skip to main content

REBOISASI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI DI KHDTK DIPOFOREST HUTAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

*Fuad Muhammad  -  Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Maryono Maryono  -  Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Hadiyanto Hadiyanto  -  Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Tri Retnaningsih  -  Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Rini Budi Hastuti  -  Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Hutan Penggaron merupakan Daerah Tangkapan Air (DTA) sungai Babon beserta anak sungainya yang sering menyebabkan  banjir di kawasan Kota Semarang bagian Timur. Kondisi Kawasan hutan Penggaron, khususnya petak 16, 17 dan 18; berupa perbukitan dengan kemiringan lahan sebagian besar lebih dari 30% dan cenderung rawan erosi. Terdapat enclave, yaitu pemukiman di dalam Kawasan hutan, yaitu satu dusun Kaligawe. Salah satu tata kelola hutan di Perhutani adalah penyertaan masyarakat melalui mekanisme PHBM (Penghutanan Bersama Masyarakat). Dalam hal ini terdapat sekitar 84 orang pesanggem di Hutan Penggaron khususnya petak 16, 17 dan 18 dengan luas lahan sekitar 92,1 Ha. Kondisi hutan Penggaron tersebut memerlukan upaya konservasi, salah satunya dengan reboisasi. Reboisasi akan dilakukan di beberapa tempat yang sudah kritis dengan tanaman langka dan buah. Dari kegiatan tersebut, selain sebagai upaya konservasi, juga menambah pendapatan masyarakat Desa Susukan dan kaligawe. Kegiatan ini dirancang dengan bentuk penyuluhan dan praktek reboisasi dengan melibatkan masyarakat Desa Susukan dan Kaligawe. Pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi “Reboisasi sebagai upaya konservasi lahan di KHDTK berjalan dengan baik dan mendapat respon positif dari anggota Kelompok Tani Mitra Lestari. Bibit yang sudah disediakan berupa tanaman buah dan pohon langka berjumlah 500 bibit, siap ditanam di lokasi KHDTK. Adapun desain reboisasi dengan pola sabuk gunung. Diharapkan dengan reboisasi di KHDTK Dipo Forest akan menjadi upaya konservasi lahan, tanah, air dan keanekaragaman hayati di hutan Penggaron.

Kata kunci: Reboisasi, konservasi, KHDTK Dipo-Forest

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Kasali, R., A.H. Nasution, B.R Purnomo, A Ciptarahayu, I.R. Mirzanti, S. Rustiadi,
  2. H.K. Daryanto dan A Mulyana, 2010, Modul Kewirausahaan untuk Program
  3. Strata 1, Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika)
  4. Kelvin, Claudius. 2008. Penghijauan Kota Sebagai Penyeimbang Suhu Lingkungan
  5. Jakarta: claudiuskelvin.blogspot.com/2008/09/pengertian-penghijauan
  6. Malau, Fadmin Prihatin. 2012. Penghijauan Bukan Sekadar Menanam Jutaan Pohon
  7. Tersedia di http://ines.staf.narotama.ac.id/2012/03/06/penghijauan-bukan-sekadar-menanam-jutaanpohon/
  8. Mangunjaya, F., 2007, Konservasi Alam dan Lingkungan dalam Perspektif Islam,
  9. Jurnal Islami Vol III (2) : 90-96
  10. Perhutani, Perum, 2018, Monografi Perhutani BKPH Semarang, Semarang
  11. Sihono. 2003. “Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Prasarana Pasca
  12. Peremajaan Lingkungan Permukiman di Mojosongo Surakarta.” Tesis tidak diterbitkan, Magister Pembangunan Wilayah dan Kota, Program Pascasarjana Universitas Deponegoro, Semarang
  13. Universitas Diponegoro, 2020, Proposal Pembangunan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penggaron Sebagai Hutan Penelitian Dan Pengembangan Universitas Diponegoro, Semarang, dokumen Universitas Diponegoro,
  14. Zamroni, Muhammad Imam. 2008. Model Partisipasi Masyarakat dalam Melestarikan
  15. Lingkungan (Studi Partisipasi Masyarakat di Bantaran Sungai Code
  16. Yogyakarta). Seminar Nasional tentang Keberlanjutan Partisipasi Masyarakat
  17. dalam Pembangunan. Yogyakarta

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.