Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT5634, author = {Zainul Hidayah and Nike Nuzula}, title = {Pemetaan Sebaran Terumbu Karang Studi Kasus Selat Madura, Jawa Timur}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {22}, number = {2}, year = {2019}, keywords = {Selat Madura; Landsat; Lyzinge; Ekosistem}, abstract = { Mapping of the potential of coral reefs on the coast of the Madura Strait is evaluated. The coral mapping purposes are to evaluated a total area of the coral reefs in line with the current condition. The index of the area of coral reefs on the coast of the Madura Strait was also compiled to produce a database of the parameters that affect to the coral reefs growths. The imaga data processed is using Landsat. Maping data processing methos is using Lyzinge Algorithm since the area has shallow water area characteristics. The area of coral reef substrate identified according to the processed image is 10.478.032 Ha. The L andsat 7 satellite imagery has an ability to detect the characteristics of shallow waters using blue channels with wavelengths of 0.45-0.52 µm and green channels with wavelengths of 0.52-0.60 µm. However, to determine the condition and how severe the damage to coral reefs, detection with satellite imagery is not enough so that direct observation is needed through scuba diving activities. Scuba diving is carried out to determine the condition of coral reefs. Roughly, coral reef ecosystems in the objects are categorized as moderate to damaged. The damage to this coral reef ecosystem identified at the depths of 5 and 10 meters . Pemetaan potensi terumbu karang dilakukan di area pesisir Selat Madura. Pemetaan ini dilukan dengan memanfaatkan data citra satelit dari Landsat 7 dan pengolahan data menggunakan metode Algoritma Lyzinge. Studi ini bertujuan untuk mengetahui cakupan luas dari sebaran terumbu karang serta kondisi terumbu karang. Indeks dari area terumbu karang dipetakan dan disusun untuk selanjutkan digunakan sebagai basis data yang berisi tentang informasi yang mengadung parameter – parameter yang berpengaruh terhadap pertumbuhan terumbu karang. Dalam penelitian ini, terumbu karang ditemukan di perairan dangkal yang jernih. Citra satelit Landsat 7 memiliki sensor yang dapat mendeteksi karakteristik perairan dangkal dengan memanfaatkan saluran/ kanal biru dengan panjang gelombang 0,45-0,52 µm dan saluran/ kanal hijau dengan panjang gelombang 0,52-0,60 µm. Namun, untuk mengetahui kondisi dan tingkat kerusakan terumbu karang, pendeteksian dengan citra satelit tidaklah cukup sehingga diperlukan pengamatan secara langsung melalui aktivitas penyelaman scuba. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah luas substrat terumbu karang adalah 10,478.032 Ha. Hasil dari scuba diving menunjukkan bahwa secra umum ekosistem terumbu karang di perairan Selat Madura berada dalam kondisi sedang hingga rusak. Kerusakan ekosistem terumbu karang ini terjadi pada kedalaman 5 dan 10 meter. }, issn = {2528-3111}, pages = {127--134} doi = {10.14710/jkt.v22i2.5634}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/5634} }
Refworks Citation Data :
Mapping of the potential of coral reefs on the coast of the Madura Strait is evaluated. The coral mapping purposes are to evaluated a total area of the coral reefs in line with the current condition. The index of the area of coral reefs on the coast of the Madura Strait was also compiled to produce a database of the parameters that affect to the coral reefs growths. The imaga data processed is using Landsat. Maping data processing methos is using Lyzinge Algorithm since the area has shallow water area characteristics. The area of coral reef substrate identified according to the processed image is 10.478.032 Ha. The Landsat 7 satellite imagery has an ability to detect the characteristics of shallow waters using blue channels with wavelengths of 0.45-0.52 µm and green channels with wavelengths of 0.52-0.60 µm. However, to determine the condition and how severe the damage to coral reefs, detection with satellite imagery is not enough so that direct observation is needed through scuba diving activities. Scuba diving is carried out to determine the condition of coral reefs. Roughly, coral reef ecosystems in the objects are categorized as moderate to damaged. The damage to this coral reef ecosystem identified at the depths of 5 and 10 meters.
Pemetaan potensi terumbu karang dilakukan di area pesisir Selat Madura. Pemetaan ini dilukan dengan memanfaatkan data citra satelit dari Landsat 7 dan pengolahan data menggunakan metode Algoritma Lyzinge. Studi ini bertujuan untuk mengetahui cakupan luas dari sebaran terumbu karang serta kondisi terumbu karang. Indeks dari area terumbu karang dipetakan dan disusun untuk selanjutkan digunakan sebagai basis data yang berisi tentang informasi yang mengadung parameter – parameter yang berpengaruh terhadap pertumbuhan terumbu karang. Dalam penelitian ini, terumbu karang ditemukan di perairan dangkal yang jernih. Citra satelit Landsat 7 memiliki sensor yang dapat mendeteksi karakteristik perairan dangkal dengan memanfaatkan saluran/ kanal biru dengan panjang gelombang 0,45-0,52 µm dan saluran/ kanal hijau dengan panjang gelombang 0,52-0,60 µm. Namun, untuk mengetahui kondisi dan tingkat kerusakan terumbu karang, pendeteksian dengan citra satelit tidaklah cukup sehingga diperlukan pengamatan secara langsung melalui aktivitas penyelaman scuba. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah luas substrat terumbu karang adalah 10,478.032 Ha. Hasil dari scuba diving menunjukkan bahwa secra umum ekosistem terumbu karang di perairan Selat Madura berada dalam kondisi sedang hingga rusak. Kerusakan ekosistem terumbu karang ini terjadi pada kedalaman 5 dan 10 meter.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.