skip to main content

Penerapan Post Importation Claim dan Implikasinya Pada Kerja Sama Perdagangan Internasional Indonesia

*Yunita Hety Kusumawati  -  Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Indonesia
Nanik Trihastuti scopus  -  Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Rules of Origin (RoO) atau ketentuan asal barang menjadi salah satu pengaturan yang selalu dirundingkan dalam setiap perjanjian Free Trade Agreement (FTA) di bidang perdagangan barang. Salah satu isu pembahasan dalam negosiasi perundingan FTA yang masih berlangsung dan Indonesia terlibat di dalamnya adalah pengaturan tentang Post Importation Claim dalam RoO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep post importation claim dalam RoO serta implikasi penerapan post importation claim dalam FTA di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam 17 (tujuh belas) perjanjian FTA yang telah berlaku di Indonesia, saat ini tidak terdapat prosedur post importation claim untuk dapat menjadi pedoman atau contoh pelaksanaannya bagi Indonesia untuk menerapkan. Tidak ada pelanggaran ketentuan khusus di dalam keanggotaan World Trade Organization apabila Indonesia menyetujui atau tidak menyetujui untuk menerapkan post importation claim di dalam FTA-nya. Namun apabila Indonesia ingin menerapkan post importation claim, Indonesia dapat mencontoh penerapannya dari negara anggota ASEAN yang sudah menerapkan meskipun dengan ketentuan yang masih agak ketat, yaitu pihak importir harus sudah menyampaikan intensinya untuk menggunakan bukti dokumen originating pada saat pemberitahuan impor barang.

Fulltext View|Download
Keywords: Rules of Origin; Ketentuan Asal Barang; Post Importation Claim; Free Trade Agreement.

Article Metrics:

  1. Adam, Latif., & Negara, Siwage Dharma. (2010). Asean-China Free Trade Agreement: Tantangan Dan Peluang Bagi Indonesia. Masyarakat Indonesia, Vol.36, (No.2), pp.1-24. https://doi.org/10.14203/jmi.v36i2.633
  2. Ardiansyah. (2022). Transformation of Rules of Origin Dispute Settlement in Free Trade Agreement Scheme Through Mutual Agreement Procedure. Nurani: Jurnal Kajian Syari’ah dan Masyarakat, Vol.22, (No.2),pp.305-314. https://doi.org/10.19109/nurani.v22i2.14461
  3. Basri, Muhamad Chatib., & Hill, Hal. (2007). Indonesia – Trade Policy Review 2007. Trade Working Papers 22033, Vol.31, (No,11),pp.1393-1408.DOI: 10.1111/j.1467-9701.2008.01134.x
  4. Cabalu, Helen., & Alfonso, Cristina. (2007). Does AFTA Create or Divert Trade? Global Economy Journal, Vol.7, (No.4), p.6. DOI: 10.2202/1524-5861.1315
  5. Chirathivat, S. (2002). ASEAN-China Free Trade Area: Background, Implications and Future Development. Journal of Asian Economics, Vol.13,pp.671-686. https://doi.org/10.1016/S1049-0078(02)00 177-X
  6. Cole, T. (2012). The Boundaries of Most Favoured Nation Treatment in International Investment Law. Michigan Journal of International Law, Vol.33, Issue 3, https://journals.indexcopernicus.com/publication/1862399
  7. Effendi, Y. (2014). Asean Free Trade Agreement Implementation For Indonesian Trading Performance: A Gravity Model Approach. Jurnal Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan,Vol.8,(No.1),pp.73-92. DOI: 10.30908/bilp.v8i1.87
  8. Febrianti, R. (2015). Pengaruh ASEAN Free Trade Area Terhadap Pertumbuhan Ekpor Crude Palm Oil Indonesia 2003-2012. Jurnal Online Mahasiswa, Vol.2, (No.1). https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/4902
  9. Hirsch, M. (2002). International Trade Law, Political Economy and Rules of Origin: A Plea for a Reform of the WTO Regime on Rules of Origin. Journal of World Trade, Vol.36,(No.2),pp-171-188, DOI: 10.1023/A:1015558824815
  10. Inayati, Ratna S. (2010). Impelementasi AFTA Tantangan dan pengaruhnya terhadap Indonesia. Jurnal Penelitian Politik, Vol.7, (No.2). https://doi.org/10.14203/jpp.v7i2. 495
  11. Kim, Joongi., & Kim, Jong Bum. (2009). RTAs for Development: Utilizing Territoriality Principle Exemptions under Preferential Rules of Origin. Journal of World Trade, Vol.43,(No.1),pp.153-172. https://doi.org/10.54648/trad2009005
  12. Latifah, E. (2015). Pengaturan Rules of Origin di Indonesia dan Masalah-Masalah yang Ditimbulkannya. Yustisia Jurnal Hukum, Vol.4,(No.1),pp.33-54. https://doi.org/10.20961/yustisia.v4i1.8618
  13. Mansfield, Edward D., & Reinhardt, Eric. (2003). Multilateral Determinants of Regionalism: The Effects of GATT/WTO on the Formation of Preferential Trading Arrangements. International Organization, Vol.57,(No.4),pp.829–862, http://www.jstor.org/stable/3594848
  14. Newhouse, J. (1997). Europe's Rising Regionalism. Council on Foreign Relations, Vol.76,(No.1),pp.67-84. https://doi.org/10.2307/20047910
  15. Sitepu, Eddy Mayor Putra., & Nurhidayat, R. (2015). Mengukur Tingkat Pemanfaatan FTA Yang Telah Dilakukan Indonesia : Studi Kasus Dengan Menggunakan FTA Preference Indicator. Kajian Ekonomi dan Keuangan,Vol.19,(No.3),pp.284-298. https://doi.org/10.31685/kek.v19i3.147
  16. Wistiasari, Devina., Zhangrinto Febryan., Hendro., Katherine., Nancy., & Steven. (2023). Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Public service and Governance Journal, Vol.4, (No.2), pp.37-43. https://doi.org/10.56444/psgj.v4i2.716
  17. Barcelo, John J. (2006). Harmonizing Preferential Rules of Origin in the WTO System. Cornell Legal Studies Research Paper No. 06-049, http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.952535
  18. Bhagwati, Jagdish N. (1995). US Trade Policy: The Infatuation with FTAs. Discussion Paper Series No. 726 Columbia University. https://doi.org/10.7916/D8CN7BFM
  19. Estevadeordal, Antoni., Harris, Jeremy., & Suominen, Kati. (2007). Multilateralizing Preferential Rules of Origin around the World. IDB WORKING PAPER SERIES # IDB-WP-137. https://publications.iadb.org/en/publications/english/viewer/Multilateralising-Preferential-Rules-of-Origin-around-the-World.pdf
  20. Krishna, K. (2005). Understanding Rules of Origin. NBER Working Paper No. 11150. https://ssrn.com/abstract=669449
  21. Manchin, Miriam., & Pelkmans-Balaoing, Annette O. (2007). Rules of origin and the web of East Asian free trade agreements. World Bank Policy Research Working Paper No.4273. https://ssrn.com/abstract =999483
  22. Medalla, Erlinda M., & Balboa, Jenny D. (2009). ASEAN Rules of Origin: Lessons and Recommendations for Best Practice. Discussion Paper. https://api.semantic scholar.org/CorpusID:154362424
  23. Darwin, Arfiansyah., & Purjono. (2017). Practical Guidebook on Free Trade Agreement - Memahami Untuk Memanfaatkan. Jakarta: Pro Insani Cendikia
  24. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. (2019). Kajian Post Importation Claim Dalam Ketentuan Asal Barang Pada Perundingan Kerja Sama Perdagangan. Jakarta: Direktorat Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga
  25. Hadi, Dedi A. (2013). Modul Rules of Origin. Jakarta: Pusdiklat Bea dan Cukai
  26. Marzuki, Peter M. (2006). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.