skip to main content

Peran Perempuan Dalam Strategi Penanggulangan Banjir Di Kelurahan Sampangan Dan Bendan Dhuwur Semarang


Citation Format:
Abstract

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman yang dilakukan penulis dalam kegiatan pendampingan Building Resilience through the Integration of Gender and Empowerment (BRIGE). Program ini didanai oleh MERCYCORPS dan dilaksanakan secara serial di 6 kelurahan di Kota Semarang, dalam waktu 1 Oktober – 13 November 2016. Kelurahan Sampangan dan Bendan Dhuwur merupakan salah dua kelurahan yang didapati mempunyai karakteristik yang unik untuk dipelajari terkait dengan peran perempuan dalam strategi penanggulangan banjir. Analisis gender digunakan  sebagai metode analisis, yang meliputi  (a) bagaimana tanggung jawab dan kewajiban yang diemban, (b) akses terhadap sumber daya, (c) proses pengambilan keputusan, (d) mobilitas waktu, (e)norma sosial dan budaya yang dianut, (f) institusi dan kebijakan yang berlaku.

Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukenali ada 2 jenis pola peran perempuan terkait dengan perannya dan kedudukannya dalam keluarga inti. Pola pertama berhubungan dengan  perannya sebagai agen penguatan kapasitas kelompok/organisasi perempuan.  Pola kedua terkait pada aset individu yang mendominasi dasar pengambilan keputusan serta akses terhadap sumber daya. Disamping itu, diketahui pula bahwa terjadinya perbedaan pola peran perempuan juga terkait dengan jenis hubungan sosial yang terjadi di masyarakat. Tingkat hubungan kekeluargaan di Kelurahan Bendan Dhuwur terbukti cenderung lebih tidak akrab/guyub dibandingkan dengan Kelurahan Sampangan.

Fulltext View|Download
Keywords: peran; perempuan; banjir; pembangunan kapasitas

Article Metrics:

  1. Alghaasyiyah, Nauri. 2014. Kontribusi Wanita Pemulung dalam MendukungPerekonomian Keluarga (Skripsi). Bengkulu: Universitas Bengkulu
  2. Wulansari, Puji. 2011. Peran Ganda Perempuan dalam Keluarga Nelayan.Semarang: Universitas Negeri Semarang
  3. Dharmawan. AH. 2007. Sistem Penghidupan dan Nafkah Pedesaan: Pandangan Sosiologi Nafkah (Livelihood Sociology) Mazhab Barat dan Mazhab Bogor
  4. Matachi, Atsushi. 2006.Capacity Building Framework, United Nations Economic Commission for Africa P.O.Bo x 3001, Addis Ababa, Ethiopia
  5. Juni 2001. Bappenas. Indikator Gender untuk Perencanaan Pembangunan. Diambil dari http://www.bappenas.go.id/files/2513/8146/2080/buku-2-indikator-gender-untuk-perencanaan-pembangunan__20130712144305__3833__0.pdf
  6. Murtakhamah, Titin. Pentingnya Pengarustamaan Gender dalam Program Pengurangan Resiko Bencana.Welfare, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial.Vol 2 No 1 JUni 2013
  7. Suarez-Balcazar, Yolanda. 2008. Capacity Building and Empowerment : A panacea and challenge for agency-university engangement. Gateways : International Journal of Community Research and Engagement. No 1 : 179-196
  8. Haryono, Tri Joko Sri et al. Juli 2012. Model Strategi Mitigasi Berbasis Kepentingan Perempuan pada Komunitas Survivor di Wilayah Rawan Banjir. Media Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol 25 No 3 Universitas Airlangga
  9. Demetriades, Justina and Esplen, Emily. The Gender Dimensions of Poverty and Climate Change Adaptation. Institute of Development Studies Bulletin Vol 39 no 4 September 2008
  10. Kabeer, Naila and Huq, Lopita. The Power of Relationships: Love and Solidarity in a Landless Women’s Organisation in Rural Bangladesh. Institute of Development Studies Bulletin Vol 41 no 2 March 2010
  11. Amaratunga, Dilanthi. October 2014. Capacity Building Framework for Disaster Risk Reduction.University of Salford, Manchester.Diambil dari
  12. http://www.salford.ac.uk/__data/assets/pdf_file/0008/394532/Capacity-building-framework-for-Disaster-Risk-Reduction.pdf
  13. Liberato et al. Measuring capacity building in communities : a review of the literarture. BMC Public Health. 2011, 11 : 850. http://www.biomedicentral.com/1471-2458/11/850
  14. Crisp, Beth R. Four approaches to capacity building in health: consequences for measurement and accountability. 2000. Health Promotion International Vol 15 No 2. Oxford University Press
  15. Magnus, Hagelsteen and Per, Becker. Forwarding a Challenging Task: Seven Elements for Capacity Development for Disaster Risk reduction. GRF Davos Planet@Risk. April 2014. Vol 2 No 2
  16. RECOFTC. Januari 2014. Gender dalam REDD. Bangkok
  17. Rostanty, Mayaet Mayaet al. Ekstraksi Pengalaman Melaksanakan Kebijakan PPRG di Daerah. Policy Brief Sesi 2. Editor Novi Anggraini. Mei 2012. PATTIRO
  18. Arora-Jonsson, Seema. 2011. Virtue and Vulnerability : discources on women,gender and climate change. Global Environment Change. Vol 21 :744-751
  19. IRDEM and Mercy Corps Indonesia. Desember 2016. Gender Assessment Report: Building Resilience through Integrated Gender Empowerment (BRIGE). Gender Assessment Report on Zurich Program in the City of Semarang, Indonesia
  20. Darwin, Muhadjir (Eds). (1998). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. W.Dunn. (Trans). Pittsburgh: Prentice-Hall,Inc. (Original Work Published. 1981/1994)
  21. Bappenas. 2012. Buku 5 : Gender dalam Perencanaan dan Pembangunan Nasional
  22. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Perencanaan Mitigasi Bencana
  23. Yuliani, Sri et al. September 2015. Policy Brief. Mengurangi Tingkat Kerentanan Bencana Melalui Kebijakan MItigasi Berbasis kebutuhan Gender : Studi di Provinsi Jawa Tengah. UNS Solo

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.