Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT2409, author = {Hargo Edi and Ali Djunaedi and Sri Redjeki}, title = {Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Betahwalang Demak}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {21}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {Biological Aspect Reproduction; Portunus pelagicus; Betahwalang; Demak; Aspek Biologi Reproduksi}, abstract = { The waters of Betahwalang, Demak have quite potential cruise resources. For the sustainability of crab resources, sustainable management is necessary to do. Information on biology reproduction of crabs is required. The purpose of this research was to determine aspects of biology reproduction such as sex ratio, growth pattern and gonad maturity level of the crabs in Betahwalang waters. This research was conducted on 23 September - 29 October 2016 in Betahwalang, Demak. The method used in this research is descriptive research method. Determination of location observation is divided into 3 Station that is Station 1 depth between 1-10 m, Station 2 depth 11-20 m, and Station 3 depth 21-30 m. The data were collected by determination of gender, width and length of carapace, gonad maturity level and data of the environmental parameter. Results of the analysis showed that the male genital sex ratios were higher at Station 1 (2.87:1) than Station 2 (1:1.27) and 3 (1:1.65). The growth properties of male and female crabs on all three stations exhibit negative allometric growth properties. The percentage of female crab gonad maturity level at Station 2 (94,31%) and 3 (95,48%) higher than Station 1 (30,43%). Wilayah perairan Betahwalang, Demak memiliki sumberdaya rajungan yang cukup potensial. Untuk kelestarian sumberdaya rajungan, perlu dilakukan dengan pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan. Dibutuhkan informasi tentang aspek biologi reproduksi rajungan sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi reproduksi seperti nisbah kelamin, pola pertumbuhan dan tingkat kematangan gonad rajungan di perairan Betahwalang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 September - 29 Oktober 2016 di perairan Betahwalang, Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penentuan lokasi pengamatan dibagi menjadi 3 Stasiun yaitu Stasiun 1 kedalaman antara 1-10 m, Stasiun 2 kedalaman 11-20 m, dan Stasiun 3 kedalaman 21-30 m. Pengambilan data penelitian meliputi penentuan jenis kelamin, lebar dan panjang karapas, tingkat kematangan gonad serta data parameter lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nisbah kelamin rajungan jantan lebih tinggi pada Stasiun 1 (2,87:1) daripada Stasiun 2 (1:1,27) dan 3 (1:1,65). Sifat pertumbuhan rajungan jantan dan betina pada ketiga Stasiun menunjukkan sifat pertumbuhan allometrik negatif. Persentase tingkat kematangan gonad rajungan betina pada Stasiun 2 (94,31%) dan 3 (95,48%) lebih tinggi daripada Stasiun 1 (30,43%). }, issn = {2528-3111}, pages = {55--60} doi = {10.14710/jkt.v21i1.2409}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/2409} }
Refworks Citation Data :
Wilayah perairan Betahwalang, Demak memiliki sumberdaya rajungan yang cukup potensial. Untuk kelestarian sumberdaya rajungan, perlu dilakukan dengan pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan. Dibutuhkan informasi tentang aspek biologi reproduksi rajungan sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi reproduksi seperti nisbah kelamin, pola pertumbuhan dan tingkat kematangan gonad rajungan di perairan Betahwalang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 September - 29 Oktober 2016 di perairan Betahwalang, Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penentuan lokasi pengamatan dibagi menjadi 3 Stasiun yaitu Stasiun 1 kedalaman antara 1-10 m, Stasiun 2 kedalaman 11-20 m, dan Stasiun 3 kedalaman 21-30 m. Pengambilan data penelitian meliputi penentuan jenis kelamin, lebar dan panjang karapas, tingkat kematangan gonad serta data parameter lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nisbah kelamin rajungan jantan lebih tinggi pada Stasiun 1 (2,87:1) daripada Stasiun 2 (1:1,27) dan 3 (1:1,65). Sifat pertumbuhan rajungan jantan dan betina pada ketiga Stasiun menunjukkan sifat pertumbuhan allometrik negatif. Persentase tingkat kematangan gonad rajungan betina pada Stasiun 2 (94,31%) dan 3 (95,48%) lebih tinggi daripada Stasiun 1 (30,43%).
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.