skip to main content

Problematika Tergeneralisirnya Saniri Negeri Menjadi Badan Permusyawaratan Desa

*Sherlock H Lekipiouw  -  Fakultas Hukum, Universitas Pattimura, Indonesia
Andress D Bakarbessy  -  Fakultas Hukum, Universitas Pattimura, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Regulasi Desa di Indonesia telah menggeneralisir saniri negeri menjadi sama dengan badan Permusyawaratan Desa (BPD), padahal konstruksi Saniri Negeri berbeda dengan konstruksi BPD. Penelitian ini bertujuan menganalisis masalah dalam regulasi desa di Indonesia khususnya yang mengatur tentang saniri negeri dan menganalisis konsekuensi yuridis tergeneralisirnya saniri negeri menjadi BPD, metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan rumusan norma Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan nama lain yang memiliki wewenang untuk membuat peraturan desa, dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa. Saniri Negeri merupakan suatu sistem kekuasaan dan terlembaga dalam 2 (dua) lembaga yaitu saniri rajapatti yang melaksanakan pemerintahan dan saniri lengkap yang merumuskan kebijakan, serta 1 (satu) forum yaitu saniri besar sebagai forum pertanggungjawaban pemerintah negeri. Saniri Negeri bukanlah lembaga sehingga berbeda dengan BPD. Perlu dilakukan sinkronisasi keberadaan BPD dengan Saniri Negeri, agar konstruksi saniri negeri tidak digeneralisasi menjadi sama dengan konstruksi BPD. 

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (39KB)    Indexing metadata
Keywords: Saniri Negeri; Undang-Undang Desa; Badan Permusyawaratan Desa.

Article Metrics:

