skip to main content

Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Akses Sanitasi di Tiap Tipologi Permukiman Kumuh Kota Surabaya

Safwa Nashita Noor Shahira  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. ITS Kampus Sukolilo, Sukolilo, Surabaya, Indonesia 60111, Indonesia
*I Dewa Made Frendika Septanaya orcid scopus  -  Department of Urban and Regional Planning, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. ITS Kampus Sukolilo, Surabaya, Indonesia, 60111, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2024 Jurnal Wilayah dan Lingkungan
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract
Kota Surabaya belum berhasil mencapai salah satu target yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), terutama terkait dengan upaya pemenuhan sanitasi yang layak bagi seluruh penduduknya. Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya pada tahun 2022 mencatat bahwa ada 8.543 rumah tangga di kawasan permukiman kumuh yang masih melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) akibat tidak memiliki fasilitas jamban yang layak. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan akses sanitasi di tiap tipologi permukiman kumuh dengan menggunakan teknik analisis skala likert. Perbedaan karakteristik permukiman kumuh dipertimbangkan karena studi terdahulu menemukan bahwa karakteristik ruang dan lingkungan berperan vital dalam menghasilkan variasi faktor yang mempengaruhi permintaan akses sanitasi. Hasil studi ini menemukan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh di semua tipologi dan berbeda secara spesifik di tiap tipologi permukiman kumuh. Faktor yang berpengaruh di semua tipologi permukiman kumuh adalah tingkat pendapatan keterbatasan lahan, tingkat pengetahuan, kesadaran perilaku hidup sehat, dan dukungan pemerintah. Sedangkan faktor yang spesifik berbeda adalah jaringan jalan, akses air bersih, jarak dengan sumber air, regulasi terkait BABS, serta status kepemilkan dan status penguasaan bangunan. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk merumuskan intervensi yang tepat dalam meningkatkan akses sanitasi di permukiman kumuh yang beragam di Kota Surabaya.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Copyright Transfer Agreement
Perjanjian Pengalihan Hak Cipta
Subject
Type Copyright Transfer Agreement
  Download (984KB)    Indexing metadata
Keywords: Akses Sanitasi; Buang Air Besar Sembarangan (BABS); Jamban; Tipologi Permukiman Kumuh; Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB); Surabaya

Article Metrics:

  1. Arta, F. S., & Pigawati, B. (2015). The Patterns and Characteristics of Peri-Urban Settlement in East Ungaran District, Semarang Regency. Geoplanning, 2(2), 103–115. https://doi.org/10.14710/GEOPLANNING.2.2.103-115
  2. Chakraborty, S., Novotný, J., Das, J., Bardhan, A., Roy, S., Mondal, S., … Pramanik, S. (2021). Geography Matters for Sanitation! Spatial Heterogeneity of The District-Level Correlates of Open Defecation in India. Retrieved from https://doi.org/10.1111/sjtg.12402
  3. De, I. (2018). Determinants of Rural Sanitation in India and Implications for Public Policy. Journal of Water, Sanitation and Hygiene for Development, 8(4), 650–659. Retrieved 26 October 2022 from https://doi.org/10.2166/WASHDEV.2018.038
  4. Dwipayanti, N. M. U., Rutherford, S., & Chu, C. (2019). Cultural Determinants of Sanitation Uptake and Sustainability: Local Values and Traditional Roles in Rural Bali, Indonesia. Journal of Water, Sanitation and Hygiene for Development, 9(3), 438–449. Retrieved 26 October 2022 from https://doi.org/10.2166/WASHDEV.2019.178
  5. Farel Alfarisi, M. (2021). Persepsi Masyarakat Permukiman Kumuh Terhadap Pentingnya Sanitasi Dasar (Studi Kasus RT 04 Kawasan Sekanak, 28 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan)
  6. Fuji Widayawati, L., & Aditianata. (2017). Identifikasi Tipologi dan Pola Penanganan Kumuh di Kawasan Kiom, Kota Tual, Maluku
  7. Irianti, S., & Prasetyoputra, P. (2021). Rural–Urban Disparities in Access to Improved Sanitation in Indonesia: A Decomposition Approach. SAGE, 1(9). Retrieved from https://doi.org/10.1177/21582440211029920
  8. Kasim, S., & Rivai, A. (2020). Ketersediaan Prasarana Sanitasi di Lingkungan Permukiman Kumuh (Slum Area) Terhadap Penyakit Lingkungan di Kelurahan Bentenge Kota Bulukumba. Jurnal Sulolipu, 20(2)
  9. Komarulzaman, A., Smits, J., & de Jong, E. (2017). Clean Water, Sanitation and Diarrhoea in Indonesia: Effects of Household and Community Factors. Global Public Health, 12(9), 1141–1155. Retrieved from https://doi.org/10.1080/17441692.2015.1127985
  10. Kusuma Ningrum, M. A. (2019). Hubungan Sanitasi Terhadap Optimalisasi Penggunaan MCK Umum (Studi di RT 08 RW 02 dan RT 09 RW 03 Desa Tambakcemandi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo). Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya
  11. Ludovikus Bomans Wadu, Andri Fransiskus Gultom, & Fronialdus Pantus. (2020). Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi: Bentuk Keterlibatan Masyarakat Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: 10(02)
  12. Luo, Q., Zhang, M., Yao, W., Fu, Y., Wei, H., Tao, Y., … Yao, H. (2018). A Spatio-Temporal Pattern and Socio-Economic Factors Analysis of Improved Sanitation in China, 2006-2015. International Journal of Environmental Research and Public Health Article. Retrieved from https://doi.org/10.3390/ijerph15112510
  13. Masnarivan, Y., & Arlina, E. (2020). Penyebab Ketidakpemilikan Jamban Sehat. Jurnal Kesehatan, 11(2), 121. https://doi.org/10.35730/jk.v11i2.523
  14. Noya, H. (2016). Kajian Pencapaian Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Desa Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon
  15. Nurrahmah, A., Rismaningsih, F., Hernaeny, U., Pratiwi, L., Wahyudin, Rukyat, A., Setiawanm Jan. (2021). Pengantar Statistika. (S. Haryanti,Ed.). Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia
  16. O’Reilly, K., Dhanju, R., & Goel, A. (2017). Exploring “The Remote” and “The Rural”: Open Defecation and Latrine Use in Uttarakhand, India. World Development, 93, 193–205. Retrieved 20 October 2022 from https://doi.org/10.1016/J.WORLDDEV.2016.12.022
  17. Pullan, R. L., Freeman, M. C., Gething, P. W., & Brooker, S. J. (2014). Geographical Inequalities in Use of Improved Drinking Water Supply and Sanitation across Sub-Saharan Africa: Mapping and Spatial Analysis of Cross-sectional Survey Data. PLOS Medicine, 11(4). Retrieved from https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1001626
  18. Reiner, R. C. (2020). Mapping Geographical Inequalities in Access to Drinking Water and Sanitation Facilities in Low-Income and Middle-Income Countries, 2000–17. Retrieved 26 November 2022 from https://doi.org/10.1016/S2214-109X(20)30278-3
  19. Rimi Abubakar, I. (2017). Access to Sanitation Facilities among Nigerian Households: Determinants and Sustainability Implications. Retrieved 26 October 2022 from https://doi.org/10.3390/su9040547
  20. SAIIG. (2019). Indonesia Menuju Pencapaian Sustainable Development Goal 6 Panduan Advokasi untuk Pemerintah Daerah
  21. Silangen, J. K., Fela, W., & Faizah Mastutie, F. (2017). Pengembangan Sanitasi Berkelanjutan di Kawasan Permukiman Kumuh Studi Kasus (Kecamatan Tumpaan)
  22. Solekha, J. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan
  23. Tumwebaze, I. K., Orach, C. G., Niwagaba, C., Luthi, C., & Mosler, H. J. (2013). Sanitation Facilities in Kampala Slums, Uganda: Users’ Satisfaction and Determinant Factors. International Journal of Environmental Health Research, 23(3), 191–204. Retrieved from https://doi.org/10.1080/09603123.2012.713095
  24. Winarko Suhar Putra, R., & Pigawati, B. (2021). Tipologi Permukiman Kawasan Pesisir Kecamatan Semarang Utara. 18(1), 1829–9172
  25. Yohannes, T., Workicho, A., & Asefa, H. (2014). A Cross Sectional Study: Availability of Improved Sanitation Facilities and Associated Factors among Rural Communities in Lemo Woreda, Hadiya Zone, Southern Ethiopia. OALib, 01(08), 1–10. Retrieved from https://doi.org/10.4236/oalib.1101020
  26. Yulianti, D., & Wahyuni, O. D. (2015). Perancangan Kampanye Sanitasi Sehat di Surabaya. Jurnal Sains dan Seni ITS, 4(2)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.