skip to main content

Upaya Pencegahan Kejadian Anemia melalui Pendidikan Kesehatan pada Santriwati

Aditya Kusumawati orcid  -  Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Indonesia
Zahroh Shaluhiyah  -  Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Indonesia
Novia Handayani  -  Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Ratih Indraswari  -  Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Dalam rangka menyiapkan generasi muda yang sehat, maka upaya preventif perlu dilakukan sejak dini, termasuk diantaranya konsumsi Fe pada remaja. Rendahnya pengetahuan santri terhadap faktor penyebab anemia dan pencegahannya mengakibatkan rendahnya perilaku santri dalam konsumsi Fe. Hal ini diperburuk dengan rendahnya upaya promotif dan preventif masyarakat dalam pencegahan kejadian anemia yang sebenarnya dapat dilakukan sedini mungkin. Selain itu, kesadaran santri untuk mengkonsumsi Fe dan mendukung dalam proses tersebut masih rendah. Padahal kenyataannya Fe bisa dicegah. Oleh sebab itu, tim pengabdian memberikan pendidikan kesehatan agar santri remaja dapat menerapkan pola hidup yang sehat, menjaga konsumsi pangan yang baik dan memenuhi gizi, dan mempersiapkan masa depannya agar dapat membentuk keluarga yang sehat dan anak-anak yang bebas anemia. Hasil pengabdian menunjukkan antusiasme dari 30 santri yang mengikuti kegiatan pendidikan. Terdapat peningkatan pengetahuan santri mengenai anemia dan pentingnya konsumsi Fe. Hal tersebut terukur dari nilai pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 pertanyaan.

Fulltext View|Download
Keywords: pondok pesantren;santri;Fe;anemia

Article Metrics:

  1. Kementerian Agama. 2019. Ditpdpontren PDPP Tahun 2019. Tersedia pada ( https://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp tahun 2019)
  2. Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2020. Data Pondok Pesantren di Kota Semarang
  3. Mawardi. 2015. Santri Juga Remaja. Cetakan 1. Penerbit Rahim
  4. Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, Departemen Kesehatan RI, dan Macro International. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007. Calverton, Maryland, USA dan Jakarta: BPS dan Macro International, 2008; hal. 27-34
  5. Kamiasari, Y. Prabamurti, P.N., Riyanti, E. 2014. Gambaran Perilaku Mairil dan Nyempet Mantan Santri dan Santri Terhadap Pencegahan HIV/AIDS di Pondok Pesantren. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 9(1): 82-89
  6. Kamilah, B. 2012. Perbedaan Pengetahuan Remaja Santri Mengenai Menstruasi di Pondok Pesantren Tradisional dan Modern di Madura. Media Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 1(1) tersedia pada http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_400540_tpjua.pdf
  7. Maslahah, W. 2012. Pembelajaran Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi pada Pesantren Lewat Kajian Kitab Kuning dan Poskestren di Pondok Pesantren Assalam Jambewangi Selopuro Blitar. Universitas Negeri Malang. Killip S, Bennett JM, Chambers MD. Iron deficiency anemia. Am Fam Physician. 2007;75(5):671-678
  8. World Health Organization. Iron deficiency anaemia: assessment, prevention, and control. A guide for programme managers. Geneva: World Health Organization; 2001
  9. Ramakrishnan U. Prevalence of micronutrient malnutrition worldwide. Nutr Rev. 2002;60(5 Pt 2):S46-S52
  10. Murray-Kolb LE, Beard JL. Iron treatment normalizes cognitive functioning in young women. Am J Clin Nutr. 2007;85(3):778-787
  11. Soekarjo DD. The impact of iron deficiency anemia on cognitive function in children. Paediatr Indones. 2010;50(5-6):295-303

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.