skip to main content

Evaluasi Pendampingan Dokter Pada Kegiatan Posyandu Lansia

*Dian Puspita Dewi orcid scopus  -  Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Ryan Halleyantoro scopus  -  Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Anugrah Riansari scopus  -  Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Anna Mailasari Kusuma Dewi  -  Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia
Indah Saraswati scopus  -  Department of Medicine, Indonesia
Yora Nindita scopus  -  Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Posyandu lansia merupakan jejaring puskesmas dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama bagi yang berusia lanjut. Pelayanan yang diberikan pada posyandu lansia bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit-penyakit degeneratif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Selain itu, saat posyandu lansia warga yang hadir juga akan mendapatkan penyuluhan atau edukasi yang sesuai dengan permasalahan kesehatan masing-masing. Kurang optimalnya pelaksanaan posyandu lansia dapat berakibat pada tidak tercapainya tujuan dalam meningkatkan kualitas kesehatan Masyarakat.

Pendampingan dokter dianggap sebagai solusi tepat dalam memastikan masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar dan sesuai dengan permassalahan masing-masing. Dokter akan berada di meja terakhir dan memberikan layanan penyuluhan setelah melihat data hasil pemeriksaan yang didapatkan. Proses ini tetap harus dievaluasi untuk memberikan gambaran mengenai dampak pendampingan dokter terhadap pelaksanaan posyandu lansia dan status kesehatan warga. Evaluasi dilakukan dengan melihat jumlah kehadiran warga saat posyandu lansia, jumlah pemeriksaan yang dilakukan, serta perubahan indikator status kesehatan (tekanan darah, gula darah sewaktu, asam urat, kolesterol dan status gizi.

Setelah pelaksanaan pendampingan dokter selama 2 tahun, tampak peningkatan rata-rata jumlah kunjungan warga ke posyandu lansia dari 27, 85% menjadi 47,61% (n=38) tiap bulannya. Tampak pula penurunan tekanan darah pada warga yang mengalami hipertensi (68,18%), penurunan kadar gula darah warga yang tinggi (62,5%) dan penurunan kadar kolesterol pada warga yang mengalami hiperkolesterolemia (88,89%). Tidak tampak perbaikan atau perubahan pada warga yang memiliki kadar asam urat tinggi serta warga yang mengalami obesitas. Selain itu, didapatkan data yang cukup mengkhawatirkan terkait status obesitas warga (71,05%) dan sebagian besar mengalami obesitas sentral (65,79%).

Terdapat beberapa dampak positif dengan pelaksanaan pendampingan dokter pada posyandu lansia selama 2 tahun ini. Keberlanjutkan program ini diharapkan dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan dampak positif yang telah muncul. Perlu adanya pengkajian lebih lanjut mengenai status kesehatan terkait asam urat dan juga obesitas yang jika dibiarkan tentunya tidak akan berdampak baik bagi kualitas hidup warga.
Fulltext
Keywords: Posyandu; Lansia; Hipertensi; DM; Obesitas
  1. Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat. 2024. p. 90 hal
  2. Yuliandari I. Posyandu Semakin Siap Melayani Masyarakat Semua Usia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Accessed: Sep. 2023;23:1978-520
  3. Kemenkes. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI; 2023
  4. Latumahina F, Istia YJ, Tahapary EC, Anthony VC, Solelisa VJ, Solissa Z. Peran Posyandu Lansia Terhadap Kesejahteraan Para Lansia di Desa Ihamahu, Kec. Saparua Timur, Kab. Maluku Tengah. Jurnal Karya Abdi Masyarakat. 2022;6(1):39-45
  5. Kemenkes. Infodatin : Lansia Berdaya, Bangsa Sejahtera. 2022
  6. Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019. Jakarta: Kemenkes; 2016. p. 5
  7. Alrasimah A, Zulfitri R, Aziz AR. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Lansia ke Posyandu. Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary. 2024;2(1):263-74
  8. Putra F, Hikmah IN. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI DESA RANTAU PANJANG HULU KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2020. Journal of Nursing Invention. 2023;4(1)
  9. Eswanti N, Sunarno RD. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Lansia. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 2022;13(1):190-7
  10. Tobe W, Regaletha TA, Dodo DO. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Kelurahan Manulai Ii Kecamatan Alak Kota Kupang Tahun 2022. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2022;12(2):177-84
  11. Khotimah EN, Nainggolan O. Hubungan Obesitas Sentral dengan Gangguan Mental Emosional pada Kelompok Usia Produktif. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2019;29(3):225-34
  12. WHO. Obesity and overweight 2024 [Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
  13. BKPK. SURVEI KESEHATAN INDONESIA (SKI) 2023. Jakarta: Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan; 2023
  14. Saraswati SK, Rahmaningrum FD, Pahsya MNZ, Paramitha N, Wulansari A, Ristantya AR, et al. Literature Review: Faktor Risiko Penyebab Obesitas. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2021;20(1):70-4

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.