BibTex Citation Data :
@article{27607, author = {Himmatul Ulya and Sri Darmanti and Rejeki Ferniah}, title = {RESPONS FISIOLOGI TANAMAN CABAI TERHADAP INFEKSI Fusarium oxysporum PADA UMUR TANAMAN YANG BERBEDA}, journal = {Berkala Bioteknologi}, volume = {3}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Cabai merah merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang dibudidayakan di Indonesia, salah satunya kultivar Lembang 1. Salah satu kendala dalam budidaya tanaman cabai merah adalah penyakit layu fusarium. Layu fusarium diakibatkan oleh infeksi fungi Fusarium oxysporum yang menyebabkan kerusakan struktur pembuluh xylem, sehingga mengganggu penyerapan air dan unsur hara. Tanaman akan mengalami defisiensi air dan unsur hara dan dapat menurunkan pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons fisiologi tanaman cabai kultivar Lembang-1 yang diinfeksi F.oxysporum pada umur tanaman yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah infeksi F.oxysporum. Faktor kedua adalah umur tanaman cabai saat infeksi, yaitu 35 dan 75 hari setelah tanam. Masing- masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah panjang dan lebar porus stomata, kadar air relatif daun, kadar pigmen fotosintesis yang meliputi klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid, dan pertumbuhan relatif yang meliputi tinggi batang, panjang akar, dan bobot segar yang dianalisis dengan Analysis of Variance (Anova) dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf uji 5%, serta penghitungan jumlah daun setiap lima hari, luas daun setiap dua puluh hari, dan jumlah daun gugur setiap lima hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman cabai yang diuji dengan F.oxysporum pada umur 35 hari setelah tanam lebih responsif untuk beradaptasi terhadap infeksi fungi F.oxysporum. Respon fisiologinya berupa penyempitan lebar porus stomata sebesar 31,2%, penurunan kadar pigmen klorofil dan karotenoid sebesar 18%, penurunan tinggi batang 10,4% dan penurunan panjang akar 15,9%. }, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/bb/article/view/27607} }
Refworks Citation Data :
Cabai merah merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang dibudidayakan di Indonesia, salah satunya kultivar Lembang 1. Salah satu kendala dalam budidaya tanaman cabai merah adalah penyakit layu fusarium. Layu fusarium diakibatkan oleh infeksi fungi Fusarium oxysporum yang menyebabkan kerusakan struktur pembuluh xylem, sehingga mengganggu penyerapan air dan unsur hara. Tanaman akan mengalami defisiensi air dan unsur hara dan dapat menurunkan pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons fisiologi tanaman cabai kultivar Lembang-1 yang diinfeksi F.oxysporum pada umur tanaman yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah infeksi F.oxysporum. Faktor kedua adalah umur tanaman cabai saat infeksi, yaitu 35 dan 75 hari setelah tanam. Masing- masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah panjang dan lebar porus stomata, kadar air relatif daun, kadar pigmen fotosintesis yang meliputi klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid, dan pertumbuhan relatif yang meliputi tinggi batang, panjang akar, dan bobot segar yang dianalisis dengan Analysis of Variance (Anova) dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf uji 5%, serta penghitungan jumlah daun setiap lima hari, luas daun setiap dua puluh hari, dan jumlah daun gugur setiap lima hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman cabai yang diuji dengan F.oxysporum pada umur 35 hari setelah tanam lebih responsif untuk beradaptasi terhadap infeksi fungi F.oxysporum. Respon fisiologinya berupa penyempitan lebar porus stomata sebesar 31,2%, penurunan kadar pigmen klorofil dan karotenoid sebesar 18%, penurunan tinggi batang 10,4% dan penurunan panjang akar 15,9%.
Last update: