POTENSI RHIZOBAKTERI DARI TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea var. capitata L.) DAERAH GETASAN SEMARANG SEBAGAI AGEN BIOBAKTERISIDA TERHADAP PATOGEN Xanthomonas campestris

*Maya Fitriana Ilul Fahmi  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Anto Budiharjo  -  Universitas Diponegoro, Indonesia
Agung Suprihadi  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Rhizobakteri merupakan bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman, tidak menimbulkan efek negatif pada tanaman inangnya, dan diketahui dapat berperan sebagai agen biobakterisida. Penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan patogen tanaman dapat digantikan dengan memanfaatkan rhizobakteri. Tujuan penelitian ini ialah mengisolasi rhizobakteri dari tanaman kubis di daerah Getasan, Semarang serta menguji kemampuan isolat tersebut untuk menghambat pertumbuhan koloni patogen Xanthomonas campestris penyebab penyakit busuk hitam pada kubis secara in vitro. Penelitian ini dilakukan dengan isolasi rhizobakteri, karakterisasi isolat bakteri secara morfologi, uji antibakteri, identifikasi secara molekuler dengan 16S rRNA, dan uji konfirmasi biokimia. Hasil isolasi diperoleh tujuh belas isolat rhizobakteri dan terdapat empat isolat yang memiliki potensi sebagai agen biobakterisida terhadap patogen X. campestris. Isolat tersebut adalah K.1, K.3, K.9 dan K.12. Isolat K.9 memiliki daya hambat terbesar terhadap X. campestris yaitu 12,6 mm. Isolat ini diidentifikasi secara molekuler sebagai Bacillus cereus strain BF15. Hasil uji konfirmasi morfologi dan biokimia menunjukkan bahwa isolat K.9 merupakan bakteri gram positif berbentuk basil, dapat membentuk endospora, positif terhadap hidrolisis pati, fermentasi glukosa, bersifat motil serta hidup pada kondisi aerob dan negatif terhadap fermentasi arabinosa dan manitol.
Fulltext View|Download
Article Info
Section: Articles
Language : ID
Recent articles
Deteksi Gen tlh dan tdh pada Bakteri Vibrio parahaemolyticus dari Air Tambak Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) di Kabupaten Rembang POTENSI RHIZOBAKTERI DARI TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea var. capitata L.) DAERAH GETASAN SEMARANG SEBAGAI AGEN BIOBAKTERISIDA TERHADAP PATOGEN Xanthomonas campestris EKSPLORASI RHIZOBAKTERI INDIGENOUS TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frustescens Linn.) DARI PERTANIAN SEMI ORGANIK DESA BATUR KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI AGEN HAYATI PENGENDALI PERTUMBUHAN JAMUR Fusarium oxysporum f.sp capsici More recent articles
  1. Ausubel, F.M., R. Brent, R.E. Kingston, D.D. Moore, J.G. Seidman, J.A. Smith & K
  2. Struhl. 1998. Current Protocols in Molecular Biology. John Willey & Son,
  3. Canada
  4. Bottger, E.C. 1996. Approachs for Identification of Microorganism. ASM News. 62:227-250
  5. Clark, W. & K. Christopher. 2008. An Introduction to DNA : Spechtrophotometry,
  6. Degradation and the “Frangekel” Experimen http://www.zoo.utoronto.ca/
  7. Diakses 30 Juni 2014
  8. Dewi, F.K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, Linnaeus) terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta
  9. Direktorat Jenderal Hortikultura. 2013. Perkembangan Produksi Tanaman Sayuran Periode 2008 – 2012. http://holtikultura.deptan.go.id/. Diakses
  10. tanggal 25 Oktober 2013
  11. Direktorat Perlindungan Hortikultura. 2013. Busuk Hitam. www.ditlin.hortikultura.deptan.go.id. Diakses tanggal 18 November 2013
  12. Holt, J.G., N.R. Krieg, P.H.A. Sneat, J.T. Staley & S.T. Williams. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Lippincott
  13. Williams & Wikins Company, Baltimore, U.S.A. Hyronimus, B., C.L. Marrec & M.C. Urdaci. 1998. Coagulin, a Bacteriocin like Inhibitory Substance Produced by Bacillus coagulans I4. Applied Microbiology 85: 42- 50
