BibTex Citation Data :
@article{JPII23851, author = {O Osfaldo and M Arief Budihardjo and S Suripin}, title = {PERBANDINGAN METODE PEMBUATAN SHAFT UNTUK PEKERJAAN JACKING PIPE DENGAN METODE CAISSON SHAFT SINKING DAN SHEET PILE SHAFT : STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JARINGAN IPAL PALEMBANG PAKET B2A}, journal = {Jurnal Profesi Insinyur Indonesia}, volume = {1}, number = {7}, year = {2024}, keywords = {}, abstract = { Pekerjaan jacking merupakan suatu metode pekerjaan yang sering dipakai dalam pembangunan infrastruktur suatu kota, khususnya terkait dengan pembangunan infrastruktur yang ada di dalam tanah seperti pemasangan pipa, pembuatan terowongan, pembuatan rel kereta bawah tanah, dan lain sebagainya. Salah satu pekerjaan yang merupakan bentuk aplikasi dari metode jacking adalah pekerjaan pemasangan pipa, atau biasa disebut pipe jacking. Cara kerja dari metode pipe jacking yakni mendorong pipa ke dalam tanah yang bersamaan dengan proses pengikisan tanah tersebut dengan mata bor (cuttinghead). Pada pekerjaan pipe jacking, terdapat suatu galian yang disebut sebagai shaft / pit yang merupakan titik awal dan titik akhir dari satu trase pekerjaan pipe jacking. Terdapat 2 jenis shaft di pekerjaan jacking, yakni departure shaft yang berguna untuk menentukan titik awal kedalaman pipa yang direncanakan sekaligus sebagai tempat meletakkan mesin jacking, dan arrival shaft yang merupakan titik akhir dari trase pipe jacking. Pada Proyek IPAL Palembang Paket B2 A terdapat 2 metode pembuatan shaft yang diaplikasikan yakni metode sheetpile shaft dan caisson shaft sinking. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat ditinjau dari segi waktu, biaya, serta mutunya. Pemilihan metode pembuatan shaft erat kaitannya dengan kondisi lokasi, ketersediaan akses, kebutuhan area atau kapasitas mesin jacking. Hal ini menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pekerjaan pembuatan shaft. Metode penelitian yang digunakan yakni metode gabungan data observasi dengan wawancara dengan responden di Proyek IPAL Palembang Paket B2 A, dengan membandingkan pekerjaan pembuatan shaft sheetpile dan caisson shaft dari segi waktu, biaya dan mutu pada pekerjaan pipe jacking RCP 1000 menggunakan mesin MTs 1000. Setelah dianalisa, metode sheetpile shaft memiliki waktu yang relatif lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode caisson shaft, namun caisson shaft memerlukan material khusus yang memiliki keterbatasan terhadap proses pengadaan dan pengiriman ke lokasi, tidak seperti metode sheetpile shaft yang memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam ketersediaan alat dan materialnya. }, issn = {2985-8100}, pages = {265--273} doi = {10.14710/jpii.2023.23851}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpii/article/view/23851} }
Refworks Citation Data :
Pekerjaan jacking merupakan suatu metode pekerjaan yang sering dipakai dalam pembangunaninfrastruktur suatu kota, khususnya terkait dengan pembangunan infrastruktur yang ada di dalam tanahseperti pemasangan pipa, pembuatan terowongan, pembuatan rel kereta bawah tanah, dan lainsebagainya. Salah satu pekerjaan yang merupakan bentuk aplikasi dari metode jacking adalah pekerjaanpemasangan pipa, atau biasa disebut pipe jacking. Cara kerja dari metode pipe jacking yakni mendorongpipa ke dalam tanah yang bersamaan dengan proses pengikisan tanah tersebut dengan mata bor(cuttinghead). Pada pekerjaan pipe jacking, terdapat suatu galian yang disebut sebagai shaft / pit yangmerupakan titik awal dan titik akhir dari satu trase pekerjaan pipe jacking. Terdapat 2 jenis shaft dipekerjaan jacking, yakni departure shaft yang berguna untuk menentukan titik awal kedalaman pipa yangdirencanakan sekaligus sebagai tempat meletakkan mesin jacking, dan arrival shaft yang merupakan titikakhir dari trase pipe jacking. Pada Proyek IPAL Palembang Paket B2 A terdapat 2 metode pembuatanshaft yang diaplikasikan yakni metode sheetpile shaft dan caisson shaft sinking. Masing-masing metodememiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat ditinjau dari segi waktu, biaya, serta mutunya. Pemilihanmetode pembuatan shaft erat kaitannya dengan kondisi lokasi, ketersediaan akses, kebutuhan area ataukapasitas mesin jacking. Hal ini menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pekerjaanpembuatan shaft. Metode penelitian yang digunakan yakni metode gabungan data observasi denganwawancara dengan responden di Proyek IPAL Palembang Paket B2 A, dengan membandingkan pekerjaanpembuatan shaft sheetpile dan caisson shaft dari segi waktu, biaya dan mutu pada pekerjaan pipe jackingRCP 1000 menggunakan mesin MTs 1000. Setelah dianalisa, metode sheetpile shaft memiliki waktu yangrelatif lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode caisson shaft,namun caisson shaft memerlukan material khusus yang memiliki keterbatasan terhadap proses pengadaandan pengiriman ke lokasi, tidak seperti metode sheetpile shaft yang memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalamketersediaan alat dan materialnya.
Article Metrics:
Last update:
Indexing:
Google Scholar
Garuda
Alamat Kontak:
Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Gedung Dekanat Baru Lt 3. Prof. Sudarto SH Tembalang Semarang 50275
www.psppi.ft.undip.ac.id