BibTex Citation Data :
@article{IJOCE9290, author = {Arifah Yuliani and Hasti Rejeki}, title = {Pengaruh Gelombang Terhadap Abrasi di Pesisir Kabupaten Demak, Kendal, dan Kota Semarang}, journal = {Indonesian Journal of Oceanography}, volume = {2}, number = {4}, year = {2020}, keywords = {Abrasi; gelombang; model SWAN}, abstract = { Dua puluh persen kerusakan daerah pesisir di Indonesia diakibatkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi. Perubahan garis pantai terjadi dari waktu ke waktu bersaaman dengan aktivitas gelombang. Provinsi Jawa Tengah termasuk salah satu lokasi prioritas nasional untuk fokus kegiatan penanggulangan bencana abrasi. Lokasi yang dipilih adalah di pesisir Kabupaten Demak, Kendal, dan Kota Semarang. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji mengenai pengaruh gelombang terhadap abrasi. Penelitian ini menggunakan SWAN, yaitu aplikasi model numerik gelombang perairan dangkal. Data masukan yang digunakan adalah data angin reanalisis ECMWF dengan resolusi 0,125˚ x 0,125˚ dan data batimetri GEBCO dengan resolusi 30 detik. Perhitungan abrasi menggunakan persamaan yang telah dikembangkan oleh Schwimmer pada 2011. Hasil pemodelan dan analisis menunjukan bahwa pemodelan SWAN memiliki kemampuan yang cukup bagus dalam menyimulasikan gelombang signifikan untuk wilayah perairan dangkal di utara Jawa meskipun nilainya underestimate . Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara gelombang signifikan dan laju abrasi berbanding lurus. Gelombang membawa energi yang berasal dari angin, semakin besar anginnya maka energi yang dibawa oleh gelombang juga semakin besar. Semakin besar gelombang, semakin besar energi yang diterima oleh bibir pantai sehingga potensi abrasinya semakin besar. Kabupaten Demak merupakan wilayah yang laju abrasinya paling besar dibandingkan dengan Kabupaten Kendal dan Kota Semarang. Twenty percent of the damage in coastal areas in Indonesia is caused by environmental changes and abrasion. Changes in the coastline occur over time along with wave activity. Central Java Province is one of the national priority to focus on shoreline erosion disaster management activities. The chosen location is on the coast of Demak, Kendal, and Semarang City. This study aimed to examine the effect of waves on shoreline erosion . This study used SWAN, which is the application of shallow wave numerical model. Input data used are ECMWF wind reanalysis data with a resolution of 0.125˚ x 0.125˚ and bathymetry GEBCO data with a resolution of 30 seconds. The abrasion calculation used an equation that was developed by Schwimmer in 2001. The results of the modeling and analysis showed that the SWAN modeling has a pretty good ability to simulate significant waves for shallow water areas in northern Java even though the value was underestimate. The results showed that the relationship between significant waves and the shoreline erosion rate is linear. Waves carried energy that comes from the wind, the greater the wind, the energy carried by waves is also greater. The bigger the waves, the greater the energy received by the shoreline so that the potential for shoreline erosion is greater. Demak Regency is the region with the highest shoreline erosion rate compared to Kendal Regency and Semarang City. }, issn = {2714-8726}, pages = {378--385} doi = {10.14710/ijoce.v2i4.9290}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce/article/view/9290} }
Refworks Citation Data :
Dua puluh persen kerusakan daerah pesisir di Indonesia diakibatkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi. Perubahan garis pantai terjadi dari waktu ke waktu bersaaman dengan aktivitas gelombang. Provinsi Jawa Tengah termasuk salah satu lokasi prioritas nasional untuk fokus kegiatan penanggulangan bencana abrasi. Lokasi yang dipilih adalah di pesisir Kabupaten Demak, Kendal, dan Kota Semarang. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji mengenai pengaruh gelombang terhadap abrasi. Penelitian ini menggunakan SWAN, yaitu aplikasi model numerik gelombang perairan dangkal. Data masukan yang digunakan adalah data angin reanalisis ECMWF dengan resolusi 0,125˚ x 0,125˚ dan data batimetri GEBCO dengan resolusi 30 detik. Perhitungan abrasi menggunakan persamaan yang telah dikembangkan oleh Schwimmer pada 2011. Hasil pemodelan dan analisis menunjukan bahwa pemodelan SWAN memiliki kemampuan yang cukup bagus dalam menyimulasikan gelombang signifikan untuk wilayah perairan dangkal di utara Jawa meskipun nilainya underestimate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara gelombang signifikan dan laju abrasi berbanding lurus. Gelombang membawa energi yang berasal dari angin, semakin besar anginnya maka energi yang dibawa oleh gelombang juga semakin besar. Semakin besar gelombang, semakin besar energi yang diterima oleh bibir pantai sehingga potensi abrasinya semakin besar. Kabupaten Demak merupakan wilayah yang laju abrasinya paling besar dibandingkan dengan Kabupaten Kendal dan Kota Semarang.
Twenty percent of the damage in coastal areas in Indonesia is caused by environmental changes and abrasion. Changes in the coastline occur over time along with wave activity. Central Java Province is one of the national priority to focus on shoreline erosion disaster management activities. The chosen location is on the coast of Demak, Kendal, and Semarang City. This study aimed to examine the effect of waves on shoreline erosion. This study used SWAN, which is the application of shallow wave numerical model. Input data used are ECMWF wind reanalysis data with a resolution of 0.125˚ x 0.125˚ and bathymetry GEBCO data with a resolution of 30 seconds. The abrasion calculation used an equation that was developed by Schwimmer in 2001. The results of the modeling and analysis showed that the SWAN modeling has a pretty good ability to simulate significant waves for shallow water areas in northern Java even though the value was underestimate. The results showed that the relationship between significant waves and the shoreline erosion rate is linear. Waves carried energy that comes from the wind, the greater the wind, the energy carried by waves is also greater. The bigger the waves, the greater the energy received by the shoreline so that the potential for shoreline erosion is greater. Demak Regency is the region with the highest shoreline erosion rate compared to Kendal Regency and Semarang City.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats