Air Bawah Tanah di Kabupaten Semarang. Laporan Akhir. Dinas Linkungan Hidup Kabupaten Semarang: Ungaran
  7. Febriarta, E., Suswanti, Noviandaru, S. 2019. Interpretasi Electrical Resitivity Tomography Untuk Pendugaan Air Tanah Dangkal Pada Formasi Gunungapi Muda. Jurnal Nasional Teknologi Terapan. 3(1). 49-62
  8. Fetter, C.W., 2014. Applied Hydrogeology Fourth Edition. Pearson New International Education: England
  9. Hiskiawan, P. 2011. Akuisisi Data VLF-EM Menggunakan Teknik Konvensional dan Teknik Gradio. Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia, 11 (1).18-22
  10. Kearey, Philip. 2002. An Intoduction to Geophysical Exploation. Third Edition. USA : Blackwell Science Ltd
  11. Lowrie, W., 2007. Fundamental of Geophysics (2nd ed.). New York: Cambridge University Press
  12. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2017a. Litologi Akuifer. 31 Mei 2017. Diakses pada 5 Mei 2020. https://geoportal.esdm.go.id/geologi
  13. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2017b. Produktivitas Air Tanah. 31 Mei 2017. Diakses pada 5 Mei 2020. https://geoportal.esdm.go.id/geologi
  14. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2017c. Cekungan Air Tanah. 31 Mei 2017. Diakses pada 5 Mei 2020. https://geoportal.esdm.go.id/geologi
  15. Milsom, J., 2003. Field Geophysics, The Geological Field Guide Series (3rd ed.). London: West Sussex: John Wiley & Sons
  16. Neritarani, R., 2019. Identifikasi Dan Strategi Mitigasi Bencana Kekeringan Potensial Di Kabupaten Semarang. Jurnal Plano Madani, 8(1). 72-84
  17. Otto, D.L.S. 2017. Analytical Groundetare Mechanics. Cambridge University Press. United Kingdom
  18. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 15 Tahun 2016. 2016. Rencana Pembangunan jangka Menegah daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang Tahun 2016-2021
  19. Purnama, S., Febriarta, E., Cahyadi, A., Khakhim, N., Ismagil, L., Prihatno, H., 2013. Analisis Karakteristik Akuifer Berdasarkan Pendugaan Geolistrik di Pesisir Kabupaten Cilacap jawa Tengah. Jurnal Geografi, 11(22).155.165
  20. Purnama, S., Tivinton, T.A., Cahyadi, A., Febriarta, E., 2019. Kajian Daerah Imbuhan Airtanah di Kabupaten Ngawi. Jurnal Geografi, 16(1).54-59
  21. Purwanto, E.H., 2015. Aplikasi Metode Very Low Frequency Electromagnetic (Vlf-Em) Untuk Karakterisasi Bawah Permukaan Di Daerah Kapur Desa Melirang Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Tesis. Program magister Bidang Keahlian Fisika Bumi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya
  22. Said, H.D. dan Sukrisno, 1988. Peta Hidrogeologi Indonesia. Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan: Bandung Santos, F.A.M. 2006. Instructions for Running PrepVLF and Inv2DVLF 2-D Inversion of VLF EM Single Frequency. Centro de Geofisica da Universidade de Lisboa, Portugal
  23. Shofyan, M.S., Hilyah A., Rachman, J.P.G.N., 2016. Penerapan Metode Very Low Frequency Electromagnetic (VLF-EM) Untuk Mendeteksi Rekahan pada Daerah Tanggulangin, Sidoharjo. Jurnal Geosaintek. 2(2).129-134
  24. Singhal, B.B.S. dan Gupta, R.P., 2010. Applied Hydogeology of Fracture Rock. Springer Dordrecht Heidelberg London: Springer
  25. Sismanto dan Hartantyo, E., 2005. Distribution of Leachate Polution in The Final Disposal of Piyungan, Bantul, Yogyakarta, by Using The Electromagnetic Method. Proceedings Joint Convention Surabaya. 110-115. https://doi.org/10.1063/1.4990895
  26. Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E., 2004. Applied Geophysics (2nd ed.). London: Cambridge University Press
  27. Thaden, R.E., Sumadirdja, H., Richards, P.W., 1975. Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang. Direktorat Geologi: Bandung
  28. Todd, D.K. dan Mays, L.W., 2005. Groundwater Hydrology 3rd Edition. Denver: John Wiley & Sons. Inc.Lewis, R. dan Davis, A., 1989. Reflectance anisotropy of Carboniferous coals in the Appalachian Foreland Basin, Pennsylvania, U.S.A. International Journal of Coal Geology, 13, hal.341-373
  29. Ungureanu, C., Priceputu, A., Bugea, A. L., Chiricǎ, A., 2017. Use of electric resistivity tomography (ERT) for detecting underground voids on highly anthropized urban construction sites. Procedia Engineering, 209, 202–209. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.11.148

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.