skip to main content

Analisa Mikrotremor Menggunakan Metode HVSR untuk Mengetahui Karakteristik Bawah Permukaan Manifestasi Panas Bumi Diwak dan Derekan Berdasarkan Nilai Vp

1Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

2Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Indonesia

Open Access Copyright (c) 2020 Jurnal Energi Baru dan Terbarukan
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Pengukuran Mikrotremor merupakan pengukuran seismik pasif untuk merekam getaran yang dihasilkan oleh aktivitas bumi ataupun aktivitas manusia, biasanya metode ini digunakan untuk memperkirakan tingkat kerusakan yang timbul akibat gempa bumi dan juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi struktur bawah permukaan berdasarkan frekuensi dominannya dan faktor amplifikasinya. Dalam analisis mikrotremor spektrum komponen horizontal dibandingkan terhadap komponen vertikal atau dikenal dengan metode HVSR. Parameter penting yang dihasilkan dari metode HVSR yaitu frekuensi natural dan amplifikasi. Dari hasil penelitian didapatkan P=persebaran nilai frekuensi dominan (fo) yang didapatkan dari hasil pengolahan data mikrotremor pada area manifestasi panas bumi Diwak dan Derekan berkisar antara 0,08 Hz sampai dengan 9,29 Hz, persebaran nilai faktor amplifikasi (Ao) bernilai antara 0,03 hingga dengan 7,07, sedangkan inversi kurva H/V menghasilkan nilai kecepatan gelombang P (VP) dan gelombang S (VS) dimana nilai VP berkisar antara 390 m/s sampai dengan 4.993 m/s dan nilai VS berada pada kisaran 190 m/s hingga 3.054 m/s.

Fulltext View|Download
Keywords: Amplifikasi; Metode HVSR; Mikrotremor; Vp,;Vs; Frekuensi Dominan

Article Metrics:

  1. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (2016). Buku Statistik Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun 2016. Jakarta. http://ebtke.esdm.go.id/post/2016/02/02/1105/statistik.ebtke.2016
  2. Elders, W. A., & Moore, J. N. (2016). Geology of geothermal resources. In R. DiPippo (Ed.), Geothermal Power Generation: Developments and Innovation (pp. 7–32). Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-100337-4.00002-4
  3. Gupta, H., & Roy, S. (2007). Geothermal Energy: An altermative resource for the 21st century. Elsevier B.V
  4. Hobiger, M., & Bard, P. (2011). Polarization of Surface Waves: Characterization, inversion and application to seismic hazard assessment. Retrieved from https://tel.archives-ouvertes.fr/tel-00577887
  5. Ilmi, S., Harmoko, U., dan Widada, S. (2014). Interpretasi Bawah Permukaan Sistem Panas Bumi Diwak dan Derekan Berdasarkan Data Gravitasi. Youngster Physics Journal Vol. 3 No.2, Hal 165-170
  6. Kanai, K. (1983). Engineering Seismology. University of Tokyo Press. Tokyo, Japan
  7. Kasbani. (2009). Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia Dan Estimasi Potensi Energinya, 64–73
  8. Nakamura, Y. (1989). A method for dynamic characteristics estimation of subsurface using microtremor on the ground surface. Quarterly Report of the Railway Technical Reasearch Institute.
  9. Nakamura, Y. (2000). Clear identification of fundamental idea of Nakamura’s technique and its applications. Proceedings of the 12th World Conference on Earthquake Engineering
  10. Nikmah, I., dan Harmoko, U. (2014). Studi Distribusi Temperatur Permukaan Dangkal, Emisi Gas Karbondioksida dan Pola Aliran Fluida untuk Mengklarifikasi Sistem Panas Bumi di Daerah Manifestasi Diwak-Derekan, Jawa Tengah. Youngster Physics Journal. vol. 2. no. 1. hal. 49-54. Semarang
  11. Partono, Windu., Manshyur, I., Sri Prabandiyani, R.W., Syamsul, M., 2013. Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro
  12. SESAME Project, “Guidelines for the Implementation of the H/V Spectral Ratio Technique on Ambient Vibrations Measurements, Processing and Interpretation”, December., 2004
  13. Sudarmawan, D. (2019). ‘Pemodelan 3D Area Manifestasi Panas Bumi Sangubanyu, Berdasarkan Data Mikrotremor’, Tesis, Magister Energi, Universitas Diponegoro, Semarang
  14. Sungkono, dan Santosa, B. J. (2011). Karakterisasi kurva horizontal-to-vertical spectral ratio: kajian literatur dan permodelan. Jurnal Neutrino, 4(1), 1–15
  15. Thanden, R. E., Sumadirdja, H., Richards, P. W., Sutisna, K., Amin, T. C. (1996). Direktorat Geologi Bandung. Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa. Skala 1:100.000. Bandung
  16. Tian, B., Xu, P., Ling, S., Xu, X., Du, J., & Pang, Z. (2016). Application of the initial model feature of microtremor to investigate a part of the geothermal field of Jiangsu region in China. Environmental Earth Sciences, 75(18), 1– 12
  17. Toth, A., & Bobok, E. (2017). What Is Geothermal Energy? In Flow and Heat Transfer in Geothermal Systems (1st ed., pp. 1–19). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-800277-3.00001-3
  18. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2014, Tentang Panas Bumi, 17 September 2014. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 217. Jakarta
  19. van Bemmelen, R. W. (1949). Fisiografi Jawa Tengah (1A ed.). Netherlands: Government Printing Office

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.