Civil Engineering, Engineering Faculty, Diponegoro University, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{Ruang8734, author = {Desyta Ulfiana and Undayani Sari}, title = {Analisa Risiko Banjir untuk Mendukung Pembangunan Bekelanjutan di Kawasan Pesisir Pantai Kota Semarang}, journal = {Ruang}, volume = {6}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {Banjir; Pembangunan berkelanjutan; Analisa risiko banjir}, abstract = { Fenomena degradasi lingkungan menyebabkan meningkatnya frekuensi banjir di beberapa wilayah, salah satunya adalah kawasan pesisir pantai Kota Semarang. Kecamatan Genuk, Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang Utara, dan Kecamatan Semarang Barat merupakan empat wilayah yang berbatasan langsung dengan L aut J awa. Kondisi topografi dan karakteristik wilayah empat kecamatan tersebut menyebabkan empat kecamatan tersebut rawan mengalami bencana banjir. Untuk mengatasi fenomena tersebut perlu adanya penyesuaian perencanaan pembangunan berkelanjutan. Agar perencanaan tersebut efektif maka diperlukan analisa untuk menentukan faktor utama penyebab permasalahan banjir di wilayah tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisa tingkat risiko banjir menggunakan metode AHP TOPSIS untuk menentukan faktor utama penyebab banjir di masing-masing kecamatan. Kriteria yang digunakan dalam analisa terdiri dari curah hujan, tata guna lahan, kemiringan lahan, dan ketinggian. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat memiliki tingkat risiko paling tinggi terhadap bencana banjir. Faktor dominan penyebab tingginya risiko banjir di dua kecamatan tersebut dibanding dua kecamatan lainnya adalah curah hujan. Sedangkan faktor utama penyebab banjir di kawasan pesisir pantai Kota Semarang adalah ketinggian }, issn = {2356-0088}, pages = {102--111} doi = {10.14710/ruang.6.2.102-111}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ruang/article/view/8734} }
Refworks Citation Data :
Fenomena degradasi lingkungan menyebabkan meningkatnya frekuensi banjir di beberapa wilayah, salah satunya adalah kawasan pesisir pantai Kota Semarang. Kecamatan Genuk, Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang Utara, dan Kecamatan Semarang Barat merupakan empat wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Kondisi topografi dan karakteristik wilayah empat kecamatan tersebut menyebabkan empat kecamatan tersebut rawan mengalami bencana banjir. Untuk mengatasi fenomena tersebut perlu adanya penyesuaian perencanaan pembangunan berkelanjutan. Agar perencanaan tersebut efektif maka diperlukan analisa untuk menentukan faktor utama penyebab permasalahan banjir di wilayah tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisa tingkat risiko banjir menggunakan metode AHP TOPSIS untuk menentukan faktor utama penyebab banjir di masing-masing kecamatan. Kriteria yang digunakan dalam analisa terdiri dari curah hujan, tata guna lahan, kemiringan lahan, dan ketinggian. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat memiliki tingkat risiko paling tinggi terhadap bencana banjir. Faktor dominan penyebab tingginya risiko banjir di dua kecamatan tersebut dibanding dua kecamatan lainnya adalah curah hujan. Sedangkan faktor utama penyebab banjir di kawasan pesisir pantai Kota Semarang adalah ketinggian
Article Metrics:
Last update:
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, the copyright of the article shall be assigned to Ruang, Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Diponegoro as the publisher of the journal. Copyright includes the rights to reproduce and deliver the article in all forms and media.
Visitor Number:
Visitor Statistic
RUANGDepartment of Urban and Regional PlanningBuilding A, 3rd Floor. Faculty of Engineering - Diponegoro UniversityCampus UNDIP Tembalang 50275Telp. (024) 7460054, Ext. 105
Email: ruang@live.undip.ac.id