skip to main content

Integrasi Pendekatan Geospasial Dan Model Hidrodinamika 2D Untuk Kesesuaian Budidaya Ikan Kerapu Menggunakan Keramba Jaring Apung Di Perairan Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa, Provinsi Jawa Tengah

*Aryobimo Bharadian Ariputro  -  Department of Oceanography, Diponegoro University, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Dwi Haryo Ismunarti  -  Department of Oceanography, Diponegoro University, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Muhammad Helmi  -  Department of Oceanography, Diponegoro University, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Akuakultur merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan produksi perikanan sekaligus kelangkaan ikan pada suatu perairan. Efektifitas akuakultur ditentukan dari banyak faktor, Lokasi yang sesuai merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi kegiatan akuakultur. Perairan Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa merupakan suatu wilayah di Indonesia yang memiliki kelimpahan kekayaan maritim dan memiliki potensi yang besar untuk pengembangan budidaya berbasis Keramba Jaring Apung (KJA) khususnya ikan kerapu. Kurangnya informasi mengenai lokasi yang efektif untuk budidaya merupakan permasalahan utama dalam usaha budidaya. Penentuan lokasi budidaya perairan sangat dipengaruhi oleh parameter oseanografi di perairan setempat diantaranya arus, suhu, gelombang, oksigen terlarut, ph, salinitas, substrat dasar dan kedalaman. Oleh karena itu diperlukan kajian dan analisis mengenai lokasi yang efektif serta cocok untuk pengembangan budidaya ikan kerapu berbasis keramba jaring apung di perairan Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa. Survey lapangan dilakukan terhadap 40 titik stasiun yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Selain itu dilakukan pemodelan hidrodinamika 2D terhadap kecepatan arus dan tinggi gelombang signifikan untuk digabungkan dengan hasil survey lapangan sehingga diperoleh kondisi oseanografi perairan. Kemudian dilakukan Analisis data dengan melakukan modifikasi pada kriteria kesesuaian yang kemudian diintegrasikan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis menggunakan program ArcGIS 10.3. Berdasarkan integrasi kesesuaian perairan, luas area perairan yang sangat cocok untuk pengembangan budidaya ikan kerapu berbasis sistem keramba jaring apung adalah 60.91 ha.

 

Kata kunci: Kesesuaian Perairan, Ikan Kerapu, Sistem Informasi Geografis, Menjangan Besar

 

Abstract

 

Aquaculture is a solution to overcome the problem of fishery production as well as the scarcity of fish in a waters. The effectiveness of aquaculture is determined by many factors, the appropriate location is one of the most influencing factors for aquaculture activities. Menjangan Besar waters in the Karimunjawa archipelago is an area in Indonesia that has an abundance of maritime wealth and has great potential for the development of aquaculture based on floating net cages (FNC), especially grouper. Lack of information on effective locations for cultivation is a major problem in aquaculture. Determination of aquaculture locations is strongly influenced by oceanographic parameters in local waters including currents, temperature, waves, dissolved oxygen, pH, salinity, bottom substrate and depth. Therefore, it is necessary to study and analyze an effective and suitable location for the development of grouper aquaculture based on floating net cages in the waters of Menjangan Besar, Karimunjawa archipelago. The field survey was conducted on 40 station points obtained by purposive sampling method. In addition, 2D hydrodynamic modeling was carried out on current velocity and significant wave height to be combined with the results of field surveys so that oceanographic conditions of the waters were obtained. Then the data analysis was carried out by modifying the suitability criteria which was then integrated with the Geographic Information System approach using the ArcGIS 10.3 program. Based on the integration of the suitability of the waters, the area of the waters that is very suitable for the development of grouper aquaculture based on the floating net cage system is 60.91 ha.

 

Keywords : Water Suitability, Grouper, Geographic Information System, Menjangan Besar

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Anggraini, D.R., Damai, A.A. dan Hasani, Q., 2018. Analisis kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu bebek (cromileptes altivelis) di Perairan Pulau Tegal Teluk Lampung. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 6(2): 719-728
  2. Campbell, S.J., Kartawijaya, T., Yulianto, I., Prasetia, R. and Clifton, J., 2013. Co-management approaches and incentives improve management effectiveness in the Karimunjawa National Park, Indonesia. Marine policy, 41, pp.72-79
  3. DHI, M., 2017. MIKE 21 & MIKE 3 flow model FM, hydrodynamic and transport module, scientific documentation. DHI Water & Environment, Denmark
  4. , 2017. MIKE 21 Spectral Waves FM, Spectral Wave Module User Guide. DHI Water Environment Health, Hørsholm, Denmark
  5. Ghani, A., Hartoko, A. dan Ariyati, R.W., 2015. Analisa Kesesuaian Lahan Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu Sebagai Lahan Budidaya Ikan Kerapu (Epinephelus Sp.) Pada Keramba Jaring Apung Dengan Menggunakan Aplikasi Sig. Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(1): 54-61
  6. Hidayah, Z., Arisandi, A. dan Wardhani, M.K., 2020. Pemetaan Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Laut di Perairan Pesisir Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi Jawa Timur. Rekayasa, 13(3): 307-316
  7. Hiwari, H., dan Subianto, 2020. Pemodelan Arus Permukaan Laut Selat Lembeh, Sulawesi Utara Menggunakan Aplikasi Mike 21. Jurnal Akuatek, 1(2): 84-93
  8. Kurniadi, H., Aprilia, E., Utomo, J.B., Kurniawan, A. dan Safril, A., 2018. Perbandingan Metode IDW dan Spline dalam Interpolasi Data Curah Hujan (Studi Kasus Curah Hujan Bulanan di Jawa Timur Periode 2012-2016)
  9. Manjarrez, J.A., Soto, D., Brummett, R., 2017. Aquaculture zoning, site selection and area management under the ecosystem approach to aquaculture: A handbook Rome, 62 P
  10. Mulyani, S., Hitijahubessy, B., dan Hadijah, 2021. Potensi Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Perairan Teluk Ambai Provinsi Papua. Pusaka Almaida, Gowa
  11. Ngabito, M. dan Auliyah, N., 2018. Kesesuaian lahan budidaya ikan kerapu (epinephelus sp.) Sistem keramba jaring apung di kecamatan monano. Jurnal Galung Tropika, 7(3): 204 – 219
  12. Ransih, R.D. dan Afrizal, A., 2017. Motivasi Indonesia Bekerjasama dengan Hongkong dalam Ekspor Ikan Kerapu Tahun 2012-2014 (Studikasus: Kota Batam). Jurnal Online Mahasiswa FISIP, 4(2): 1-14
  13. Rejeki, S., Aryati, R.W. dan Widowati, L.L., 2019. Pengantar Akuakultur. Undip Press, Semarang, 102 hlm
  14. Rijal, S.S. dan Bayuaji G.D.A.P., 2021. Penentuan Kesesuaian Lokasi Marikultur Ikan Kerapu di Sumatera Utara, Indonesia Menggunakan Google Earth Engine. Jfmr (Journal of Fisheries and Marine Research), 5(2), pp.357-367
  15. Risandi, J., Sagala, S.L. dan Pranowo, W.S., 2015. Aplikasi model numerik karakteristik gelombang untuk kajian kesesuaian lahan pengembangan budidaya laut di Situbondo, Jawa Timur. Jurnal Kelautan Nasional, 10(1): 21-31
  16. Rofizar, A., Jaya, Y.V. dan Irawan, H., 2017. Aplikasi sig untuk pemetaan kesesuaian kawasan budididaya ikan kerapu menggunakan keramba di perairan laut Desa Genting Pulur Kabupaten Kepulauan Anambas. Intek Akuakultur, 1(1), pp.37-50
  17. Samsu, S., 2017. Metode Penelitian:(Teori Dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, Serta Research & Development). Pusaka Jambi, Jambi, 187 hlm
  18. Syaifudin, M., Aliah, R.S. and Sumantadinata, K., 2007. Relation between broodstock number and spawning frequency and egg production of humpback grouper (Cromileptes altivelis). Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 191-196
  19. Vaz, L., Sousa, M.C., Gómez-Gesteira, M. and Dias, J.M., 2021. A habitat suitability model for aquaculture site selection: Ria de Aveiro and Rias Baixas. Science of The Total Environment, 801, 149687, 10 P
  20. Windupranata, W., 2007. Development of a decision support system for suitability assessment of mariculture site selection
  21. Yie, W.S., Hartstein, N.D., Maxey, J.D., Bakar, M.S.B. and Hui, L.C., 2021. Coastal upwelling along the west coast of Sabah and its impact on coastal aquaculture management. Ocean & Coastal Management, 211, 105781, 11 P
  22. Yusuf, M. dan Soedarto, J.P., 2013. Analisis kesesuaian lokasi untuk budidaya laut berkelanjutan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Jurnal Ilmu Kelautan, 8(1): 20-29
  23. _____, Handoyo, G., Muslim, M. dan Setiyono, H., 2012. Karakteristik pola arus dalam kaitannya dengan kondisi kualitas perairan dan kelimpahan fitoplankton di perairan kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa. Buletin Oseanografi Marina, 1(5): 63-74
  24. Zikra, M., Armono, H.D. dan Mahaputra, B., 2020. Site selection of aquaculture location in Indonesia Sea. Ecol. Environ. Conserv, 26: S8-S17

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.