Department of Aquaculture, Diponegoro University, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{SAT12575, author = {Hani Nuraini and Sri Rejeki and Rosa Amalia and Lestari Widowati and Restiana Wisnu}, title = {Pengaruh Perbedaan Metode Budidaya dan Asal Bibit Terhadap Pertumbuhan Gracilaria verrucosa yang Dibudidayakan di Tambak Desa Tambakbulusan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak}, journal = {Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture}, volume = {6}, number = {1}, year = {2022}, keywords = {}, abstract = { RINGKASAN Rumput laut ( Gracilaria verrcosa ) merupakan jenis yang dapat dibudidayakan di tambak, meskipun habitat awalnya berasal dari laut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode dan lokasi asal bibit G. verrucosa . yang berbeda terhadap pertumbuhan G. verrucosa ditambak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - November 2020 di Desa Tambakbulus Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode longline , broadcast , dan off- bottom . Bibit G. verrucosa berasal dari Tambak Demak, Semarang dan Brebes, 3 wilayah tersebut merupakan pusat pembudidaya yang menyediakan G. verrcosa di wilayah Jawa Tengah. Metode yang digunakan yaitu metoda eksperimental. Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu RAL (Rancangan Acak Lengkap) 2 faktorial. 2 faktor tersebut yaitu faktor pertama: asal bibit (A): AS (Semarang); AD (Demak); AB (Brebes). Faktor kedua: metoda budidaya (L, O, B): L (longline); O (off-bottom); B (broadcast). Sehingga didapatkan 9 perlakuan: ASL, ASB, ASO, ADL, ADB, ADL, ABL, ABB, ABO, masing-masing perlakuan diulang 12 kali ulangan. Bibit G. verrucosa yang digunakan diawal pemeliharaan yaitu sebanyak 100 gram untuk masing – masing perlakuan dan pengulangan. Data yang dikumpulkan meliputi: pertumbuhan G. verrucosa selama pemeliharaan. Nilai SGR (Specific Growth Rate) dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitan menunjukkan bahwa asal bibit dan metoda budidaya yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap SGR, SGR tertinggi yaitu pada perlakuan ASL (bibit Semarang, metoda longline) sebesar 1.67±0.22%/hari dan terendah yaitu pada perlakuan ABO (bibit Brebes, metoda broadcast) sebesar 0.52±0.14%/hari. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air yang diperoleh selama penelitian bahwa kualitas air pada lokasi penelitian masih dalam kisaran optimal untuk menunjang pertumbuhan G. verrucosa . Kualitas air DO berkisar 3.4-8.4, suhu ( o C) berkisar 25-32.9, pH berkisar 7.4-8.7, salinitas (ppt) berkisar 25-32.9, nitrat (mg/l) berkisar 1.2-2.1, nitrit (mg/l) berkisar 0.01-0.016, fosfat (mg/l) berkisar 0.12-0.5, amoniak (mg/l) berkisar 0.03-0.4. Kata kunci: Gracilaria verrucosa , asal bibit, metode budidaya, SGR (Specific Growth Rate). }, issn = {2621-0525}, pages = {88--95} doi = {10.14710/sat.v6i1.12575}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/sat/article/view/12575} }
Refworks Citation Data :
RINGKASAN
Rumput laut (Gracilaria verrcosa) merupakan jenis yang dapat dibudidayakan di tambak, meskipun habitat awalnya berasal dari laut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode dan lokasi asal bibit G.verrucosa. yang berbeda terhadap pertumbuhan G.verrucosa ditambak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - November 2020 di Desa Tambakbulus Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode longline, broadcast, dan off- bottom. Bibit G.verrucosa berasal dari Tambak Demak, Semarang dan Brebes, 3 wilayah tersebut merupakan pusat pembudidaya yang menyediakan G.verrcosa di wilayah Jawa Tengah. Metode yang digunakan yaitu metoda eksperimental. Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu RAL (Rancangan Acak Lengkap) 2 faktorial. 2 faktor tersebut yaitu faktor pertama: asal bibit (A): AS (Semarang); AD (Demak); AB (Brebes). Faktor kedua: metoda budidaya (L, O, B): L (longline); O (off-bottom); B (broadcast). Sehingga didapatkan 9 perlakuan: ASL, ASB, ASO, ADL, ADB, ADL, ABL, ABB, ABO, masing-masing perlakuan diulang 12 kali ulangan. Bibit G.verrucosa yang digunakan diawal pemeliharaan yaitu sebanyak 100 gram untuk masing – masing perlakuan dan pengulangan. Data yang dikumpulkan meliputi: pertumbuhan G.verrucosa selama pemeliharaan. Nilai SGR (Specific Growth Rate) dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitan menunjukkan bahwa asal bibit dan metoda budidaya yang berbeda berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap SGR, SGR tertinggi yaitu pada perlakuan ASL (bibit Semarang, metoda longline) sebesar 1.67±0.22%/hari dan terendah yaitu pada perlakuan ABO (bibit Brebes, metoda broadcast) sebesar 0.52±0.14%/hari. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air yang diperoleh selama penelitian bahwa kualitas air pada lokasi penelitian masih dalam kisaran optimal untuk menunjang pertumbuhan G.verrucosa. Kualitas air DO berkisar 3.4-8.4, suhu (oC) berkisar 25-32.9, pH berkisar 7.4-8.7, salinitas (ppt) berkisar 25-32.9, nitrat (mg/l) berkisar 1.2-2.1, nitrit (mg/l) berkisar 0.01-0.016, fosfat (mg/l) berkisar 0.12-0.5, amoniak (mg/l) berkisar 0.03-0.4.
Kata kunci: Gracilaria verrucosa, asal bibit, metode budidaya, SGR (Specific Growth Rate).
Article Metrics:
Last update:
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture (e-ISSN: 2621-0525) is published by Aquaculture Department, Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro University
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats