skip to main content

Kajian Geologi Lingkungan Untuk Pengembangan Kawasan di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul

*Wawan Budianta  -  Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Heru Hendrayana  -  Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Doni Prakasa Eka Putra  -  Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Wahyu Wilopo  -  Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
I Gde Budi Indrawan  -  Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Hendy Setiawan  -  Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2025 Jurnal Wilayah dan Lingkungan
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract
Aspek geologi lingkungan memegang peran penting dalam perencanaan wilayah. Penelitian ini mengevaluasi beragam parameter geologi, terutama terkait airtanah dan sifat permukaan, untuk memperkuat pengembangan wilayah Desa Bejiharjo di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Parameter yang diteliti meliputi kedalaman muka air tanah dan Total Dissolved Soil (TDS), yang diperoleh dari sumur gali dan hanameter, serta karakteristik tanah dan batuan yang didapatkan melalui pemetaan. Temuan penelitian memaparkan tiga zona kedalaman muka air tanah (dangkal <6 m, dalam 6-20 m, sangat dalam >20 m), dua zona TDS (excellent <300 mg/L, good 300-600 mg/L), serta dua zona satuan permukaan (zona tanah dan batuan). Zonasi pengembangan kawasan ditentukan melalui pembobotan setiap parameter dan pengklasifikasian skor yang membaginya menjadi zona sangat mampu, mampu, dan kurang mampu. Zona yang dianggap cocok untuk pengembangan adalah zona mampu dan sangat mampu yang menunjukkan variasi karakteristik lahan dengan kedalaman muka air tanah antara <6 m hingga >20 m, permukaan yang terdiri dari campuran tanah-batuan, dan nilai TDS antara <300 hingga 600 mg/L. Sebaliknya, zona kurang mampu diisi dengan kedalaman air tanah dari 6 m hingga >20 m, permukaan yang merupakan tanah residu, dan nilai TDS antara <300 hingga 600 mg/L. Dominasi tanah residu menjadi faktor utama yang mengkategorikan zona ini sebagai zona kurang mampu karena tanah residu memiliki kualitas pondasi yang kurang dibandingkan dengan batuan.
Fulltext
Keywords: Geologi; Lingkungan; Wilayah; Karangmojo; Gunungkidul

Article Metrics:

  1. Andiani, Darmawan, A., Badri, I., Kurniawan, A. (2011). Peranan Geologi Tata Lingkungan dalam Penataan Ruang Kota Padang Pasca Gempa Bumi 30 September 2009. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 2 (2), 95-112
  2. Arsyad, M., Pawitan, H., Sidauruk, P., & Putri, E. I. K. (2014). Analisis Ketersediaan Air Sungai Bawah Tanah dan Pemanfaatan Berkelanjutan di Kawasan Karst Maros Sulawesi Selatan. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 21(1), 8–14. https://journal.ugm.ac.id/JML/article/view/18505
  3. Badan Informasi Geospasial (BIG). (2016). Peta Rupa Bumi skala 1:25.000. Lembar 1408-312 Karangmojo
  4. Budianta, W. (2020). Pemetaan Kawasan Rawan Tanah Longsor di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 6(2), 68. https://doi.org/10.22146/jpkm.45637
  5. Budianta, W., & Yulianto, E. (2021). Kajian Geologi Lingkungan untuk Pengembangan Kawasan di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Jurnal Mineral, Energi, Dan Lingkungan, 5(1), 34. https://doi.org/10.31315/jmel.v5i1.6107
  6. Damiasih, D., & Yunita, R. E. (2017). Pengelolaan Goa Tanding Sebagai Ekowisata di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 11(3), 25-38. https://doi.org/10.47256/kji.v11i3.488
  7. Darmawan, K., Hani’ah, & Suprayogi, A. (2017). Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Kabupaten Sampang Menggunakan Metode Overlay dengan Scoring Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 6, 31–40
  8. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. (2007). Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007. http://landspatial.bappenas.go.id/komponen/peraturan/the_file/permen41.pdf
  9. Direktorat Jenderal Penataan Ruang. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4839
  10. Haryono, E., and Adji, T.N., (2017), Geomorfologi dan Hidrologi Karst: Bahan Ajar: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, p. 45. https://doi.org/10.31227/osf.io/7jtgx
  11. Hirnawan, F. (2017). The Role of Geology in Regional Planning and Development. In Proceedings of the 2nd Join Conference of Utsunomiya University and Universitas Padjadjaran, 281-281
  12. Husein, S. & Srijono. (2007). Tinjauan Geomorfologi Pegunungan Selatan DIY/Jawa Tengah: Telaah Faktor Endogenik dan Eksogenik dalam Proses Pembentukan Pegunungan. Seminar Potensi Geologi Pegunungan Selatan dalam Pengembangan Wilayah, Yogyakarta. DOI: 10.13140/RG.2.1.2784.0727
  13. Kanyawan, O. E., & Zulfian. (2020). Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis sebagai Informasi Awal Rancang Bangun Pondasi Bangunan. Prisma Fisika, 8(3), 196–202. https://doi.org/10.26418/pf.v8i3.43675
  14. McKenzie, G. D., Utgard, R. O., Foley, D., & McKenzie, D. I. (1978). The Essence of Urban Environmental Geology. Journal of Geological Education, 26(1), 32-37. https://doi.org/10.5408/0022-1368-26.1.32
  15. Ndoye, S., Fontaine, C., Gaye, C. B., dan Razack, M. (2018). Groundwater Quality and Suitability for Different Uses in the Saloum Area of Senegal. Water, 10:1837, 1-20. https://doi.org/10.3390/w10121837
  16. Pangestu, R. P. A. G. (2016). Upaya Pengembangan Desa Wisata Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (Studi pada Desa Wisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul). Publika, 4(10)
  17. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. (2011). Peraturan Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2030. https://www.bphn.go.id/ data/documents/perda-2011-06.pdf
  18. Putri, W., & Juwana, I. (2019). Valuasi Ekonomi Objek Wisata Goa Pindul Kabupaten Gunungkidul Menggunakan Pendekatan Travel Cost Method. Jurnal Reka Lingkungan, 7(1), 1-11. https://doi.org/10.26760/rekalingkungan.v7i1.1-11
  19. Saputra, N. A., Perwira, A., Tarigan, M., & Nusa, A. B. (2020). Penggunaan Metode AHP dan GIS Untuk Zonasi Daerah Rawan Banjir Rob di Wilayah Medan Utara. Media Komunikasi Teknik Sipil, 26(1), 73–82. https://doi.org/10.14710/mkts.v26i1.26211
  20. Sugianto, A. N., Suprayogi, A., & Awwaluddin, M. (2019). Pembuatan Peta Potensi Lahan Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process. Journal Geodesi Undip, 8, 79–89
  21. Sulastoro. (2013). Karakteristik Sumberdaya Air di Daerah Karst (Studi Kasus Daerah Pracimantoro). Jurnal of Rural and Development, 4(1), 61–67
  22. Surono, Toha, B., Sudarno. (1992). Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar Surakarta 1408-3 dan Giritontro 1407-6 skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
  23. Umar, I., Widiatmaka., Pramudya, B., Barus, B. (2017). Prioritas Pengembangan Kawasan Permukiman Pada Wilayah Rawan Banjir di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Majalah Ilmiah Globe, 19 (1), 83-94. https://doi.org/10.24895/MIG.2017.19-1.537

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.