skip to main content

Perancangan Pusat Pertunjukan Musik dengan Pendekatan Multisensory di Kota Semarang

*Azzahra Shylla Halalita  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Seni musik merupakan salah satu seni yang paling banyak dinikmati oleh  masyarakat Indonesia. Dalam perkembangannya, musik di Indonesia telah  melahirkan komunitas-komunitas dan organisasi yang mendukung terciptanya  ekosistem bermusik yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat dicapai melalui  dukungan dengan adanya fasilitas yang dirancang khusus untuk kegiatan  bermusik.   Di Kota Semarang, perkembangan musik telah tiba pada kondisi  terbentuknya komunitas dan kelompok pemusik yang aktif melakukan pertunjukan.  Kombinasi antara  faktor performer dan penonton yang tinggi menjadikan Kota  Semarang menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi pada pembentukan  ekosistem bermusik yang stabil. Namun, hal tersebut tidak dibarengi dengan  adanya fasilitas yang memadai dalam mewadahi kegiatan bermusik. Ruang tampil  para musisi Semarang sering kali berada di ruang dengan fungsi serbaguna. Hal  tersebut mempengaruhi pengalaman aktivitas bermusik dengan tidak adanya  desain khusus yang memperhatikan aspek-aspek akustikal dan emosional ruang  sebagai perhatian terpenting saat menonton sebuah produk pertunjukan.   Untuk menggali potensi praktik seni musik yang ada, upaya untuk  memperluas jaringan dan memperbanyak hubungan antara infrastruktur lembaga  pendidikan seni dengan fasilitas di sekelilingnya perlu dilakukan guna merespon  kegiatan berkesenian di dalamnya dengan maksimal dengan mengadaptasi  elemen-elemen arsitektural yang berhasil diterpkan pada ruang pertunjukan seni  musik di seluruh dunia. Dengan adanya kolaborasi antarfaktor dan antarlembaga,  Kota Semarang dapat membentuk sebuah pariwisata budaya yang berkelanjutan  melalui pagelaran pertunjukan musik dan aktivitas musik di dalamnaya.
Fulltext View|Download
  1. Lord, Peter dan Duncan Templeton. (2001). Detail Akustik. (P. H. Adjie, Terjemahan). Nurcahyo Maharani dan Hilarius W. Hardani (editor). Ed. ke-3. Jakarta: Erlangga.;
  2. Appleton, I. (2008). Building for the Performing Arts: A Design and Development Guide. Ed. ke-2. Elsevier Limited. Tersedia dari Library of Congress dan British Library.;
  3. Sutanto, Handoko. (2015). Prinsip-Prinsip Akustik dalam Arsitektur. Dimas Wahyuanto dan Yosef Bayu. A (editor). Ed. ke-1. Yogyakarta: PT. Kanisius

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.