  1. Anggoro, T. (2017). Kajian Hukum Masyarakat Hukum Adat Dan Ham Dalam Llngkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, Vol.36, (No.4),pp.487-498. https://lib.ui.ac.id/detail?id=20298301&lokasi=lokal#
  2. Antari, Putu Eva D. (2020). Implementasi Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Upaya Memperkuat Sistem Presidensial Di Indonesia. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, Vol.4, (No.2), pp.217-238. https://doi.org/10.24246/jrh.2020.v4.i2.p217-238
  3. Astara, I Wayan Wesna. (2017). Public Policy and Role of Traditional Security Officer (Pecalang) of Religious Tolerance in the Traditional Village Kuta-Bali. Journal of Law, Policy and Globalization, Vol.67,(No.1),pp.94–108. https://www.iiste.org/Journals/index.php/JLPG/article/viewFile/39954/ 41074
  4. Bakarbessy, Andress D. (2014). Position Of The Village In The Terms Of The Constitutional Construction Of The Unitary State Of The Republic Of Indonesia In The Implementation Of The Regional Autonomy. International Journal of Advanced Research, Vol.2, (No.2). http://www.journalijar.com/article/872/position-of-the-village-in-the-terms-of-the-constitutional-construction-of-the-unitary-state-of-the-republic-of-indonesia-in-the-implementation-of-the-regional-autonomy/
  5. Bakarbessy, Andress D. (2018). Interaksi Antara Negara Dan Desa Adat Dalam Konstruksi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sasi,Vol.24,(No.1),pp.59-72. https://doi.org/10.47268/sasi.v24i1.119
  6. Bhakti, Indira Swasti Gama Bhakti., & Gunawan, Tri Agus. (2020). Upaya Preventif Aparat Desa dalam Penanggulangan Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga. Journal of Public Administration and Local Governance,Vol.4,(No.1),pp.49–64. https://doi.org/10.31002/jpalg.v3i2.1980
  7. Camargo, Blanca A., Winchenbach, Anke., & Vázquez-Maguirre, Mario. (2022). Restoring the dignity of indigenous people: Perspectives on tourism employment. Tourism Management Perspectives, Vol.41. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2022.100946
  8. Efriani., Dewantara, Jagad Aditya., Fransiska, Meliya., Ramadham, Iwan., & Agustinus, Edy.(2021). Eksistensi Adat Dalam Keteraturan Sosial Etnis Dayak Di Kampung Bonsor Binua Sakanis Dae. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, Vol.6, (No.1),pp.87-106. https://doi.org/10.24246/jrh.2021.v6.i1.p87-106
  9. Mandasari, Z. (2014). Politik Hukum Pengaturan Masyarakat Hukum Adat (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi). Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, Vol.21, (No.2), pp.227-250. https://doi.org/10.20885/iustum.vol21.iss2.art4
  10. Mustaghfirin, H. (2011). Sistem Hukum Barat, Sistem Hukum Adat, Dan Sistem Hukum Islam Menuju Sebagai Sistem Hukum Nasional sebuah Ide Yang Harmoni. Jurnal Dinamika Hukum, Vol.11,(No.1), pp.89–96. http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2011.11.Edsus.265
  11. Panujiningsih, Ulfa. (2019). Eksistensi Peraturan Desa Sebagai Perwujudan Good Gevornance Dalam Pelaksanaan Pembangunan (Studi Di Desa Putatgede Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal). Indonesian State Law Review (ISLRev), Vol.1,(No.2),pp.183–204. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/islrev/article/view/38438
  12. Pieter S, Soselisa., Rahanra, Ivonny Y., Chaniago, Wahyu F., & Alhamid, Rugayah. (2021). Eksistensi Saniri Dalam Pemerintahan Negeri Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Komunitas: Jurnal Ilmu Sosiologi, Vol.4, (No.1),pp.14-26. https://doi.org/10.30598/komunitasvol4issue1page14-26
  13. Purnamasari, Galuh C. (2019). Pergeseran Fungsi Dan Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Bpd Desa Kunjang). Refleksi Hukum:Jurnal Ilmu Hukum, Vol.3, (No.2), pp.161-174. https://doi.org/10.24246/jrh.2019.v3.i2.p161-174
  14. Pusparani, Rina., Kubangun, Nuraida., & Kissiya, Efilina. (2017). Sistem Pemerintahan Negeri di Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease. Pedagogika: Jurnal Pedagogik dan Dinamika Pendidikan, Vol.5, (No.2),pp. 69-90. https://doi.org/10.30598/pedagogikavol5issue2page69-90
  15. Rahmatullah I. (2013). Rejuvinasi Sistem Checks and Balances dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia. Jurnal Cita Hukum,Vol.1,(No.2).DOI: 10.15408/jch.v1i2.2992
  16. Rauf, Muhammad. (2016). Politik Hukum Pembentukan Desa Adat dalam Sistem Pemerintahan di Indonesia. Jurnal De Lega Lata, Vol.1, (No.2), pp.408–417. https://e-journal.iahn-gdepudja.ac.id/index.php/ WK/article/view/153
  17. Romadhon, Ahmad Heru., Harianti, Isnin., Rohyana, Nabilah., & Agustina, Melisa. (2018). Dinamika Pranata Pemerintahan Desa Adat Dalam Dimensi Hukum Tata Negara. Jurnal Hukum Media Bhakti, Vol.2, (No.2). https://doi.org/10.32501/jhmb.v2i2.25
  18. Rosyada, Amrina., Warassih, Esmi., & Herawati, Ratna. (2018). Perlindungan Konstitusional terhadap Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dalam Mewujudkan Keadilan Sosial. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, Vol.20, (No.1),pp.1-22. https://doi.org/10.24815/kanun.v20i1.10021
  19. Sanjaya, Dewa Bagus., & Sugiartha, Wayan. (2014). Harmonisasi Integrasi Desa Pakraman dengan Desa Dinas yang Multietnik dan Multiagama dalam Menghadapi Pergeseran, Pelestarian, dan Konflik di Bali. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, Vol.2, (No.2), pp.265–274. https://doi.org/10.23887/jish-undiksha. v2i2.2183
  20. Sari, Ni Luh Arianingsih. (2020). Pengakuan dan Perlindungan Hukum terhadap Masyarakat Hukum Adat (dalam Perspektif Negara Hukum). Ganec Swara, Vol.14, (No.1), pp. 439-445. https://doi.org/10.35327/gara.v14i1.119
  21. Siallagan, H. (2016). Penerapan prinsip negara hukum di Indonesia. Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol.18, (No.2),pp.122-128. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v18i2.9947
  22. Steenbergen, Dirk J (2016). Strategic Customary Village Leadership in the Context of Marine Conservation and Development in Southeast Maluku, Indonesia. Human Ecology,Vol.44,(No.2),pp.311–327. https://doi.org/DOI 10.1007/s10745-016-9829-6
  23. Sulastriyono. (2014). Filosofi Pengakuan dan Penghormatan Negara Terhadap Masyarakat Hukum Adat di Indonesia. Yustisia,Vol.3,(No.3),pp.97-108. https://doi.org/10.20961/yustisia.v3i3.29556
  24. Hattu, H. (2005). Pemberian Wewenang Pengelolaan Wilayah Laut Kepada Daerah Otonom Terhadap Hak Petuanan Masyarakat Adat di Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease. Universitas Sam Ratulangi
  25. Bartels, D . (2017). Di bawah naungan Gunung Nunusaku. Jakarta: Gramedia
  26. Cooley Frank L. (1987). Mimbar dan Tahta (Hubungan Lembaga-lembaga Keagamaan dan Pemerintahan di Maluku Tengah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
  27. Effendi, Z. (1987). Hukum Adat Ambon-Lease. Jakarta: Pradnya Paramita
  28. Isra, S. (2010). Pergeseran Fungsi Legislasi; Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
  29. Juanda. (2004). Hukum Pemerintahan Daerah – Pasang Surut Hubungan Kewenangan antara DPRD dan Kepala Daerah. Bandung: Alumni
  30. Rahardjo, S. (2010). Penegakan Hukum Progresif . Jakarta: Penerbit Buku Kompas
  31. Saptomo, A. (2010). Otonomi dan Kebangkitan Daerah: Sebuah Test Case Dalam Hukum dan Kearifan Lokal. Jakarta: Grasindo
  32. Setiadi, T. (2009). Intisari Hukum Adat Indonesia. Bandung: Alfabeta
  33. Tanya, Bernard L. (2006). Hukum Dalam Ruang Sosial. Yogyakarta: Genta Publishing
  34. Thaib, Dahlan., Hamidi, Jazim., & Huda, Ni’Matul. (2005). Teori dan Hukum Konstitusi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.