skip to main content

Gambaran Perilaku Self-Care Pasien PPOK di Balai Kesehatan Masyarakat

*Yuni Dwi Hastuti orcid publons  -  Department of Nursing, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275|Universitas Diponegoro, Indonesia
Received: 19 Oct 2023; Accepted: 5 Nov 2024; Available online: 2 Dec 2024; Published: 29 Nov 2024.
Open Access Copyright 2024 Holistic Nursing and Health Science

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Pendahuluan: PPOK merupakan penyakit kronis yang memerlukan perawatan diri (self-care) untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien. Self-care pada pasien PPOK yang dirawat dirumah sakit dengan derajat berat dan sangat berat mayoritas tidak memadai sebesar 85,4%. Sementara, kepatuhan pengobatan pasien PPOK di rumah sakit dengan usia lebih dari 40 tahun paling banyak pada tingkat sedang sebesar 55,4%. Pasien PPOK di Balai Kesehatan Masyarakat memiliki rentang usia dan derajat PPOK yang beragam. Mereka menyatakan telah melakukan beberapa bentuk perilaku self-care, tetapi belum pernah melakukan manajemen dispnea dengan teknis pengaturan pernapasan. Penelitian ini mengidentifikasi perilaku self-care pasien PPOK di Balai Kesehatan Masyarakat.

Metode: Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan metode deskriptif survei. Teknik sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 81 penderita PPOK di Balai Kesehatan Masyarakat. Penilaian perilaku self-care menggunakan kuesioner COPD self-care questionnaire (COPDSC-C). Kuesioner mencakup 8 domain kegiatan perilaku self-care. Skor total dikategorikan menggunakan Cut of Point mean karena data berdistribusi normal. Data menggunakan analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien PPOK lebih banyak yang memiliki perilaku self-care memadai (54,3%) daripada yang tidak memadai (45,7%). Sebagian besar pasien selalu minum obat untuk penyakit sesuai dengan anjuran dokter, sering meningkatkan asupan makanan bergizi seperti daging, telur, susu, ikan, dan ayam, tidak merokok, sering mempertahankan keseimbangan antara menghabiskan waktu sendirian dan menghabiskan waktu bersama orang lain, kadang-kadang beristirahat dengan cukup baik siang maupun malam. Namun, kadang-kadang tetap berada di tempat dimana ada orang yang demam, tidak pernah menjauhi orang atau sesuatu yang mengganggu jika sedang sesak napas dan tidak pernah melakukan manajemen dispnea dengan cara duduk dengan posisi condong ke depan kalau sesak napas.

Kesimpulan: Pasien memiliki lebih banyak perilaku self-care memadai daripada perilaku self-care yang tidak memadai dengan persentase yang tidak jauh berbeda. Manajemen dispnea menjadi domain yang paling banyak belum dilakukan oleh pasien. Petugas kesehatan perlu mengajarkan manajemen dispnea kepada pasien untuk mengoptimalkan self-care  pasien PPOK.

Fulltext
Keywords: Perawatan diri, Perilaku, PPOK

Article Metrics:

