PENDAHULUAN
Lansiadigolongkansebagaikelompok yang rentanakibat proses menuakarenadipengaruhi oleh berbagaifaktorperubahananatomi dan fisiologi, sepertimunculnyabeberapapenyakitataukeadaanpatologik, perubahanfungsi organ, sertapsikososial. PeningkatanUsia Harapan Hidup (UHH) akibattingginyaangkakelahiran, urbanisasi, dan rendahnyaangkakematian pada suatu area berdampak pada meningkatnyapresentasejumlahpenduduklansia. Pada tahun 2020, Kota Semarang nmemilikijumlahpenduduklansiasebesar 170 ribujiwaatausebesar 9,29% dengan UHH sebesar 77,34 tahun dan presentasekeluhankesehatansebesar 48,3% dan angkakesakitansebesar 13.89%. Kondisiinimengindikasikanbahwatingginyajumlahpenduduklansiaakanmeningkatkankebutuhanpelayananbagipenduduklansia, khususnyapelayanankesehatan dan sosial. Dalammeningkatkankesejahteraan pada penduduklansia, pemerintah Kota Semarang mulaimengambillangkahuntukmenyukseskan program Kota Semarang sebagai Kota Ramah Lansiamenurut WHO di tahun 2030 mendatang. Namun, penilaianindikator Kota Ramah LansiamenurutWidowati, dkk (2018) masihterdapatnya 5 dari 8 indikator WHO yang bernilairendah salah satunyayaituDukungan Masyarakat Dan Pelayanan Kesehatan, yang masihbernilai 18%. Salah satupenyebabaspektersebutmemilikinilai yang rendahadalahmasihbanyakrumahsakit di Kota Semarang yang belummenyediakanfasilitaskhususlansia. Perubahan dan kemunduranfisiologis pada lansiaseringkalimempengaruhiterbatasnyaruanggerak dan mobilitaslansiadalammenjalaniaktivitassehari-hari. Disampingitu, penurunanaspekpsikologismengakibatkanlansiamudahmengalamicemas, takut, dan depresisehinggadapatmemperburukkeadaanfisiologisdalamperawatan dan rehabilitasipasien. Sehinggahalinimendasaripenulisuntukmembuatperencanaan dan perancangandesainrumahsakitgeriatri di Kota Semarang denganPendekatanhealing architecture untuk menawarkanfasilitas dan pelayanan yang lebihterpusatkepadalansia, denganmempertimbangkanpendekatanperilakulansiamaupunkebutuhan lain yang mendukungpemulihanlansia.
Last update:
Last update: