BibTex Citation Data :
@article{mmm2602, author = {Henni Kusuma}, title = {FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS YANG MENJALANI PERAWATAN DI RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA}, journal = {Media Medika Muda}, volume = {1}, number = {2}, year = {2016}, keywords = {}, abstract = { Latar belakang: Penyakit HIV/AIDS bersifat kronis dan progresif sehingga berdampak luas pada segala aspek kehidupan baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual penderitanya. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS diantaranya yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status marital, pekerjaan, kondisi ekonomi, lama menderita penyakit, stadium penyakit, masalah psikososial (depresi), dan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang dengan sampel sebanyak 92 responden dengan teknik purposive sampling . Adapun pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dan kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Berganda. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pria (70,7%), berpendidikan tinggi (93,5%), bekerja (79,3%), tidak kawin (52,2%), berpenghasilan tinggi (68,5%), stadium penyakit lanjut (80,4%), depresi (51,1%), dukungan keluarganya non-supportif (55,4%), dan kualitas hidup kurang baik (63,0%). Dari hasil analisis korelasi pada alpha 5% didapatkan ada hubungan yang bermakna antara depresi, dukungan keluarga, jenis kelamin, pendidikan, status marital, pekerjaan, penghasilan, dan stadium klinis penyakit dengan kualitas hidup ( p =0,000; p =0,000; p =0,009; p =0,048; p =0,021; p =0,047; p =0,041; p =0,000). Selanjutnya, hasil uji regresi logistik menunjukkan responden yang mengalami depresi dan mempersepsikan dukungan keluarganya non-supportif beresiko untuk memiliki kualitas hidup kurang baik setelah dikontrol oleh jenis kelamin, status marital, dan stadium penyakit. Selain itu, diketahui pula bahwa dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup dengan nilai OR=12,06. Simpulan: Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi untuk memberdayakan keluarga agar senantiasa memberikan dukungan pada pasien HIV/AIDS. Selain itu, upaya pencegahan serta penanganan terhadap masalah depresi juga perlu dilakukan agar dapat memperbaiki kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Kata kunci: kualitas hidup, HIV/AIDS }, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/mmm/article/view/2602} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Penyakit HIV/AIDS bersifat kronis dan progresif sehingga berdampak luas pada segala aspek kehidupan baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual penderitanya. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS diantaranya yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status marital, pekerjaan, kondisi ekonomi, lama menderita penyakit, stadium penyakit, masalah psikososial (depresi), dan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang dengan sampel sebanyak 92 responden dengan teknik purposive sampling. Adapun pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dan kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Berganda.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pria (70,7%), berpendidikan tinggi (93,5%), bekerja (79,3%), tidak kawin (52,2%), berpenghasilan tinggi (68,5%), stadium penyakit lanjut (80,4%), depresi (51,1%), dukungan keluarganya non-supportif (55,4%), dan
kualitas hidup kurang baik (63,0%). Dari hasil analisis korelasi pada alpha 5% didapatkan ada hubungan yang bermakna antara depresi, dukungan keluarga, jenis kelamin, pendidikan, status marital, pekerjaan, penghasilan, dan stadium klinis penyakit dengan kualitas hidup (p=0,000; p=0,000; p=0,009; p=0,048; p=0,021; p=0,047; p=0,041; p=0,000). Selanjutnya, hasil uji regresi logistik menunjukkan responden yang mengalami depresi dan mempersepsikan dukungan keluarganya non-supportif beresiko untuk memiliki kualitas hidup kurang baik setelah dikontrol oleh jenis kelamin, status marital, dan stadium penyakit. Selain itu, diketahui pula bahwa dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup dengan nilai OR=12,06.
Simpulan: Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi untuk memberdayakan keluarga agar senantiasa memberikan dukungan pada pasien HIV/AIDS. Selain itu, upaya pencegahan serta penanganan terhadap masalah depresi juga perlu dilakukan agar dapat memperbaiki kualitas hidup pasien HIV/AIDS.
Kata kunci: kualitas hidup, HIV/AIDS
Last update: