skip to main content

Mental Health Care Center di Kota Semarang Berbasis Art Therapy

*Lutvi Hanifah  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Stigma negatif terhadap kesehatan mental masih kuat di masyarakat, meskipun angka penderita gangguan mental terus meningkat, terutama di kawasan perkotaan yang rentan. Stigma ini mempersulit reintegrasi individu yang telah melalui rehabilitasi. Oleh karena itu, diperlukan perancangan fasilitas Mental Health Care Center yang menyediakan rehabilitasi, dukungan jangka panjang, dan program reintegrasi. Fasilitas ini diharapkan memiliki desain yang mendukung optimalisasi kerja tenaga kesehatan, menjadi tempat edukasi untuk mengurangi stigma, serta menyediakan layanan yang terintegrasi, profesional, dan mudah diakses masyarakat. Rancangan ini berfokus pada penerimaan dan penyaluran emosi melalui pendekatan seperti art therapy sebagai media utama. Art therapy dirancang sebagai sarana ekspresi yang mendalam untuk membantu individu mendeskripsikan dan menyalurkan emosi tanpa tekanan hasil akhir. Dengan pendekatan arsitektur modern yang disesuaikan dengan iklim tropis, desain dirancang agar terlihat sederhana, bersih, dan menenangkan. Elemen seperti ventilasi silang, atap tinggi, pencahayaan alami, serta taman terapeutik turut mendukung kenyamanan thermal dan suasana yang kondusif bagi rehabilitasi. Fasilitas ini dirancang untuk memberikan ruang yang mendukung interaksi sosial, keterhubungan dengan alam, keamanan, kenyamanan, serta kebersihan yang optimal. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang holistik dan komprehensif bagi pemulihan pasien, sambil memfasilitasi mereka untuk menerima dan menyalurkan emosi dengan baik. Kata kunci: kesehatan mental; penerimaan; emosi; art therapy; desain holistik.
Fulltext View|Download
  1. Malchiodi, C. (2012). Handbook of art therapy (1st ed.). New York: Guilford Press

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.