BibTex Citation Data :
@article{IJOCE8492, author = {Putu Dewi and Heryoso Setiyono and Gentur Handoyo and Sugeng Widada and Agus Suryoputro}, title = {Studi Perubahan Garis Pantai Tahun 2014-2019 di Pesisir Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta}, journal = {Indonesian Journal of Oceanography}, volume = {2}, number = {3}, year = {2020}, keywords = {Garis Pantai; Landsat 8; DSAS; Abrasi/Akresi; Pesisir Bantul}, abstract = { Perubahan garis pantai dapat terjadi secara lambat maupun cepat bergantung pada faktor alami maupun aktivitas manusia yang mempengaruhi. Sebelah selatan Pesisir Kabupaten Bantul berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan dipengaruhi oleh gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Kondisi pesisir dipengaruhi oleh gelombang angin memiliki potensi terjadinya perubahan garis pantai akibat abrasi maupun akresi. Tujuan dilakukan penelitian Studi Perubahan Garis Pantai Tahun 2014-2019 di Pesisir Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta adalah untuk mengetahui luas perubahan garis pantai tahun 2014, 2017 dan 2019 hasil interpretasi citra Satelit Landsat 8. Metode kuantitatif deskriptif digunakan dengan analisis perhitungan statistik Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Data penelitian yang digunakan antara lain kelerengan pantai lapangan pada tanggal 30 Januari 2020, data pasang surut yang diterbitkan oleh BIG, data angin dari laman ECMWF, data gelombang yang diterbitkan oleh BMKG Pusat dan digitasi garis pantai tahun 2014, 2017 dan 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2014-2017 luas abrasi lebih besar dengan luas 27,159 ha dibandingkan dengan luas akresi dengan luas 18,629 ha. Hasil penelitian untuk tahun 2017-2019 luas abrasi juga lebih besar dengan luas 21,903 ha dibandingkan dengan luas akresi seluas 14,835 ha. Shoreline changes can occur slowly or quickly depends on natural and anthropogenic factors. South of the coast of Bantul Regency is bordered directly by the Indian Ocean and affected by waves generated by the wind. Coastal conditions that affected by wind waves have the potential for shoreline changes due to abrasion or accretion. The purpose of this Study of Shoreline Changes in 2014-2019 on The Coast of Bantul Regency, D.I. Yogyakarta is to determine the extent of shoreline changes in 2014, 2017 and 2019 as results of interpretation of Landsat 8 Satellite imagery. Descriptive quantitative methods were used with statistical analysis calculations for the Digital Shoreline Analysis System (DSAS). The research data used include coastal slope on 30 January 2020, tidal data published by BIG, wind data from the ECMWF website, wave data published by BMKG and shoreline digitization in 2014, 2017 and 2019. The results showed that in 2014-2017 the area of abrasion was greater by 27.159 ha compared with area of accretion by 18.629 ha. In 2017-2019 abrasion area is also greater with an area of 21,903 ha compared with an accretion area of 14,835 ha. }, issn = {2714-8726}, pages = {233--242} doi = {10.14710/ijoce.v2i3.8492}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce/article/view/8492} }
Refworks Citation Data :
Perubahan garis pantai dapat terjadi secara lambat maupun cepat bergantung pada faktor alami maupun aktivitas manusia yang mempengaruhi. Sebelah selatan Pesisir Kabupaten Bantul berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan dipengaruhi oleh gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Kondisi pesisir dipengaruhi oleh gelombang angin memiliki potensi terjadinya perubahan garis pantai akibat abrasi maupun akresi. Tujuan dilakukan penelitian Studi Perubahan Garis Pantai Tahun 2014-2019 di Pesisir Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta adalah untuk mengetahui luas perubahan garis pantai tahun 2014, 2017 dan 2019 hasil interpretasi citra Satelit Landsat 8. Metode kuantitatif deskriptif digunakan dengan analisis perhitungan statistik Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Data penelitian yang digunakan antara lain kelerengan pantai lapangan pada tanggal 30 Januari 2020, data pasang surut yang diterbitkan oleh BIG, data angin dari laman ECMWF, data gelombang yang diterbitkan oleh BMKG Pusat dan digitasi garis pantai tahun 2014, 2017 dan 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2014-2017 luas abrasi lebih besar dengan luas 27,159 ha dibandingkan dengan luas akresi dengan luas 18,629 ha. Hasil penelitian untuk tahun 2017-2019 luas abrasi juga lebih besar dengan luas 21,903 ha dibandingkan dengan luas akresi seluas 14,835 ha.
Shoreline changes can occur slowly or quickly depends on natural and anthropogenic factors. South of the coast of Bantul Regency is bordered directly by the Indian Ocean and affected by waves generated by the wind. Coastal conditions that affected by wind waves have the potential for shoreline changes due to abrasion or accretion. The purpose of this Study of Shoreline Changes in 2014-2019 on The Coast of Bantul Regency, D.I. Yogyakarta is to determine the extent of shoreline changes in 2014, 2017 and 2019 as results of interpretation of Landsat 8 Satellite imagery. Descriptive quantitative methods were used with statistical analysis calculations for the Digital Shoreline Analysis System (DSAS). The research data used include coastal slope on 30 January 2020, tidal data published by BIG, wind data from the ECMWF website, wave data published by BMKG and shoreline digitization in 2014, 2017 and 2019. The results showed that in 2014-2017 the area of abrasion was greater by 27.159 ha compared with area of accretion by 18.629 ha. In 2017-2019 abrasion area is also greater with an area of 21,903 ha compared with an accretion area of 14,835 ha.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats