BibTex Citation Data :
@article{tataloka1274, author = {Lamidi Lamidi and Santun Sitorus and Bambang Pramudya and Khursatul Munibah}, title = {PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA SERANG, PROVINSI BANTEN}, journal = {TATALOKA}, volume = {20}, number = {1}, year = {2017}, keywords = {Perubahan Penggunaan Lahan; Prediksi Penggunaan Lahan}, abstract = { Abstrak : Kota Serang mengalami perubahan fungsi dalam waktu relatif sangat singkat. Semula Serang merupakan kota kecamatan. Pada Tahun 2000, saat Provinsi Banten mekar dari Provinsi Jawa Barat, Serang berubah menjadi ibukota provinsi Banten. Pada Tahun 2007, Serang berubah lagi menjadi kota otonom. Perubahan tatus dari bukan kota menjadi kota berakibat pada perubahan orientasi pembangunan wilayah dari perdesaan menjadi perkotaan, sehingga lahan pertanian beririgasi teknsi yang subur terancam terkonversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan kota Serang sebelum menjadi ibukota provinsi Banten, setelah menjadi ibukota provinsi Banten dan setelah menjadi kota otonom, dan memprediksi perubahan penggunaan lahan kota Serang hingga Tahun 2030 saat berakhirnya RTRW. Perubahan penggunaan lahan dianalisis melalui metode tumpang susun peta penggunaan lahan tahun 1993-2000, tahun 2000-2007, dan 2007-2016. Prediksi perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak NetLogo Versi 5.3.1 dengan transisi perubahan penggunaan lahan tahun 2000-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lahan sawah secara terus menerus mengalami pengurangan, dan sebaliknya lahan permukiman mengalami peningkatan. Laju perubahan pada Tahun 1993-2000 lebih tinggi dibandingkan dengan periode Tahun2000-2007 dan Tahun 2007-2016. Pada Tahun 2030 luas lahan sawah akan tersisa 6.679,85 ha dan lahan permukiman berkembang menjadi 6.316,96 ha. Bila tidak dilakukan pengendalian, lahan sawah diperkirakan akan habis terkonveri pada tahun 2068. }, issn = {2356-0266}, pages = {65--74} doi = {10.14710/tataloka.20.1.65-74}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/tataloka/article/view/1274} }
Refworks Citation Data :
Abstrak : Kota Serang mengalami perubahan fungsi dalam waktu relatif sangat singkat. Semula Serang merupakan kota kecamatan. Pada Tahun 2000, saat Provinsi Banten mekar dari Provinsi Jawa Barat, Serang berubah menjadi ibukota provinsi Banten. Pada Tahun 2007, Serang berubah lagi menjadi kota otonom. Perubahan tatus dari bukan kota menjadi kota berakibat pada perubahan orientasi pembangunan wilayah dari perdesaan menjadi perkotaan, sehingga lahan pertanian beririgasi teknsi yang subur terancam terkonversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan kota Serang sebelum menjadi ibukota provinsi Banten, setelah menjadi ibukota provinsi Banten dan setelah menjadi kota otonom, dan memprediksi perubahan penggunaan lahan kota Serang hingga Tahun 2030 saat berakhirnya RTRW. Perubahan penggunaan lahan dianalisis melalui metode tumpang susun peta penggunaan lahan tahun 1993-2000, tahun 2000-2007, dan 2007-2016. Prediksi perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak NetLogo Versi 5.3.1 dengan transisi perubahan penggunaan lahan tahun 2000-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lahan sawah secara terus menerus mengalami pengurangan, dan sebaliknya lahan permukiman mengalami peningkatan. Laju perubahan pada Tahun 1993-2000 lebih tinggi dibandingkan dengan periode Tahun2000-2007 dan Tahun 2007-2016. Pada Tahun 2030 luas lahan sawah akan tersisa 6.679,85 ha dan lahan permukiman berkembang menjadi 6.316,96 ha. Bila tidak dilakukan pengendalian, lahan sawah diperkirakan akan habis terkonveri pada tahun 2068.
Article Metrics:
Last update:
As an article writer, the author has the right to use their articles for various purposes, including use by institutions that employ authors or institutions that provide funding for research. Author rights are granted without special permission.
Author who publishes a paper at Tataloka has the broad right to use their work for teaching and scientific purposes without the need to ask permission, including: used for (i) teaching in the author's class or institution, (ii) presentation at meetings or conferences and distributing copies to participants ; (iii) training conducted by the author or author's institution; (iv) distribution to colleagues for research use; (v) use in the compilation of subsequent authors' works; (vi) inclusion in a thesis or dissertation; (vi) reuse of part of the article in another work (with citation); (vii) preparation of derivative works (with citation); (viii) voluntary posting on open websites operated by authors or author institutions for scientific purposes.
Authors and readers can copy and redistribute material in any media or format, and mix, modify, and build material for any purpose but they must provide appropriate credit (provide article citation or content), providing links to the license, and indicate if there are changes.
The authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Jurnal Tataloka . Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations.
Reproduce any part of this journal, its storage in the database or its transmission by all forms or media is permitted does not need for written permission from Tataloka . However, it should be cited as an honor in academic manners
Tataloka and the Department of Urban and Regional Planning of Diponegoro University and the Editor make every effort to ensure that there are no data, opinions, or false or misleading statements published in Tataloka. However, the content of the article is the sole and exclusive responsibility of each author.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form - Indonesian] [Copyright Transfer Form - English]. The copyright form should be signed originally and send to the Editor in the form of printed letters, scanned documents sent via email or fax.