BibTex Citation Data :
@article{Telukawur29437, author = {Arimbi Khoirinisa and Kayla Azizah Rahma and Aisyah Jannah Muthmainnah and Aditya Ramadhan Indagusta and I Gede Gohan Adiputra and Putri Ayu Sutrisno and Dian Veronika Sakti Kaloeti}, title = {Pemberdayaan Keluarga Melalui Edukasi Multidisipliner sebagai Strategi Pembangunan Berkelanjutan untuk Mencegah Stunting di Kelurahan Bandarharjo}, journal = {Telukawur Journal of Legal Community Empowerment}, volume = {1}, number = {1}, year = {2025}, keywords = {Pemberdayaan Keluarga; Edukasi Multidisipliner; Strategi Pembangunan Berkelanjutan; Pencegahan Stunting; Kelurahan Bandarharjo}, abstract = { Stunting masih menjadi permasalahan serius di Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan pemahaman keluarga, kader posyandu, serta masyarakat terkait pola asuh, gizi, dan implementasi regulasi pemerintah dalam pencegahan stunting . Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berbasis pendekatan multidisipliner yang melibatkan bidang psikologi, hukum, pemerintahan, dan gizi. Tujuan program tersebut adalah memberdayakan keluarga dan memperkuat kapasitas kader posyandu dalam mendukung percepatan penurunan stunting sesuai dengan target kebijakan pemerintah. Metode yang digunakan yaitu psikoedukasi tentang pola asuh dan kontrol diri, penyuluhan hukum mengenai Pergub No. 34 Tahun 2019 dan Perwal No. 45 Tahun 2023, sosialisasi kebijakan pemerintah tentang pengasuhan orang tua, serta edukasi gizi terkait ASI eksklusif dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Kegiatan dilaksanakan secara partisipatif melalui diskusi, simulasi, serta pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman kader dan ibu-ibu mengenai regulasi, langkah pencegahan stunting , serta pentingnya pola asuh dan gizi seimbang. Kader juga mulai menyusun panduan internal posyandu berbasis regulasi, sementara keluarga menunjukkan kesadaran lebih baik dalam menjaga kesehatan anak melalui praktik gizi dan perilaku higienis. Hambatan yang ditemui adalah kondusivitas tempat pelaksanaan program dan keterbatasan kehadiran sebagian kader, sehingga penyebaran pengetahuan belum merata. Secara keseluruhan, program multidisipliner ini berkontribusi dalam memperkuat peran keluarga, kader, dan masyarakat sebagai garda terdepan pencegahan stunting . Model intervensi ini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai upaya berkelanjutan mendukung generasi sehat dan bebas stunting }, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/tjph/article/view/29437} }
Refworks Citation Data :
Stunting masih menjadi permasalahan serius di Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan pemahaman keluarga, kader posyandu, serta masyarakat terkait pola asuh, gizi, dan implementasi regulasi pemerintah dalam pencegahan stunting. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berbasis pendekatan multidisipliner yang melibatkan bidang psikologi, hukum, pemerintahan, dan gizi. Tujuan program tersebut adalah memberdayakan keluarga dan memperkuat kapasitas kader posyandu dalam mendukung percepatan penurunan stunting sesuai dengan target kebijakan pemerintah. Metode yang digunakan yaitu psikoedukasi tentang pola asuh dan kontrol diri, penyuluhan hukum mengenai Pergub No. 34 Tahun 2019 dan Perwal No. 45 Tahun 2023, sosialisasi kebijakan pemerintah tentang pengasuhan orang tua, serta edukasi gizi terkait ASI eksklusif dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Kegiatan dilaksanakan secara partisipatif melalui diskusi, simulasi, serta pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman kader dan ibu-ibu mengenai regulasi, langkah pencegahan stunting, serta pentingnya pola asuh dan gizi seimbang. Kader juga mulai menyusun panduan internal posyandu berbasis regulasi, sementara keluarga menunjukkan kesadaran lebih baik dalam menjaga kesehatan anak melalui praktik gizi dan perilaku higienis. Hambatan yang ditemui adalah kondusivitas tempat pelaksanaan program dan keterbatasan kehadiran sebagian kader, sehingga penyebaran pengetahuan belum merata. Secara keseluruhan, program multidisipliner ini berkontribusi dalam memperkuat peran keluarga, kader, dan masyarakat sebagai garda terdepan pencegahan stunting. Model intervensi ini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai upaya berkelanjutan mendukung generasi sehat dan bebas stunting
Last update:
Copyright: