skip to main content

Evaluasi Kualitas Lingkungan Daerah Pesisir Kota Singkawang sebagai Kota Tangguh

*Dian Rahayu Jati orcid  -  "Department of Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof.Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124", Indonesia
Bontor Jumaylinda Gultom orcid  -  Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Indonesia
Affrilyno Affrilyno orcid  -  Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2023 Jurnal Wilayah dan Lingkungan
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract
Kualitas lingkungan  dapat menjadi tolak ukur untuk kelangsungan hidup yang baik dan kenyamanan manusia di dalamnya. Perlu adanya pengkajian kualitas lingkungan untuk mengendalikan masalah yang dapat terjadi baik di masa sekarang maupun di masa depan. Hal ini sejalan dengan konsep kota masa depan yaitu konsep Kota Tangguh. Indonesia merupakan negara dengan beberapa kota pesisir, salah satunya adalah Kota Singkawang. Kota Singkawang merupakan kota yang memiliki potensi besar terutama dibidang pariwisata, akan tetapi kota ini juga rentan terkena bencana banjir. Untuk menjadikan Kota Singkawang sebagai kota tangguh, perlu adanya evaluasi kualitas lingkungan terkait penanggulangan bencana yaitu pemetaan lokasi evakuasi. Proses evakuasi memiliki kaitan erat dengan aksesibilitas dan kepadatan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemetaan populasi dalam grid dan space syntax, serta pemetaan kuadran dari hasil kedua analisis tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Kota Singkawang secara rata-rata memiliki keterjangkauan atau aksesibilitas yang cukup baik. Dilihat dari presentasenya, area Kota Singkawang dominan dalam jangkauan aman jika dijadikan sebagai area penanganan bencana. Akan tetapi terdapat 18,69% area yang sulit dijangkau, sehingga tidak disarankan sebagai area peletakan pos evakuasi. Kemudian ditentukan 4 titik lokasi evakuasi yang masing-masing dapat menjangkau 1-3 daerah rawan banjir di Kota Singkawang.
Fulltext View|Download
Keywords: grid populasi; evakuasi; kota tangguh; kuaslitas lingkungan; space syntax
Funding: Universitas Tanjungpura

Article Metrics:

  1. Ariyaningsih, A., Erik, B., & Sukmara, B. (2021). Kriteria ketahanan kota berdasarkan jenis bencana prioritas di Kota Balikpapan. Region : Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Perencanaan Partisipatif, 16(1), 74–82. https://doi.org/10.20961/region.v16i1.44149
  2. Atmodjo, P. S., Sangkawati, S., & Setiaji, A. B. (2015). Analisis efektivitas jalur evakuasi bencana banjir. Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, 21(1), 23. https://doi.org/10.14710/mkts.v21i1.11228
  3. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2017). Buku saku tanggap tangkas tangguh menghadapi bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 62. https://siaga.bnpb.go.id/hkb/po-content/uploads/documents/Buku_Saku-10Jan18_FA.pdf
  4. Chandanachulaka, S., & Bussarangsri, A. (2013). Environmental health management in evacuation shelter. IAIA13 Conference Proceedings, May, 1–7
  5. Chang, H. W., & Lee, W. I. (2018). Decoding network patterns for urban disaster prevention by comparing Neihu district of Taipei and Sumida district of Tokyo. MATEC Web of Conferences, 169, 1–13. https://doi.org/10.1051/matecconf/201816901044
  6. Diposaptono, S. (2003). Mitigasi bencana alam di wilayah pesisir dalam kerangka pengelolaan wilayah pesisir terpadu di Indonesia. In Alami: Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana (Vol. 8, Issue 2)
  7. Doxsey-Whitfield, E., MacManus, K., Adamo, S. B., Pistolesi, L., Squires, J., Borkovska, O., & Baptista, S. R. (2015). Taking advantage of the improved availability of census data: A first look at the gridded population of the world, version 4. Papers in Applied Geography, 1(3), 226–234. https://doi.org/10.1080/23754931.2015.1014272
  8. Etinay, N., Egbu, C., & Murray, V. (2018). Building urban resilience for disaster risk management and disaster risk reduction. Procedia Engineering, 212(2017), 575–582. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2018.01.074
  9. Fauzia, A., Pawestri, D. A., Wahrudin, U., Rahmawati, S. N., & Nandi. (2021). Analisis penentuan lokasi evakuasi bencana banjir dengan sisttem informasi geografis dan metode simple addiptive wighting (Studi kasus Kecamatan Cileungsi). Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 9(2), 121–132
  10. Findia. (2020). Kemampuan prasarana lingkungan terhadap bencana pada kawasan permukiman padat penduduk di Kelurahan Pelita, Kota Saarinda (Studi kasus: Gang Masjid Jl. Lambung Mangkurat). MITSU (Media Informasi Teknik Sipil UNIJA), 8(2), 107–114
  11. Hillier, B., & Stonor, T. (2010). Space syntax - strategic urban design. City Planning Review, Future of Urban Space and Humanity
  12. Iswandi, R. M., & Alwi, L. O. (2013). Pengembangan dan pembangunan kota pesisir. In V. A. Kumurur & F. Wawouw (Eds.), Seminar Nasional ’ Kota Hijau Pesisir Tropis ’ (Issue May 2017, pp. 193–205). Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota UNSRAT
  13. Khadiyanto, P. (2015). Korelasi kualitas lingkungan dan kualitas manusia di permukiman nelayan Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk Semarang. CoUSD Proceedings, 8 September 2015, 152–160
  14. Kurniawan, A. (2019). Dasar-dasar analisis kualitas lingkungan. Wineka Media
  15. Leyk, S., Gaughan, A., Adamo, S., de Sherbinin, A., Balk, D., Freire, S., Rose, A., Stevens, F., Blankespoor, B., Frye, C., Comenetz, J., Sorichetta, A., MacManus, K., Pistolesi, L., Levy, M., & Tatem, A. (2019). Allocating people to pixels: A review of large-scale gridded population data products and their fitness for use. Earth System Science Data Discussions, June, 1–30. https://doi.org/10.5194/essd-2019-82
  16. Lindell, M. K. (2013). Evacuation planning, analysis, and management. In Handbook of Emergency Response (Issue November, pp. 70–89). https://doi.org/10.1201/b15372-8
  17. Ratner, B. (2009). The correlation coeffi cient : Its values range between + 1 / − 1 , or do they ? 17, 139–142. https://doi.org/10.1057/jt.2009.5
  18. Romdhoni, M. F., Priemadella, & Fitriawijaya, A. (2018). Analisis pola konfigurasi ruang terbuka kota dengan penggunaan metoda space syntax sebagai spatial logic dan space use. NALARs, 17(2), 113–128. https://doi.org/10.24853/nalars.17.2.113-128
  19. Salvatore, M., Pozzi, F., Ataman, E., Huddleston, B., & Bloise, M. (2005). Mapping global urban and rural population distributions. In Environment and Natural Resources Series (Issue 24)
  20. Schug, F., Frantz, D., van der Linden, S., & Hostert, P. (2021). Gridded population mapping for Germany based on building density, height and type from earth observation data using census disaggregation and bottom-up estimates. PLoS ONE, 16(3 March), 1–23. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0249044
  21. Siregar, J. P. (2014). Metodologi dasar space syntax dalam analisis konfigurasi ruang (pp. 1–29). Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.