Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{ELIPSOIDA11497, author = {Arif Nurrohman}, title = {Pemetaan Sebaran Lahan Terbangun Dalam Koridor 250 Meter Sesar Lembang}, journal = {Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika}, volume = {4}, number = {01}, year = {2021}, keywords = {}, abstract = { Sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif di Jawa Barat yang memiliki panjang ±29 km, sesar ini mampu menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6.5-7 (Daryono, 2016). Berdasarkan historis kegempaan, BMKG mencatat setidaknya 14 kali gempa telah terjadi di Sesar Lembang pada rentang tahun 2010-2012. Salah satunya terjadi pada tanggal 28 Agustus 2011 di Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, dengan kekuatan yang tidak begitu besar (magnitudo 3.3) gempa tersebut telah menyebabkan 8 rumah rusak berat dan 105 rusak ringan. Selain rawan akan bencana gempa, daerah Sesar Lembang sebagiannya telah berkembang pesat menjadi kawasan permukiman yang cukup padat, mengingat daerah sesar ini berada di wilayah Metropolitan Bandung Raya yang sangat strategis untuk berkembang menjadi Kawasan budidaya. Oleh karena itu, dalam langkah awal untuk mitigasi bencana Sesar Lembang, perlu kiranya dilaksanakan pemetaan secara detail, diantaranya: identifikasi sebaran garis Sesar Lembang berdasarkan batas administratif desa; memetakan batas koridor 250 m kiri-kanan sesar; memetakan dan menghitung sebaran bangunan yang berada tepat di atas garis sesar serta menghitung sebaran bangunan secara keseluruhan yang berada di dalam koridor 250 m. Melalui overlay antara zona koridor dan data bangunan Open Street Map yang diperbaharui dengan digitasi hasil interpretasi Citra Satelit Resolusi Tinggi Google Earth tahun 2020 maka, telah didapatkan jumlah sebaran lahan terbangun yaitu sebanyak 17.645 (tujuh belas ribu enam ratus empat puluh lima) unit, dengan komposisi sebaran secara administratif yaitu di Kota Cimahi berjumlah 23 unit, Kabupaten Bandung 50 unit dan Kabupaten Bandung Barat sebanyak 17.572 unit. }, issn = {2621-9883}, pages = {42--49} doi = {10.14710/elipsoida.2021.11497}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/elipsoida/article/view/11497} }
Refworks Citation Data :
Sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif di Jawa Barat yang memiliki panjang ±29 km, sesar ini mampu menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6.5-7 (Daryono, 2016). Berdasarkan historis kegempaan, BMKG mencatat setidaknya 14 kali gempa telah terjadi di Sesar Lembang pada rentang tahun 2010-2012. Salah satunya terjadi pada tanggal 28 Agustus 2011 di Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, dengan kekuatan yang tidak begitu besar (magnitudo 3.3) gempa tersebut telah menyebabkan 8 rumah rusak berat dan 105 rusak ringan. Selain rawan akan bencana gempa, daerah Sesar Lembang sebagiannya telah berkembang pesat menjadi kawasan permukiman yang cukup padat, mengingat daerah sesar ini berada di wilayah Metropolitan Bandung Raya yang sangat strategis untuk berkembang menjadi Kawasan budidaya. Oleh karena itu, dalam langkah awal untuk mitigasi bencana Sesar Lembang, perlu kiranya dilaksanakan pemetaan secara detail, diantaranya: identifikasi sebaran garis Sesar Lembang berdasarkan batas administratif desa; memetakan batas koridor 250 m kiri-kanan sesar; memetakan dan menghitung sebaran bangunan yang berada tepat di atas garis sesar serta menghitung sebaran bangunan secara keseluruhan yang berada di dalam koridor 250 m. Melalui overlay antara zona koridor dan data bangunan Open Street Map yang diperbaharui dengan digitasi hasil interpretasi Citra Satelit Resolusi Tinggi Google Earth tahun 2020 maka, telah didapatkan jumlah sebaran lahan terbangun yaitu sebanyak 17.645 (tujuh belas ribu enam ratus empat puluh lima) unit, dengan komposisi sebaran secara administratif yaitu di Kota Cimahi berjumlah 23 unit, Kabupaten Bandung 50 unit dan Kabupaten Bandung Barat sebanyak 17.572 unit.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
Starting from 2021, the author(s) whose article is published in the Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika attain the copyright for their article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. By submitting the manuscript to Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika, the author(s) agree with this policy. No special document approval is required.
The author(s) guarantee that:
The author(s) retain all rights to the published work, such as (but not limited to) the following rights:
Suppose the article was prepared jointly by more than one author. Each author submitting the manuscript warrants that all co-authors have given their permission to agree to copyright and license notices (agreements) on their behalf and notify co-authors of the terms of this policy. Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika will not be held responsible for anything arising because of the writer's internal dispute. Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika will only communicate with correspondence authors.
Authors should also understand that their articles (and any additional files, including data sets and analysis/computation data) will become publicly available once published. The license of published articles (and additional data) will be governed by a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika allows users to copy, distribute, display and perform work under license. Users need to attribute the author(s) and Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika to distribute works in journals and other publication media. Unless otherwise stated, the author(s) is a public entity as soon as the article is published.
Editorial Office of Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika View statisticsThe Old Dean Building (2nd Floor) Faculty of Engineering, Diponegoro UniversityJl Prof Soedarto SH, Tembalang. Semarang, Indonesia, 50275Email : redaksi.elipsoida@ft.undip.ac.id, Telephone : 081802403435