Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{SAT6876, author = {Asriani Dewi and Sri Rejeki and Titik Susilowati}, title = {PENGARUH KEPADATAN UDANG WINDU YANG BERBEDA PADA KONSEP IMTA (INTEGRATED MULTITROPHIC AQUACULTURE) TERHADAP RASIO C/N DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA}, journal = {Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture}, volume = {4}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Budidaya udang windu dengan sistem IMTA yaitu mengkombinasikan dua atau tiga komoditas budidaya, dimana limbah nutrisi/pakan dari hewan tingkat tinggi dikonsumsi oleh hewan tingkat rendah. Budidaya sistem IMTA saat ini belum banyak diketahui nilai C/N dalam memenuhi persyaratan yang optimal. Bakteri heterotrof di perairan akan tumbuh dengan baik apabila rasio C/N bernilai 10 atau lebih. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis rasio C/N dalam air pada budidaya dengan sistem IMTA ( Integrated Multitrophic Aquaculture ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan udang windu terhadap rasio C/N dalam air dan mengetahui kepadatan udang windu yang optimal untuk menghasilkan rasio C/N pada lingkungan budidaya. Udang windu dengan stadia PL-30 (0.092±0,84 cm) dibudidayakan pada sistem IMTA dengan menggunakan ikan nila dengan kepadatan 20 ekor/m 3 (0.69±0,3 cm), rumput laut dengan kepadatan 100 g/m 2 dan kerang hijau dengan kepadatan 90 g/m 2 (3,32±0,79 cm). Pakan udang windu yang digunakan memiliki kandungan protein 40% dengan metode pemberian pakan secara fix feeding rate. Pakan ikan nila yang digunakan memiliki kandungan protein 30% dengan metode pemberian pakan yang diberikan secara ad satiation. Wadah yang digunakan adalah menggunakan bak fiber dengan ukuran panjang 1 m 2 dan lebar 1 m 2 dan kedalaman air 0,7 m 2 . Media yang digunakan untuk membuat sebuah ekosistem yang menyerupai ekosistem tambak ditambahkan substrat berupa pasir berlumpur. Substrat berupa lumpur berpasir mengacu pada penelitian. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Kepadatan yang digunakan yaitu perlakuan A (tanpa udang), B (60), C (80), dan D (100). Data yang diamati adalah rasio C/N, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan kelulushidupan (SR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan udang windu yang berbeda pada sistem IMTA berpengaruh (P<0,05) terhadap kelulushidupan tetapi tidak berpengaruh terhadap rasio C/N dan laju pertumbuhan spesifik. Perlakuan kepadatan udang windu 60, 80 dan 100 ekor mempunyai hasil rasio C/N yang baik dalam persyaratan rasio C/N air. Kata Kunci : IMTA, Kepadatan, Rasio C/N, Udang windu. }, issn = {2621-0525}, pages = {148--155} doi = {10.14710/jphtcr.v%vi%i.6876}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/sat/article/view/6876} }
Refworks Citation Data :
Budidaya udang windu dengan sistem IMTA yaitu mengkombinasikan dua atau tiga komoditas budidaya, dimana limbah nutrisi/pakan dari hewan tingkat tinggi dikonsumsi oleh hewan tingkat rendah. Budidaya sistem IMTA saat ini belum banyak diketahui nilai C/N dalam memenuhi persyaratan yang optimal. Bakteri heterotrof di perairan akan tumbuh dengan baik apabila rasio C/N bernilai 10 atau lebih. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis rasio C/N dalam air pada budidaya dengan sistem IMTA (Integrated Multitrophic Aquaculture). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan udang windu terhadap rasio C/N dalam air dan mengetahui kepadatan udang windu yang optimal untuk menghasilkan rasio C/N pada lingkungan budidaya. Udang windu dengan stadia PL-30 (0.092±0,84 cm) dibudidayakan pada sistem IMTA dengan menggunakan ikan nila dengan kepadatan 20 ekor/m3 (0.69±0,3 cm), rumput laut dengan kepadatan 100 g/m2 dan kerang hijau dengan kepadatan 90 g/m2 (3,32±0,79 cm). Pakan udang windu yang digunakan memiliki kandungan protein 40% dengan metode pemberian pakan secara fix feeding rate. Pakan ikan nila yang digunakan memiliki kandungan protein 30% dengan metode pemberian pakan yang diberikan secara ad satiation. Wadah yang digunakan adalah menggunakan bak fiber dengan ukuran panjang 1 m2dan lebar 1 m2dan kedalaman air 0,7 m2. Media yang digunakan untuk membuat sebuah ekosistem yang menyerupai ekosistem tambak ditambahkan substrat berupa pasir berlumpur. Substrat berupa lumpur berpasir mengacu pada penelitian. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Kepadatan yang digunakan yaitu perlakuan A (tanpa udang), B (60), C (80), dan D (100). Data yang diamati adalah rasio C/N, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan kelulushidupan (SR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan udang windu yang berbeda pada sistem IMTA berpengaruh (P<0,05) terhadap kelulushidupan tetapi tidak berpengaruh terhadap rasio C/N dan laju pertumbuhan spesifik. Perlakuan kepadatan udang windu 60, 80 dan 100 ekor mempunyai hasil rasio C/N yang baik dalam persyaratan rasio C/N air.
Kata Kunci : IMTA, Kepadatan, Rasio C/N, Udang windu.
Article Metrics:
Last update:
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture (e-ISSN: 2621-0525) is published by Aquaculture Department, Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro University
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats