skip to main content

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue pada Anak Usia 6-12 Tahun Di Kecamatan Tembalang

*Tuti Sandra  -  Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara, Indonesia
Muchlis AU Sofro  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Suhartono Suhartono  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Martini Martini  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Suharyo Hadisaputro  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Received: 2 Mar 2019; Published: 2 Mar 2019.

Citation Format:
Abstract

Background : The Dengue Fever is an infectious disease that still becomes a serious health issue since it is endemic. This research aims to explain the various factors influencing the occurrences of the dengue fever in the children age 6 to 12 years old.

Methods : This research used both quantitative and qualitative methods. The quantitative research specification was the observational analytic case control design while the indept interview technique was used as the qualitative research method. The population of the study were all children age 6 to 12 years old who lived in the Semarang City. The number of the subjects were 70 cases and 70 controls and they were taken by consecutive sampling method. The data were analyzed using the bivariate and multivariate with the regression logistic method.

Results : The factors proven to influence the dengue fever occurrences in the children 6 to 12 years old were the lack of the mother’s education (OR 3.031; 95%CI 1.4281-6.434; p= 0.004;), the habit of not using the insect repellent use (OR 4.293; 95%CI 1.935-9.526; p= 0.001) and the habit of not wearing long clothes (OR 2.759; 95%CI 1.240-6.138; p= 0.013).

Conclusion : The factors recognized as the significant risk factors for the occurrences of the dengue fever in the children age 6 to 12 years old were the lack of the mother’s education, the habit of not using the insect repellent and the habit of not wearing long clothes. Those factors contribute 85,3% to the occurrence of dengue fever.

Fulltext View|Download
Keywords: Risk factors; dengue fever; the children

Article Metrics:

  1. Halstead SB. 2008. Dengue. Tropical Medicine Science and Practice. Imeperial college press; volume 5
  2. WHO. 2016. Dengue Situation Update 498. Geneva WHO west pasific reg
  3. WHO. 2014. Estimates of The Global Burden of Diseases. WHO;46(3).pp.1–15
  4. Kementrian Kesehatan. 2017. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2016 [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.pp.507
  5. Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia.pp.1-220
  6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2017. Buku saku kesehatan Triwulan 3 [Internet].pp.30-36
  7. Dinkes Kota Semarang. 2016. Profil Kesehatan Kota Semarang 2016. [Internet].pp.72. Available from: http://www.dinkes.semarangkota.go.id/hews
  8. Dinas Kesehatan Semarang. 2015. Profil Kesehatan Kota Semarang 2015
  9. Pujiyanti A, Pratamawati DA. 2014. Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue Pada Komunitas Sekolah Dasar di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Vektora ; 6(2).pp.46–51
  10. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Ber-darah Dengue. Jakarta: Direktorat PP dan PL
  11. Sari P, Martini, Ginanjar P. 2012. Hubungan Kepadatan Jentik Aedes sp dan Praktik PSN dengan Kejadian DBD di Sekolah Tingkat Dasar di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat;1.pp.413–422
  12. Soebowo MG, Prasetya DI, Hadisaputro S, Adi S. 2017. Pengaruh Seragamisasi Celana/Rok Panjang Dalam Mencegah Kejadian DBD pada Siswa Sekolah Dasar. pp.163–172
  13. Puskesmas Kedungmundu.2017. Data Surveilans Penyakit Menular. Lap Penyakit
  14. Puskesmas Rowosari. 2017. Data Surveilans Puskesmas. Lap Penyakit
  15. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  16. Kemenkes RI. 2013. Pengendalian demam berdarah dengue untuk pengelola Program DBD Puskesmas. Jakarta: Dirjen P2P
  17. Notoatmodjo S. 2013. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta
  18. Fathi, Keman S, Wahyuni CU. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan;2(1).pp.1–10
  19. Widiyanto T. 2007. Kajian Mana-jemen Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Purwokerto Jawa-Tengah. [Tesis] Magister Kesehat Lingkung Univ Diponegoro.pp.126
  20. Tangena JA, Thammavong, Lindsay.2017. Risk of Exposure to Potential Vector Mosquitoes for Rural Workers in Northern Lao Pdr. PloS Negl Trop Dis;11(7).pp.1–17
  21. Muchlis, S., Ishak, H., & Ibrahim E.2014. Faktor Risiko Upaya Menghindari Gigitan Nyamuk Terhadap Kejadian DBD di Puskesmas Pattiloang Makassar. repository.unhas [Internet];4. Avai-lable from: repository.unhas.ac.id
  22. Ayun LL, Pawenang ET. 2017. Hubungan antara faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunungpati , Kota Semarang. Public Health Perspective Jurnal;2(1).pp.97–104
  23. Dardjito E, Yuniarno S, Wibowo C, Dwiyanti H, Achmad MH, Utara J. 2008. Beberapa Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyumas; XVIII.pp.126–136
  24. Sitio A. 2008. Hubungan Perilaku tentang PSN dan Kebiasaan Keluarga dengan Kejadian DBD di Kecamatam Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2008. TESIS Univ Diponegoro Semarang [Internet].pp.20–23
  25. Abbas A, Syafar M, Arsin AA. 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian DBD di Kabupaten Jeneponto;6(2)
  26. Jata D, Putra NA, Pujaastawa IBG. 2016.Hubungan Perilaku Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian DBD di Wilayah Puskesmas I Denpasar Selatan Dan Puskesmas I Denpasar Timur. Ecotrophic;10(1).pp. 17–21
  27. Lumingas ER, Kaunang W.P.J, Asrifuddin A. 2017.Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Tanawangko. Media Kesehat [Internet];9. Available from: ejournalhealth.com/index.php/medkes/article/view/336
  28. Rosidi AR, Adisasmito W. 2009. Hubungan Faktor Penggerakan PSN Demam Berdarah Dengue dengan Angka Bebas Jentik di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Majalah Kedokteran Bandung;41(2).pp.1–7

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.