Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanudin, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT6090, author = {Chair Rani and Muhammad Basri and Devi Yulianti Bahar and Meggy Yolanda}, title = {Karakteristik Morfologi Lamun Thalassodendron ciliatum (Forsskall) Hartog 1970 (Kelas: Magnoliopsida,Famili : Cymodoceaceae) Berdasarkan Tipe Substrat di Perairan Pantai Timur Kabupaten Bulukumba}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {23}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {morfometrik; lamun; Thalassodendron ciliatum; substrat; Bulukumba}, abstract = { This study aims to determine the seagrass morphological characteristic based on substrates and analyze the relationship of environmental factors with the morphology of Thalassodendron ciliatum. A sampling at each station was done purposively according to the substrate. Sampling was carried out in 3 areas as replication by digging and taking seagrass complete with rhizome and its roots as many as 25 stands. Then the seagrass was cleaned from the sand and put into a sample bag and stored in a cooler. At the same time, sand and water samples were also taken to measure the nitrate and phosphate. The measured water quality in situ includes current speed, temperature, salinity, depth, and wave height. In the laboratory, measurements of morphological parameters of seagrass were done on the leaves, stems, rhizomes, and roots. The results showed that the sandy substrate (Kasuso Station: more protected) showed a longer and thicker leaf character, and a longer root with a greater number of roots, but had a number of leaves, rhizoma length, internode distance, and root diameter smaller than the area with the substrate was dominated by coral fragments (Panrangluhu Station). Under weak current conditions with high nitrate and phosphate content, they were characterized by the larger stem and leaf lengths with a large number of roots. Whereas in strong currents, seagrass was characterized by a greater number and area of leaves and root diameter. Areas with high waves, characterized by seagrasses that have larger stem diameters, longer rhizomes with larger diameters, and also longer internode distances Penelitian ini bertujuan untuk mendeterminasi karakter morfologi lamun berdasarkan tipe substrat dan menganalisis keterkaitan faktor lingkungan dengan morfologi lamun Thalassodendron ciliatum. Sampling pada setiap stasiun dilakukan secara purposif dengan memperhatikan susbstrat dasar. Sampling dilakukan pada 3 area sebagai ulangan dengan cara menggali dan mengambil lamun lengkap dengan rhizoma dan akarnya sebanyak 25 tegakan. Kemudian lamun dibersihkan dari pasir dan dimasukkan ke dalam kantong sampel yang berisi air laut dan disimpan dalam kotak pendingin. Bersamaan dengan itu, juga diambil sampel pasir dan air untuk diukur kandungan nitrat dan posfatnya. Kualitas air yang diukur secara insitu meliputi kecepatan arus, suhu, salinitas, kedalaman, dan tinggi gelombang. Di laboratorium diukur parameter morfologi lamun pada bagian daun, batang, rhizoma, dan akar. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada substrat berpasir (Stasiun Kasuso: lebih terlindung) memperlihatkan karakter daun yang lebih panjang dan tebal, serta akar yang lebih panjang dengan jumlah akar yang lebih banyak, namun memiliki jumlah daun, panjang rhizoma, jarak internode, dan diameter akar yang lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang substratnya didominasi oleh pecahan karang (Stasiun Panrangluhu). Pada kondisi arus yang lemah dengan kandungan nitrat dan posfat yang tinggi, dicirikan oleh panjang batang dan daun yang lebih besar dengan jumlah akar yang banyak. Sedangkan pada arus yang kuat, lamun dicirikan oleh jumlah dan luasan daun serta diameter akar yang lebih besar. Daerah dengan gelombang yang tinggi, dicirikan oleh lamun yang memiliki diameter batang yang lebih besar, rhizoma yang lebih panjang dengan diameter yang besar, dan jarak internode yang juga lebih panjang. }, issn = {2528-3111}, pages = {85--97} doi = {10.14710/jkt.v23i1.6090}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/6090} }
Refworks Citation Data :
This study aims to determine the seagrass morphological characteristic based on substrates and analyze the relationship of environmental factors with the morphology of Thalassodendron ciliatum. A sampling at each station was done purposively according to the substrate. Sampling was carried out in 3 areas as replication by digging and taking seagrass complete with rhizome and its roots as many as 25 stands. Then the seagrass was cleaned from the sand and put into a sample bag and stored in a cooler. At the same time, sand and water samples were also taken to measure the nitrate and phosphate. The measured water quality in situ includes current speed, temperature, salinity, depth, and wave height. In the laboratory, measurements of morphological parameters of seagrass were done on the leaves, stems, rhizomes, and roots. The results showed that the sandy substrate (Kasuso Station: more protected) showed a longer and thicker leaf character, and a longer root with a greater number of roots, but had a number of leaves, rhizoma length, internode distance, and root diameter smaller than the area with the substrate was dominated by coral fragments (Panrangluhu Station). Under weak current conditions with high nitrate and phosphate content, they were characterized by the larger stem and leaf lengths with a large number of roots. Whereas in strong currents, seagrass was characterized by a greater number and area of leaves and root diameter. Areas with high waves, characterized by seagrasses that have larger stem diameters, longer rhizomes with larger diameters, and also longer internode distances
Penelitian ini bertujuan untuk mendeterminasi karakter morfologi lamun berdasarkan tipe substrat dan menganalisis keterkaitan faktor lingkungan dengan morfologi lamun Thalassodendron ciliatum. Sampling pada setiap stasiun dilakukan secara purposif dengan memperhatikan susbstrat dasar. Sampling dilakukan pada 3 area sebagai ulangan dengan cara menggali dan mengambil lamun lengkap dengan rhizoma dan akarnya sebanyak 25 tegakan. Kemudian lamun dibersihkan dari pasir dan dimasukkan ke dalam kantong sampel yang berisi air laut dan disimpan dalam kotak pendingin. Bersamaan dengan itu, juga diambil sampel pasir dan air untuk diukur kandungan nitrat dan posfatnya. Kualitas air yang diukur secara insitu meliputi kecepatan arus, suhu, salinitas, kedalaman, dan tinggi gelombang. Di laboratorium diukur parameter morfologi lamun pada bagian daun, batang, rhizoma, dan akar. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada substrat berpasir (Stasiun Kasuso: lebih terlindung) memperlihatkan karakter daun yang lebih panjang dan tebal, serta akar yang lebih panjang dengan jumlah akar yang lebih banyak, namun memiliki jumlah daun, panjang rhizoma, jarak internode, dan diameter akar yang lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang substratnya didominasi oleh pecahan karang (Stasiun Panrangluhu). Pada kondisi arus yang lemah dengan kandungan nitrat dan posfat yang tinggi, dicirikan oleh panjang batang dan daun yang lebih besar dengan jumlah akar yang banyak. Sedangkan pada arus yang kuat, lamun dicirikan oleh jumlah dan luasan daun serta diameter akar yang lebih besar. Daerah dengan gelombang yang tinggi, dicirikan oleh lamun yang memiliki diameter batang yang lebih besar, rhizoma yang lebih panjang dengan diameter yang besar, dan jarak internode yang juga lebih panjang.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.