skip to main content

Sebaran Mineral Feromagnetik di Perairan Delta Sungai Bodri, Kendal

*Petrus Subardjo scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Yulina Wulandari scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Muhamad Adnan Kurnianto  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sugeng Widada scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Rikha Widiaratih  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract


Mineral feromagnetik atau biasa disebut pasir hitam merupakan salah satu mineral berat yang berasal dari aktivitas vulkanik. Pemanfaatan mineral ini memegang peranan cukup penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari aspek industri, elektronik, rumah tangga, otomotif, hingga digunakan sebagai bahan pengobatan kanker dalam bidang kedokteran. Delta sungai Bodri yang alirannya bersumber dari gunung Ungaran serta laju sedimentasi yang cukup tinggi menjadi wilayah yang tepat untuk dilakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan, pola sebaran serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kandungan mineral feromagnetik yang terdapat pada sedimen dasar di delta sungai Bodri. Untuk mengetahui kandungan mineral feromagnetik, digunakan teknik analisa sederhana terhadap sampel sedimen menggunakan magnet dan mikroskop di laboratorium. Arus sejajar pantai diperhitungkan untuk diketahui pengaruhnya terhadap sebaran mineral feromagnetik. Hasil analisa ini menunjukkan kandungan sedimen yang tersebar secara terpola dari dalam sungai, muara, hingga sisi delta dengan kandungan tertinggi pada sungai sebesar 35,04 %. Pada depan muara sungai mineral ini tidak terdeteksi, kemudian terdeteksi kembali pada sisi-sisi delta, baik pada bagian barat maupun bagian timur yang kadarnya bervariasi sekitar 2-5%. Hal ini menjelaskan adanya hubungan arus sejajar pantai terhadap sebaran mineral feromagnetik di wilayah delta sungai Bodri. 


Ferromagnetic minerals or known as black sand is one of the heavy minerals which is derived from volcanic activity. This mineral utilization plays an important role in everyday life, ranging from aspects of industry, electronics, household, automotive, even used as a treatment of cancer in the field of medicine. The Bodri River Delta, which sourced from Ungaran Mountain and a high sedimentation rate, is the right area for this research. This research was conducted to find out how big the content, the pattern of distribution and any factors that affect the ferromagnetic mineral content found in the basic sediment in the Bodri river delta. To know the mineral content of ferromagnetic, used simple analysis technique to sediment sample using magnet and microscope in laboratory. Longshore currents are taken into account to determine its effect on the distribution of the mineral ferromagnetic. The results of this analysis show that the sediment content is scattered patterned from the river, estuary, to the delta side with the highest content in the river of 35.04%. In front of the river mouth, this mineral is undetectable. Then detect again on the sides of the delta, both on the western and eastern parts which levels vary about 2-5%. This explains the existence of a longshore current linkage to the ferromagnetic mineral distribution in the Bodri river delta region.



Fulltext View|Download
Keywords: Arus sejajar pantai; Delta sungai Bodri; Mineral feromagnetik; Sebaran; Sedimen

Article Metrics:

  1. Atmodjo, W. 2010. Sebaran Sedimen di Perairan Delta Sungai Bodri, Kendal, Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang
  2. Bird dan Ongkosongo. 1980 dalam Sanjoto, T.B., S. Anggoro dan A. Hartoko. 2012. Kajian Perubahan Spasial Garis Pantai sebagai Zonasi Tata Ruang Pesisir (Studi Kasus Pesisir Kabupaten Kendal). Tata Loka 14(1):1-12
  3. Briggs, D. 1977. Source and Methods In Geography: Sediments. England: Butterwords
  4. Gunawan, H. dan Arif B. 2014. Penentuan Persentase dan Nilai Suseptibilitas Mineral Magnetik Bijih Besi yang Berasal dari Tiga Lokasi Tambang Bijih Besi di Sumatera Barat. Jurnal Fisika Unand 3(4):249-254
  5. Handoyo, G. dan A.A.D. Suryoputro. 2015. Kondisi Arus dan Gelombang Pada Berbagai Kondisi Morfologi Pantai di Perairan Pantai Kendal Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Kelautan Tropis 18(1):33-37
  6. Moriasi, G. N., J. G. Arnold, M. W. V. Liew, R. L. Bingner, R. D. Harmel and T. L. Veith. 2007. Model Evaluation Guidelines for Systematic Quantification of Accuracy in Watershed Simulations. Transactions of the ASABE 50(3): 885-900
  7. Revia, R.A., and M. Zhang. 2015. Magnetite Nanoparticles for Cancer Diagnosis, Treatment, and Treatment Monitoring : Recent Advances. Material Today (608) : 12
  8. Sugianto, D.N. 2013. Model Distribusi Kecepatan Angin Dan Pemanfaatannya Dalam Peramalan Gelombang Di Laut Jawa. Program Doktor Teknik Sipil. FT Undip. Semarang
  9. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
  10. Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta : Beta Offset
  11. Yulianto, A.S., Bijaksana dan W. Loeksmato. 2002 dalam Gunawan, H. dan Arif B. 2014. Penentuan Persentase dan Nilai Suseptibilitas Mineral Magnetik Bijih Besi yang Berasal dari Tiga Lokasi Tambang Bijih Besi di Sumatera Barat. Jurnal Fisika Unand 3(4):249-254

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.