skip to main content

EKSTRAKSI ASTAXANTHIN DENGAN SUHU YANG BERBEDA DARI KARAPAS UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) MENGGUNAKAN PELARUT MINYAK KELAPA

*Natasha Rizky Maharani  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Retno Ayu Kurniasih  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sumardianto Sumardianto  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright 2023 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki hasil samping berupa karapas. Karapas udang vaname ini mengandung senyawa pigmen astaxanthin yang termasuk kedalam golongan senyawa karotenoid turunan dari xantofil. Astaxanthin merupakan pembentuk warna merah pada karapas udang vaname. Astaxanthin dapat diekstrak menggunakan pelarut minyak kelapa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi terhadap ekstrak astaxanthin. Suhu yang digunakan adalah suhu ruang (27oC), 50oC, 60oC, 70oC dan 90oC. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratorium dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data uji total astaxanthin, warna, dan aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ). Hasil pengujian menunjukkan bahwa perbedaan suhu ekstraksi yang digunakan berpengaruh nyata terhadap total astaxanthin, warna dan aktivitas antioksidan (P<0,05). Suhu ekstraksi yang lebih tinggi dapat meningkatkan total astaxanthin yang terekstrak dan tingkat warna yang dihasilkan. Ekstrak astaxanthin menunjukkan total astaxanthin dan warna tertinggi pada suhu 70°C, dengan total astaxanthin sebesar 11,718 µg/g, nilai L* 53,23, nilai a* 3,477, nilai b* 10,560, dan aktivitas antioksidan yang dimiliki sebesar 13,08%. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak astaxanthin dari karapas udang vaname ini berpotensi dengan baik sebagai pewarna alami.

Fulltext View|Download
Keywords: astaxanthin; ekstraksi; karapas udang; minyak kelapa
Funding: Universitas Diponegoro

Article Metrics:

  1. Ernawati, U. R, Khasanah, L. U dan Anandito, R. B. K. 2014. Pengaruh variasi nilai Dextrose Equivalents (DE) maltodekstrin terhadap karakteristik mikroenkapsulan pewarna alami daun jati (Tectona grandis L.f.). Jurnal Teknologi Pertanian, 15(2), 111-120
  2. Instruction Manual. 2013. Operation Manual High Quality Portable Colorimeter, Baoan District, Shenzhen, China
  3. Karnila, R. dan Heriansyah, I. 2020. Buku Referensi Astaxanthin. Riau: Oceanum Press
  4. Kawiji, Khasanah, L. U dan Pramani, C. A. 2010. Pengaruh perlakuan awal bahan baku dan waktu destilasi serai dapur (Cymbopogon citratus) terhadap karakteristik fisikokimia minyak serai dapur (Lemongrass oil). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 1(1), 59-71
  5. Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2022. Data Statistik Produksi Perikanan. Kementrian Kelautan dan Perikanan, Jakarta
  6. Lestari, B. P. 2019. Karakteristik fisik dan sensoris cendol instan dengan penambahan cincau hijau (Cyclea barbata L.). Jurnal Pendidikan Kimia, 3(1), 65-80
  7. Mezzomo, N., Maestri, B., Santos, R. L, Maraschin, M dan Ferreira, S. R. S. 2011. Pink shrimp (P. brasiliensis and P. paulensis) residue: influence of extraction method on carotenoid concentration. Journal Talanta, 85, 1383-1391
  8. Pu, J., Bechtel, P. J., Sathivel, S. 2010. Extraction of shrimp astaxanthin with flaxseed oil: effects on lipid oxidation and astaxanthin degradation rates. Biosystems Engineering, 107, 364-371
  9. Rao, A. R., Sarada, R dan Ravishankar, G. A. 2007. Stabilization of astaxanthin in edible oils and its use as an antioxidant. Journal of The Science of Food and Agriculture, 87, 957-965
  10. Selviana, A., Warsidah dan Prayitno, D. I. 2021. Pengukuran kadar astaxanthin dan aktivitas antioksidan dalam fraksi lipid cincalok. Jurnal Laut Khatulistiwa, 4(2), 64-68
  11. Silva, A. K. N., Rodrigues, B. D., Silva, L. H. M dan Rodrigues, A. M. C. 2018. Drying and extraction of astaxanthin from pink shrimp waste (Farfantepenaeus subtilis): the applicability of spouted beds. Food Science and Technology, 38(3), 454-461
  12. Sinaga. 2019. Segmentasi ruang warna L*a*b. Jurnal Mantik Penusa, 3(1), 43-46
  13. Song, X. D., Mujumdar, A. S., Law, C. L., Fang, X. M., Peng, W. J., Deng, L. Z., Wang, J dan Xiao, H. W. 2019. Effect of drying air temperature on drying kinetics, color, carotenoid content, antioxidant capacity and oxidation of fat for lotus pollen. Drying Technology, 38(9), 1151-1164
  14. Sowmya, R., Ravikumar, T. M., Vivek, R., Rathinaraj, K dan Sachindra, N. M. 2012. Optimization of enzymatic hydrolysis of shrimp waste for recovery of antioxidant activity rich protein isolate. Journal Food Science Technology, 51(11), 3199-3207
  15. Sundalian, M., Husein, S. G dan Rishadi, F. F. 2021. Kajian metode ekstraksi dan analisis senyawa astaxanthin yang terkandung dalam udang. Jurnal Sains dan Kesehatan, 3(4), 601-610
  16. Varon, E. Y., Li, Y., Balcells, M., Garayoa, R.C., Tixier, A.S.F dan Chemat, F. 2017. Vegetable oils as alternative solvents for green oleo-extraction, purification and formulation of food and natural products. Journal Molecules, 22(9), 1-24
  17. Yang, S., Zhou, Q., Yang, L., Xue, Y., Xiu, J dan Xie, C. 2015. Effect of thermal processing on astaxanthin and astaxanthin ester in pasific white shrimp Litopenaeus vannamei. Journal of Oleo Science, 64(3), 243-253

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.