skip to main content

KAJIAN DETEKSI DAN PENENTUAN GARIS PANTAI DENGAN METODE TERESTRIS DAN PENGINDRAAN JAUH

Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Received: 22 Nov 2019; Published: 22 Nov 2019.

Citation Format:
Abstract
Pemetaan pesisir meliputi wilayah daratan dan perairan, batas antara darat dan air (laut) disebut garis pantai. Permukaan laut secara periodik berubah atau yang umum disebut pasang surut air, sehingga batas darat dan air juga berubah. Pemetaan dengan data dasar citra satelit sekarang sudah umum dilakukan. Citra satelit merekam sesaat pada suatu waktu tertentu, jika pada wilayah pantai tentunya adalah batas darat dan laut adalah ketinggian air sesaat yang terekam oleh citra sehingga garis pantai akan berbeda antar perekaman. Kajian ini akan membahas bagaimana penentuan garis pantai dengan mengunakan metode gabungan terestris dan penginderaan jauh (data citra) dengan memperhatikan waktu perekaman dan tinggi air sesaat. Citra satelit yang digunakan adalah Landsat-8 dan pengukuran terestris menggunakan metode GNSS (Global Navigation Satelite System). Hasil yang diharapkan adalah metode hibrid dalam penentuan garis pantai sehingga dapat digunakan dalam produksi peta pada wilayah pesisir.
Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Alesheikh, A. A., Ghorbanali, A. and Nouri, N. (2007) ‘Coastline change detection using remote sensing’, International Journal of Environmental Science and Technology, 4(1), pp. 61–66. doi: 10.1007/BF03325962
  2. Alesheikh, A A, Ghorbanali, A. and Nouri, N. (2007) ‘Coastline change detection using remote sensing’, International Journal of Environmental Science & Technology, 4(1), pp. 61–66. doi: 10.1007/BF03325962
  3. ANTARA (2015) ‘Garis pantai Indonesia terpanjang kedua di dunia - ANTARA News’, ANTARANEWS. Available at: https://www.antaranews.com/berita/487732/garis-pantai-indonesia-terpanjang-kedua-di-dunia (Accessed: 15 October 2019)
  4. Badan Standardisasi Nasional (2010) SNI 7646-2010 Survei Hidrografi
  5. BIG, (Badan Informasi Geospasial) (2014) Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial: No 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar. Indonesia
  6. Boak, E. H. and Turner, I. L. (2005) ‘Shoreline Definition and Detection: A Review’, Journal of Coastal Research, 214(214), pp. 688–703. doi: 10.2112/03-0071.1
  7. Ekercin, S. (2007) ‘Coastline Change Assessment at the Aegean Sea Coasts in Turkey Using Multitemporal Landsat Imagery’, Journal of Coastal Research, 233(3), pp. 691–698. doi: 10.2112/04-0398.1
  8. Li, X. and Damen, M. C. J. (2010) ‘Coastline change detection with satellite remote sensing for environmental management of the Pearl River Estuary, China’, Journal of Marine Systems. Elsevier B.V., 82(SUPPL.), pp. S54–S61. doi: 10.1016/j.jmarsys.2010.02.005
  9. Poerbandono, D. and Djunarsjah, E. (2005) Survei Hidrografi. Refika Aditama. Bandung
  10. Roy, D. P. et al. (2014) ‘Remote Sensing of Environment Landsat-8 : Science and product vision for terrestrial global change research’, Remote Sensing of Environment. Elsevier B.V., 145, pp. 154–172. doi: 10.1016/j.rse.2014.02.001
  11. Sandeep Thakur, Debashrita Dey, Papita Das, Pb Ghosh, T. De (2018) ‘Shoreline change detection using Remote Sensing in the

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.