  14. Jack, R.W., J.R. Tagg & B. Ray. 1995. Bacteriosin of Gram positive bacteria
  15. Microbiology Rev. 59(2): 171-200
  16. Kennedy I.R., A.T.M.A. Choudhury & M.L. Kecskés. 2004. Non-symbiotic bacterial
  17. diazotrophs in cropfarming systems: can their potential for plant growth
  18. promotion be better exploited. Soil Biology and Biochemistry 36 : 1229–1244
  19. Ko, S.H. & C. Ahn. 2000. Bacteriocin production by Lactococcus lactis KCA2386 isolated from White Kimchi. Food Sci
  20. Biotehnology 9(4):263-269. Martinez, B., A. Rodriquez & J.E. Suarez. 2000
  21. Lactococcin 972, a bacteriocin that inhibits septum formation in Lactococci
  22. Microbiology 146:949-955
  23. Martirani, L., M. Varcamonti, G. Naclerio & M. De Felice. 2002. Purification and Partial characterization of Bacillon 490, a novel bacteriocin produced by thermophillic strain of Bacillus licheniformis. Microbiology Cell Fact 1(1):1
  24. Montville, T.J. & y. Chen. 1998. Mechanistis action of pediocin and nisin: recent progress and unresolved questions. Applied Microbiology Biotehnology 50(5):511-519
  25. Oscariz, J.C. & A.G. Pisabarro. 2000. Characterization and Mechanism of Action
  26. of Cerein 7, a Bacteriocin Produced by Bacillus cereus Bc 7. Applied Microbiology 89: 361-369
  27. Paik, H.D., S.S. Bae & S.H. Park. 1997. Identicfication and Partial Characterization of Tochinin a Bacterion Produced by Bacillus thuringiensis subsp. Tochingiensis
  28. Industry Microbiology Biotehnology 19: 294-298. Pracaya. 2001. Kol alias Kubis Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya
  29. . 2003. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Jakarta: Penebar
  30. Swadaya
  31. Radjasa, O.K., T. Mrtens, H.P. Grossart, T. Brinkoff, A. Sabdono & M. Simon. 2001
  32. Characterization of psychotrophilic bacteria in the surface and deep-sea waters from northwestern Pacific Ocean based on 16S ribosomal DNA approach. Mar. Biotechnol. 3:454-462
  33. Rostinawati, T. 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar. Penelitian Mandiri. Universitas Padjadjaran, Bandung
  34. Sablon, E., B. Contreras & E. Vandamme. 2000. Antimicrobial peptides of lactic acid bacteria: Made of action, genetics and biosynthesis. Adv Biochem Eng Biotehnol. 68:21-60
  35. Sastrosiswojo S., S.T. Uhan & R. Sutarya. 2005. Penerapan Teknologi PHT pada Tanaman Kubis. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran
  36. Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
  37. Sridhar, P.N. 2010. Anatomy of Bacteria cell. http://www.microrao.com. Diakses tanggal 19 Agustus 2014
  38. Stein T., S. Dusterhus, A. Stroh & K.D. Entian. 2004. Subtilosin production by two Bacillus subtillis subspecies and variance of the sbo- alb cluster. Applied
  39. Microbiology 70:2349-2353. Environmental
  40. Syamsuddin & M. A. Ulin. 2013. Daya Hambat Rhizobakteri Kandidat Agens Biokontrol Terhadap Pertumbuhan Koloni Patogen Phytopthora capsici Secara In Vitro. Floratek 8 : 64-72
  41. Tagg, J.R. 1976. Bacteriocins of Gram positive bacteria. Bacteriology Review 40: 722-756
  42. Ulya, J. 2009. Kemampuan Penghambatan Streptomyces spp. Terhadap Mikroba
  43. Patogen Tular Tanah pada beberapa Kondisi Pertumbuhan: Jenis Media, Waktu
  44. Produksi, pH, dan Suhu. Tesis.Institut Pertanian Bogor, Bogor
  45. Walangadi, D. 2000. Kebijaksanaan pengaturan residu pestisida: implentasinya
  46. pada komoditi hortikultura (tesis). Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
  47. Waish, P.S., D.A. Metzger, R. Higuchi. 1991. Chelex 100 as a medium for simple
  48. extraction of DNA for PCR-based typing from forensic material. Biotechniques, 10: 506-513
  49. Wijaya, G.S.J. 2013. Struktur Genetik dan Filogenetik Ikan Tuna (Thunnus spp.) di TPI Tanjung Luar, Lombok Berdasarkan DNA Mitokondria. Skripsi. Institut
  50. Pertanian Bogor, Bogor
  51. Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.