  1. American Lung Association. (2022). Chronis bronchitis. American Lung Association. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/chronic-bronchitis
  2. Aulia. (2016). Kenali Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes). http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/kenali-penyakit-paru-obstruktif-kronik-ppok
  3. Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Pusdik SDM Kesehatan
  4. Ekaputri, M., Suza, D. E., & Ariani, Y. (2019). Research article the influence of empowerment-based self-care in chronic obstructive pulmonary disease patients (copd). International Journal of Current Research, 11(10), 7472–7476
  5. Firdausi, N. L., Artanti, K. D., & Li, C. . (2021). Analysis of risk factors affecting the occurrence of chronic obstructive pulmonary disease in indonesia. Jurnal Berkala Epidemiologi, 9(1), 18–25. https://doi.org/10.20473/jbe.v9i12021.18
  6. Gani, A., & Budiharsana, M. P. (2019). The Consolidated Report on Indonesia Health Sector Review 2018. Kementerian PPN/Bappenas, 56
  7. Hasaini, A. (2020). Lama Menderita Dengan Kualitas Hidup Pasien Ppok. Journal of Nursing Invention, 1(1), 1–8
  8. Jaarsma, T., Strömberg, A., Dunbar, S. B., Fitzsimons, D., Lee, C., Middleton, S., Vellone, E., Freedland, K. E., & Riegel, B. (2021). Self-care research: How to grow the evidence base? (reprint). International Journal of Nursing Studies, 116, 103903. https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2021.103903
  9. Jardim, J. R., Camelier, A., & Lundgren, F. (2020). Global strategy for diagnosis, management and prevntion of copd 2020 update. In Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (Vol. 1)
  10. Matarese, M., Clari, M., De Marinis, M. G., Barbaranelli, C., Ivziku, D., Piredda, M., & Riegel, B. (2020). The Self-Care in Chronic Obstructive Pulmonary Disease Inventory: Development and Psychometric Evaluation. Evaluation and the Health Professions, 43(1), 50–62. https://doi.org/10.1177/0163278719856660
  11. Nurmayanti, Waluyo, A., Jumaiyah, W., & Azzam, R. (2019). Pengaruh Fisioterapi Dada, Batuk Efektif dan Nebulizer terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen dalam Darah pada Pasien PPOK. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 362–371. https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.836
  12. Ong-Artborirak, P., & Seangpraw, K. (2019). Association between self-care behaviors and quality of life among elderly minority groups on the border of Thailand. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 12, 1049–1059. https://doi.org/10.2147/JMDH.S227617
  13. P2PTM Kemenkes RI. (2018). Apa itu penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) ? http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/37/apa-itu-penyakit-paru-obstruktif-kronik-ppok
  14. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). (2016). PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik): Diagnosis dan penatalaksanaan. Penerbit Universitas Indonesia
  15. Prasetyo, T. W. (2021). Hubungan kebiasaan merokok terhadap derajat keparahan pasien penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) di RSU Karsa Husada Batu tahun 2020. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
  16. Rai, K. K., Adab, P., Ayres, J. G., & Jordan, R. E. (2018). Systematic review: Chronic obstructive pulmonary disease and work-related outcomes. Occupational Medicine, 68(2), 99–108. https://doi.org/10.1093/occmed/kqy012
  17. Riegel, B., Dunbar, S. B., Fitzsimons, D., Freedland, K. E., Lee, C. S., Middleton, S., Stromberg, A., Vellone, E., Webber, D. E., & Jaarsma, T. (2021). Self-care research: Where are we now? Where are we going? International Journal of Nursing Studies, 116, 103402. https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2019.103402
  18. Rivera, E., Corte, C., Steffen, A., DeVon, H. A., Collins, E. G., & McCabe, P. J. (2018). Illness representation and self-care ability in older adults with chronic disease. Geriatrics (Switzerland), 3(3), 1–14. https://doi.org/10.3390/geriatrics3030045
  19. Sari, P., Sary, L., & Febriani, C. A. (2021). Kesadaran Berhenti Merokok Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2020. Jurnal Dunia Kesmas, 10(1), 96–108. https://doi.org/10.33024/jdk.v10i1.3363
  20. Sholihah, M., Suradi, & Aphridasari, J. (2019). Pengaruh Pemberian Quercetin Terhadap Kadar Interleukin 8 (IL- 8) Dan Nilai COPD Assessment Test (CAT) Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil. Jurnal Respirologi Indonesia, 39(2), 103–112. https://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/download/51/32
  21. Thomas, E. T., Guppy, M., Straus, S. E., Bell, K. J. L., & Glasziou, P. (2019). Rate of normal lung function decline in ageing adults: A systematic review of prospective cohort studies. BMJ Open, 9(6). https://doi.org/10.1136/bmjopen-2018-028150
  22. World Health Organizaziton (WHO). (2022). Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Www.Who.Com. https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/chronic-obstructive-pulmonary-disease-(copd)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.