skip to main content

Penerapan Hukum Adat dalam Penyelesaian Perkara Anak

*Hadibah Z Wadjo scopus  -  Fakultas Hukum, Universitas Pattimura, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Keberadaan Hukum Adat merupakan kesatuan substansi hukum, hukum adat itu sendiri harus ditempatkan diposisi yang wajar dalam pendalaman maupun pengembangan materi hukum yang sesuai dengan keanekaragaman suku dan budaya yang ada di Indonesia. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah hukum adat dapat diterapkan dalam penyelesaian perkara anak. Metode penelitian bersifat yuridis-normatif, dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual untuk menganalisis isu hukum yang diangkat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Penyelesaian perkara anak melalui sistem hukum pidana adat dapat dilakukan tetapi tidak dapat dipungkiri anak memerlukan perlindungan untuk memulihkan keadaan diri anak. Dalam penerapan hukum pidana adat ini tidak sedikit hanya memberikan efek jera saja, tetapi menyampingkan keadaan psikis anak karena penyelesaian perkara anak, baik itu anak yang menjadi korban maupun anak sebagai pelaku harus mengedepankan kepentingan terbaik anak seperti yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (29KB)    Indexing metadata
Keywords: Hukum Adat; Penyelesaian; Perkara Anak

Article Metrics:

  1. Abubakar, L. (2013). Revitalisasi Hukum Adat Sebagai Sumber Hukum Dalam Membangun Sistem Hukum Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum, Vol.13, (No.2), pp.319–331. http://dx.doi.org/10.20884/1.j dh.2013.13.2.213
  2. Ariyanti, V. (2019). Kebijakan Penegakan Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia. Jurnal Yuridis, Vol. 6, (No.2), pp.33–43. http://dx.doi.org/10.35586/jyur. v6i2.789
  3. Danil, E. (2012). Konstitusionalitas Penerapan Hukum Adat Dalam Penyelesaian Perkara Pidana. Jurnal Konstitusi, Vol.9, (No.3), pp. 583–594. https://doi.org/10.31078/jk938
  4. Diala, Anthony C.. (2017). The Concept of Living Customary Law: A Critique. The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 49, (No.2),pp.143–165. https://doi.org/10.1080/ 07329113.2017.1331301
  5. Syarifuddin, La. (2019). Sistem Hukum Adat Terhadap Upaya Penyelesaian Perkara Pidana. Risalah Hukum, Vol.15, (No.2),pp. 1–10. https://e-journal.fh.unmul.ac.id/index. php/risalah/article/view/84
  6. Pribadi, D. (2018). Perlindungan Terhadap Anak yang Berhadapan Dengan Hukum. Jurnal Hukum Volkgeist. Vol. 3, (No. 1): pp. 14-25. https://doi.org/10.35326/volkgeist. v3i1.110
  7. Lubis, Muhammad Ridwan., & Putra, Panca Sarjana. (2018). Pemidanaan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum, USM Law Review, Vol. 4, (No.1), pp. 226-241. http://dx.doi.org/10.26623/julr.v4i1.3354
  8. Maladi, Y. (2011). Eksistensi Hukum Adat Dalam Konstitusi Negara Pasca Amandemen. Jurnal Mimbar Hukum, Vol. 41, (No.3), pp. 421–439. https://doi.org/10.22146/jmh.16235
  9. Mustaghfirin, H. (2011). Sistem Hukum Barat, Sistem Hukum Adat, Dan Sistem Hukum Islam Menuju Sebagai Sistem Hukum Nasional Sebuah Ide Yang Harmoni. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11, (No.1), pp. 89–96. http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2011. 11.Edsus.265
  10. Ngira, David Otieno. (2022). Plural-Legalities and the Clash between Customary Law and ‘Child Rights Talk’ among Rural Communities in Kenya. Journal of Eastern African Studies, Vol.16, (No.1), pp. 25–46. https://doi.org/10.1080/17531055.2022.2070301
  11. Nugroho, Dewi Rahmaningsih., & Suteki. (2020). Membangun Budaya Hukum Persidangan Virtual (Studi Perkembangan Sidang Tindak Pidana via Telekonferensi). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, Vol. 2, (No.3),pp.291–304. https://doi.org/10.14710/jphi.v2i3.291-304
  12. Suharyo. (2019). Perlindungan Hukum Pertanahan Adat Di Papua Dalam Negara Kesejahteraan. RechtsVinding, Vol.8, (No.3),pp.451–472. http://dx.doi.org/10.333 31/rechtsvinding.v8i3.330
  13. Usman, Atang Hermawan. (2014). Kesadaran Hukum Masyarakat Dan Pemerintah Sebagai Faktor Tegaknya Negara Hukum Di Indonesia. Jurnal Wawasan Yuridika, Vol.30,(No.1),pp.26–53. http://dx.doi.org/10.25072/jwy.v30i1.74
  14. Wahyudi, Dheny. (2013). Perlindungan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Melalui Pendekatan Restorative Justice. Jurnal Ilmu Hukum Jambi, Vol.4, (No.1),pp. 143–153. https://online-journal.unja.ac.id/ index.php/jih/article/view/1972
  15. Wessy, Yeheskel. (2021). Tinjauan Hukum Pidana Terhadap Denda Adat Menurut Nilai Kalwedo Dan Snyoli Lyeta Di Desa Tounwawan Pulau Moa Kabupaten Maluku Barat Daya. Lutur Law Jurnal, Vol.1, (No.2),pp.70-78. https://ojs3.unpatti.ac.id/ index.php/lutur/article/view/5765
  16. Yusuf, Fuad M. (2009). Tindak Pidana Pembunuhan Yang Diselesaikan Secara Adat Yang Tidak Sesuai Dengan Perundang-Undangan (KUHP Dan KUHAP). Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol.9, (No.2),pp.34–46. http://dx.doi.org/10.33087/jiubj.v9i2.346
  17. Djojodigoeno. (1950). Menyandera Hukum Adat. Yogjakarta: Yayasan Fonds UGM
  18. Kartohadiprodjo, Sudiman. (1971). Hukum Nasional, Beberapa Catatan. Bandung: Binacipta
  19. Mahendra, Yusril Ihza. (2002). Mewujudkan Supremasi Hukum Di Indonesia. Jakarta: Depkeh HAM RI
  20. Mulyadi, Lilik. (2015). Hukum Pidana Adat Kajian Asas, Teori, Norma, Praktik Dan Prosedur. Bandung: PT. Alumni

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.