skip to main content

Studi Perubahan Garis Pantai 2017 – 2021 di Pesisir Kabupaten Batang, Jawa Tengah

*Hajar Shofwatul Islam  -  Department of Oceanography, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia, Indonesia
Agus Anugroho Dwi Suryoputro  -  Department of Oceanography, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia, Indonesia
Gentur Handoyo  -  Department of Oceanography, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi pada area pantai yang dapat terjadi secara terus menerus sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan daratan (abrasi) dan penambahan daratan (akresi). Kabupaten Batang merupakan daerah yang mempunyai kawasan pantai yang berbatasan langsung dengan Laut Utara Jawa yang mana mendapat pengaruh dari komponen gelombang yang dibangkitkan oleh angin dan dapat menyebabkan perubahan garis pantai. Wilayah pesisir Kabupaten Batang menjadi pusat kegiatan masyarakat setempat sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui perubahan garis pantai di lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai yang terjadi di pesisir Kabupaten Batang dalam kurun waktu 2017 – 2021. Metode yang digunakan yaitu analisis Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan metode Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR) menggunakan data citra satelit landsat 8. Data lain yang digunakan yaitu data kelerengan pantai hasil pengamatan lapangan, data angina dari laman web copernicus, dan data pasang surut yang diterbitkan oleh BIG.  Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan selama rentang waktu tahun 2017 – 2021 di sepanjang kawasan pesisir kabupaten Batang mengalami abrasi yang lebih besar dari akresi. Abrasi maksimum sebesar 117.4 m dengan laju perubahan 58.22 m/tahun, dan akresi maksimum sebesar 66.1 m dengan laju perubahan 32.8 m/tahun. Luas total area yang mengalami abrasi dan akresi berturut turut seluas 17.79 ha dan 12.36 ha. Faktor yang mengakibatkan terjadinya abrasi adalah fenomena pasang surut, kelerengan pantai serta angin yang membangkitkan gelombang. Hasil ini dapat digunakan sebagai penelitian awal dalam pembuatan kebijakan oleh pemerintah setempat untuk kawasan pesisir Kabupaten Batang.

Kata kunci: Perubahan garis pantai, DSAS, Abrasi, Akresi, Batang

 

Abstract

 

Study of Shoreline Change in 2017–2021 on the Coast of Batang Regency, Central Java 

Coastline changes are a form of coastal dynamics that can occur continuously, causing land reduction (abrasion) and land addition (accretion). The coastal area of Batang Regency is directly facing the North Java Sea. Thus, the components of waves generated by the wind can cause changes in the coastline. The coastal area of Batang Regency is the center of local community activities, so the changes in the coastline can affect the people’s activities. This study aims to determine the coastline changes that occur on the coast of Batang Regency in the period of 2017 – 2021. The method used was DSAS (Digital Shoreline Analysis System) analysis with the Net Shoreline Movement (NSM) and End Point Rate (EPR) methods using data from Landsat satellite imagery 8. Other data used were coastal slope data from field observations, wind data from the Copernicus web page, and tidal data published by BIG. The results show that during the 2017–2021 period, along the coastal area of Batang Regency, abrasion was greater than accretion. Maximum abrasion is 117.4 m with a rate of change of 58.22 m/year, and maximum accretion is 66.1 m with a rate of change of 32.8 m/year. The total area subject to abrasion and accretion is 17.79 ha and 12.36 ha, respectively. Factors that cause abrasion are tidal phenomena, coastal slopes, and winds that generate waves. These results can be used as preliminary research in policy making by the local government for the coastal area of Batang Regency.

Keywords: Shoreline Changes, DSAS, Abrasion, Accretion, Batang

Fulltext View|Download
Keywords: Shoreline changes, DSAS, abrasion, accretion

Article Metrics:

  1. Angkotasan AM, Nurjaya IW, Natih NMN. 2012. Analisis Perubahan Garis Pantai Barat daya Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. Jurnal teknologi Perikanan dan Kelautan. 3(2):11-22
  2. CERC Coastal Engineering Research Centre. 1984. Shore Protection Manual. Volume I 4th Edition. Washington (USA): U.S. Army Coastal Engineering Research Centre
  3. Chasanah, I., Purnomo, P.W. dan Haeruddin, H. 2017. Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Jodo Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Journal of Natural Resources and Environmental Management, 7(3) : 235-243
  4. Ismail, N.P. 2017. Dinamika Perubahan Garis Pantai Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah. Insitut Pertanian Bogor
  5. Marfai M.A., Pratomoatmojo N.A., Hidayatullah T., Nirwansyah A.W., dan Gomareuzzaman M. 2011. Model Kerentanan Wilayah Berdasarkan Perubahan Garis Pantai dan Banjir Pasang (Studi kasus: Wilayah pesisir Pekalongan). Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS). Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada
  6. Munandar, Kusumawati I. 2017. Studi Analisis Faktor Penyebab dan Penanganan Abrasi Pantai di Wilayah Pesisir Aceh Barat. Jurnal Perikanan Tropis. 4(1): 47-56
  7. Muttaqin, A. D. 2017. Analisa Perubahan Garis Pantai Tanjungwidoro Menggunakan Data Citra Satelit. Jurnal Saintek UIN Surabaya, 42-46
  8. Opa, E. T., 2011. Perubahan Garis Pantai Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 7(3) : 109-114
  9. Riza, A. I. 2016. Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Kesesuaian Lokasi Perikanan Budidaya Tambak Ramah Lingkungan di Kabupaten Batang. RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang, 1(1) : 17-31
  10. Subiyanto, S. 2014. Analisis Geospasial Persebaran TPS dan TPA di Kabupaten Batang Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 3(1)
  11. Sugiyono W., Ghitarina, Samson S. A. 2015. Studi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat 7 di Pantai Tanah Merah Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kertanegara. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis. 21(1): 68-76
  12. Suhardi, I., dan Ratna S. 2020. Perubahan garis pantai Pesisir Utara Jawa. Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia
  13. Suharyo, O.S., dan Zainul H. 2019. Pemanfaatan Citra Satelit Resolusi Tinggi Untuk Identifikasi Perubahan Garis Pantai Pesisir Utara Surabaya. Jurnal Kelautan.12 (1) : 89 - 96
  14. Sulistriani, Y., 2009. Perubahan Daratan Pantai dan Penutupan Lahan Pasca Tsunami Secara Spasial Dan Temporal di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. IPB
  15. Supriharyono. 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Jakarta : Djambatan
  16. Trenggono M. 2009. Transformasi gelombang laut dan pengaruhnya terhadap dinamika Pantai Muara Ajkwa tahun 1993 – 2007. Bogor : Institut Pertanian Bogor
  17. Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta : Beta Offset
  18. Van Zuidam, R.A. 1985. Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis and Geomorphology Mapping. Smith Publisher The Hague, ITC
  19. Winarso, G., dkk. 2014. Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Mendukung Program Kemaritiman. Publikasi ilmiah

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.